- Warsidi mengenang memori saat ikut membantu Persija Jakarta juara Liga Indonesia pada 2001.
- Dalam pandangan Warsidi, situasi tim sangat kondusif dan jadi kunci Persija meraih gelat juara.
- Sebagai salah satu pemain muda, Warsidi sama sekali tak canggung karena dirangkul pemain senior.
SKOR.id - Saat menjadi juara Liga Indonesia 2001, skuad Persija Jakarta bisa dibilang memiliki komposisi tim paling lengkap dibanding tim lainnya.
Dari lini belakang hingga depan, pasukan Macan Kemayoran diisi oleh sejumlah pemain top yang dipadukan dengan beberapa bakat muda potensial.
Berita Persija Lainnya: Evan Dimas, Idola Baru Eks-Pemain Tengah Persija Jakarta Ini
Bahkan, lini belakang Persija disebut sebagai yang terbaik. Sepanjang babak penyisihan Wilayah Barat, gawang Persija hanya koyak 18 kali dari 26 pertandingan.
Kala itu lini belakang Persija diperkuat nama-nama tenar seperti Nuralim, Budiman Yunus, Antonio Claudio, Joko Kuspito, Aris Indarto, Anang Ma’ruf, dan Warsidi.
Meskipun diisi banyak pemain dengan nama besar dan kualitas pemain yang mumpuni, Warsidi jadi salah satu pilar paling muda yang memiliki kesan baik.
Sebagai pemain muda, saat itu Warsidi menikmati kondisi tim yang kemudian mendongkrak perkembangannya sebagai salah satu bek masa depan.
“Mungkin yang paling diingat saat itu saya masuk dan banyak diisi pemain bagus di semua lini," cerita Warsidi mengenang kisahnya, Senin (18/5/2020).
"Namun, positifnya seluruh pemain kompak saat itu. Saya juga termotivasi karena banyak pemain bagus di dalam tim,” ia menambahkan.
Warsidi menambahkan, kondisi internal Persija di tahun itu juga sangat positif. Menurutnya, saat itu tidak ada jarak antara pemain junior maupun senior.
Semua saling dukung dan saling dekat satu sama lain. Tak heran, jika lingkungan tim yang kondusif menjadi faktor kuat Persija merangkai trofi pada akhir musim.
Berita Persija Lainnya: Rohit Chand: Hati dan Pikiran Saya Hanya Ada Persija
“Para pemain senior juga sering memberikan masukan kepada pemain junior jika ada permainan yang salah," Warsidi menjelaskan.
"Tidak hanya itu, pemain junior tidak ada yang canggung. Hal itu mungkin jadi salah satu kunci tim bisa jadi juara,” ia memungkasi.