- Valentino Rossi meninggalkan Honda demi bergabung dengan Yamaha pada 2004 silam.
- Hengkang dari Honda membuat Valentino Rossi membuktikan dirinya seorang juara sejati MotoGP.
- Menurut The Doctor, pembalap harus selalu kompetitif jika ingin membuat perbedaan.
SKOR.id – Valentino Rossi mengungkapkan alasannya hengkang dari Honda, yang telah memberikannya gelar juara dunia, untuk bergabung dengan Yamaha, yang performanya tak terlalu baik pada saat itu.
Pembalap tim Monster Energy Yamaha MotoGP tersebut menjelaskan bahwa pada saat itu, musim 2004, dirinya ingin membuktikan kualitasnya sebagai seorang juara dunia.
Valentino Rossi menegaskan hanya menginginkan kemenangan. Tetapi, banyak pihak yang mengatakan, termasuk petinggi Honda, bahwa The Doctor juara karena motor yang mendukungnya.
Berita MotoGP Lainnya: Dorna Janjikan Kalender Baru MotoGP 2020 Rilis Pekan Depan
Atas dasar tersebut, Valentino Rossi merasa tertantang dan ingin membuktikan sebaliknya, bahwa kapasitas seorang pembalap yang justru membuat motor tampil baik hingga berhasil meraih kesuksesan.
“Ketika itu, banyak yang menilai saya menang karena Honda. Jika saya tidak menang dalam dua perlombaan saja, maka mereka mengatakan saya sudah habis,” kata Rossi seperti dikutip dari gpone.com.
Valentino Rossi memang mendapat dukungan penuh dari Honda sejak berlomba di kelas 125cc (Moto3) hingga dibuatkan tim khusus saat naik ke kelas 500cc (MotoGP), di mana timnya dipimpin langsung oleh Jeremy Burgess.
Untuk itu, The Doctor menjadi satu-satunya pembalap di kelas tertinggi yang berhasil meraih gelar juara dunia bersama tim satelit, Nastro Azzurro Honda, pada 2000.
“Pada akhirnya saya membuat keputusan yang gila. Ini seperti Lewis Hamilton pergi dari Mercedes untuk bergabung dengan McLaren,” ujar Rossi mengandaikan.
“Mereka mengatakan saya bodoh meninggalkan Honda demi bergabung ke Yamaha. Tapi pada akhirnya, saya membuktikan bisa juara dunia tanpa motor Honda,” tambahnya.
Sejak ditinggalkan Valentino Rossi pada akhir 2003, justru Honda yang kewalahan untuk meraih hasil terbaik. Mereka baru mampu kembali mendapatkan gelar pada 2006, melalui Casey Stoner.
Berita MotoGP Lainnya: Punya Landasan Kuat, Loris Capirossi Yakin MotoGP Bergulir Juli 2020
“Memiliki keinginan untuk selalu kompetitif ada dalam DNA seorang pemenang, karena itu memungkinkan Anda untuk membuat perbedaan di saat-saat penting, antara pembalap yang kuat dan seorang juara,” kata Rossi.
“Jika Anda benar secara politis, maka Anda memiliki lebih banyak manfaat dalam jangka panjang,” pembalap asal Italia tersebut menambahkan.
Valentino Rossi sampai sejauh ini belum menentukan masa depannya di MotoGP. Namun, ia telah menegaskan masih ingin melanjutkan kariernya.
Setelah sempat dikabarkan bakal merapat ke tim satelit Yamaha, Petronas SRT, kini kabar yang beredar menyebutkan pria 41 tahun itu bakal bergabung dengan Ducati pada tahun depan.