- IBL buka suara terkait aksi rasisme saat laga DNA Bima Perkasa Jogja vs Bumi Borneo Basketball Pontianak, Rabu (23/3/2022) lalu.
- IBL akan meninjau ulang peristiwa tersebut dengan mengacu pada kode etik PP Perbasi.
- Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah, menegaskan pihaknya menentang keras segala bentuk rasisme.
SKOR.id - Manajemen Indonesian Basketball League (IBL) akhirnya buka suara terkait aksi rasisme yang terjadi dalam gelaran musim ini.
Momen itu terjadi dalam lanjutan IBL 2022 yang mempertemukan DNA Bima Perkasa Jogja dengan Bumi Borneo Basketball Pontianak, Rabu lalu.
Dalam cuplikan video yang beredar di media sosial, Restu Dwi Purnomo (Bima Perkasa) terlihat memonyongkan bibir ke arah Austin Mofunanya.
Gesture tersebut ditunjukkan oleh Restu Dwi Purnomo setelah Austin Mofunanya berhasil menggagalkan upayanya untuk memasukkan bola.
Komunitas basket nasional pun ramai-ramai menaikkan tagar No Room For Racism di media sosial, baik Twitter, Instagram, hingga Facebook.
Meski yang bersangkutan telah meminta maaf melalui sebuah unggahan di akun media sosial Bima Perkasa, reaksi publik tak lantas mereda.
Stakeholder pun berjanji melakukan tinjauan ulang dengan mengacu pada kode etik PP Perbasi untuk melakukan penilaian atas sebuah tindakan.
Hal tersebut disampaikan oleh Charles Bronson selaku Ketua Bidang Etik Pengurus Pusat Persatua Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi).
"Review itu dinilai reaksi yang tidak wajar, meledek atau merendahkan pihak lawan. Namun, untuk membuktikan ledekan mimik muka, ternilai sebagai sebuah tindakan secara khusus mengarah rasisme atau tidak, masih menimbulkan pro kontra," ujarnya.
"Untuk itu, perlu di dengar pendapat ahli melalui rekaman gambar yang tertangkap kejadian di lapangan tentang gerakan mimik tersebut agar tidak terjebak oleh opini," Charles Bronson menambahkan.
Sejauh ini, menurut tinjauan ulang yang dilakukan pengawas pertandingan, mimik muka yang diperlihatkan Restu kepada Austin, tak termasuk kategori unsportmanlike foul, technical foul ataupun diskualifikasi.
Namun, IBL menegaskan apa yang dilakukan Restu tidak dibenarkan dengan alasan apapun. Sebagaimana dikemukakan Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah.
"Dari sisi teknis, tinjauan ulang pengawas pertandingan menilai apa yang dilakukan Restu tidak termasuk kategori unsportmanlike foul, technical foul ataupun diskualifikasi," katanya.
"Perihal gesture muka dapat menimbulkan berbagai persepsi, termasuk rasisme yang dikarenakan reaksi perilaku negatif tersebut dilakukan setelah aksi lawan seorang pemain asing. Meski demikian, dengan alasan apapun, tindakan reaksi tersebut secara tegas tidak dapat dibenarkan," tambah Junas.
IBL akan mengaitkan dengan Peraturan Kode Etik perihal Etika Personel Klub IBL yang menjunjung tinggi asas sportivitas, dan bertingkah laku sesuai dengan norma kesopanan.
View this post on Instagram
Manajemen DNA Bima Perkasa Jogja sendiri telah mendapat peringatan agar hal serupa tidak terulang dan jadi pembelajaran untuk semua pihak, disertai sanksi material sesuai dengan aturan yang berlaku.
Di saat yang bersamaan, proses investigasi tambahan tetap terus dilakukan meski klarifikasi dan permintaan maaf juga sudah disampaikan oleh Bima Perkasa maupun Restu Dwi Purnomo.
"IBL dan (klub-klub) peserta sangat menjunjung kesetaraan. Kami tidak akan pernah mendukung seluruh bentuk intoleransi terhadap perbedaan," pungkas Junas Miradiarsyah.
Baca Berita IBL Lainnya:
Usai Viral karena Aksi Rasisme di IBL 2022, Ini Pembelaan Restu Dwi Purnomo
Musim Reguler IBL 2022 Masih Tersisa 5 Hari, 4 Tim Sudah Amankan Tiket Playoff