- Project Restart untuk melanjutkan Liga Inggris menemui jalan terjal.
- Wali Kota London tak mau ada pertandingan Liga Inggris di wilayahnya sebelum pandemi Covid-19 benar-benar reda.
- Kota London adalah markas lima klub divisi teratas Liga Inggris.
SKOR.id - Liga Inggris sudah mendapat lampu hijau untuk berlanjut mulai 1 Juni 2020. Namun, Wali Kota London menolak ada pertandingan di wilayahnya.
Wali Kota London, Sadiq Khan, menyatakan pertandingan sepak bola hanya boleh digelar di ibu kota Inggris itu saat situasi sudah aman dari pandemi Covid-19.
London adalah kota dengan jumlah klub Liga Inggris terbanyak. Untuk divisi Premier League musim 2019-2020, ada lima klub yang bermarkas di London.
Berita Liga Inggris Lainnya: Pro Kontra Project Restart Liga Inggris: Isu Keadilan di Balik Melanjutkan Musim 2019-2020
Mereka adalah Arsenal, Chelsea, Crystal Palace, Tottenham Hotspur, dan West Ham United. Sementara untuk divisi di bawahnya, jumlahnya mencapai tujuh klub.
Liga Inggris dalam skema Project Restart akan memainkan 92 pertandingan tersisa musim ini. London akan menjadi venue untuk 22 pertandingan di antaranya.
Namun, menurut Khan, menggelar pertandingan Liga Inggris di tengah pandemi Covid-19 bisa membebani kapasitas infrastruktur kesehatan kota London.
"Sadiq sebenarnya ingin Liga Inggris dan olahraga profesional secara umum dilanjutkan. Namun, Inggris masih mengalami krisis dan ratusan orang meninggal setiap hari," ujar Khan melalui juru bicaranya kepada The Standard.
"Menurut Sadiq, menggelar Liga Inggris lagi di ibu kota terlalu dini. Sebagai pendukung Liverpool, Sadiq hanya akan mengizinkan pertandingan jika situasinya sudah aman."
Salah satu halangan yang krusial untuk kelanjutan Liga Inggris adalah kapasitas emergency. Jika Liga Inggris berlanjut, Inggris harus mengorbankan infrastruktur kesehatan untuk publik.
Pada Senin (11/5/2020), menteri kesehatan dari pihak oposisi Alison McGovern mengajukan 20 pertanyaan soal Project Restart kepada Menteri Olahraga Nigel Huddleston.
Menurut McGovern, lampu hijau dari pemerintah Inggris memang memberi suntikan moral berharga kepada Liga Inggris. Namun, masih ada beberap hal yang harus dijelaskan.
"Keputusan itu memicu banyak pertanyaan. Publik berhak meminta pemerintah untuk menjelaskan rencananya," ujar perempuan politisi dari Partai Buruh ini.
Adapun pekan lalu, Premier League sebagai operator Liga Inggris berdiskusi dengan Asosiasi Pesepak Bola Profesional (PFA) dan Asosiasi Pelatih Liga Inggris (LMA).
Mereka membahas masukan dari para anggota PFA dan LMA soal protokol kesehatan yang diperlukan untuk menggelar lagi Liga Inggris.
Sementara pada Minggu (10/5/2020), Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan bahwa masyarakat boleh berolahraga lagi. Namun, hanya dengan para anggota keluarganya.
Project Restart pun makin runyam setelah seorang pemain Brighton and Hove Albion dinyatakan positif Covid-19 pada Minggu (10/5/2020). Dia adalah pemain ketiga Brighton yang positif Covid-19 setelah dua pemain pada awal pandemi.
Salah satu isu yang sedang dibahas adalah mahalnya biaya tes Covid-19 untuk kelanjutan Liga Inggris. Apalagi Premier League merencanakan tes dua kali per pekan.
Berita Liga Inggris Lainnya: Pemerintah Inggris Izinkan Liga Inggris Digulirkan Juni
Satu kali tes yang dilakukan oleh pihak swasta itu memakan biaya 150 sampai 180 pounds atau sekira Rp2,7 juta hingga Rp3,3 juta.
Sementara untuk menyelesaikan Liga Inggris yang mencakup 92 pertandingan, berarti dibutuhkan 40 ribu tes dengan biaya sekitar 30 ribu pounds per pekan atau Rp551 juta.