SKOR.id – Duel yang mempertemukan dua petarung elite UFC, Justin Gaethje melawan Dustin Poirier telah tuntas digelar pada Minggu (30/7/2023).
Duel Gaethje vs Poirier menjadi laga puncak dari rangkaian ajang UFC 291 yang dihelat di Delta Center, Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat.
Kemenangan laga tersebut menjadi milik Gaethje setelah tendangan high kick-nya berhasil melumpuhkan Poirier pada ronde kedua saat duel baru berjalan satu menit.
Berkat kemenangannya ini, Gaethje berhak membawa pulang sabuk ‘BMF’ yang merupakan singkatan dari Baddest Motherf*****.
Sabuk BMF bukan gelar "resmi" UFC tetapi punya gengsi tersendiri.
Levelnya setara The Money Belt yang diperebutkan Floyd Mayweather Jr dengan Conor McGregor di ring tinju.
Kemenangan Gaethje kali ini sekaligus membalas kekalahannya atas Poirier di gelaran UFC on Fox 29, pada 2018.
“Tidak seperti olahraga lain di Bumi, Anda jarang mendapat kesempatan penebusan,” kata Gaethje setelah kemenangannya.
“Kami mengambil kerugian, kami harus pulang dan menerima semuanya. Hal itu membuat kami lelah dan kami biasanya tidak pernah mendapatkan kesempatan itu.”
“Jadi untuk kembali, untuk membuktikan diri, saya percaya pada diri saya sendiri sepanjang waktu dan saya memberi tahu Dustin bahwa dia adalah petarung favorit saya di Bumi.”
“Keberuntungan dan kesempatan adalah faktor dalam kandang ini dan saya bersyukur kepada Tuhan saya keluar di sisi kanan kali ini,” ujar petarung peringkat tiga divisi kelas ringan itu.
Gaethje memang berjanji untuk menunjukkan versi terbaik dari dirinya saat tampil di UFC 291.
Janjinya itu pun dibuktikan dengan kesabarannya yang jauh lebih baik untuk menahan keinginan terlibat dalam baku hantam dengan Poirier di bagian kaki.
Poirier memang tampil dominan pada ronde pertama. Bahkan pukulan kerasnya membuat Gaethje berdarah di bagian pelipis kiri.
“Jika Anda menonton laga (pertama) itu dibandingkan dengan laga ini, itu adalah siang dan malam. Itu adalah pelajaran yang sulit untuk dipelajari tetapi pria itu mengajari saya pelajaran itu,” ujar Gaethje.
Memasuki ronde kedua, Gaethje menjadi sedikit lebih agresif mengejar Poirier tetapi ia langsung menyadari bahwa lawannya itu ingin mengatur counter-nya. Situasi itu pun memberinya ide untuk mencari tendangan ke kepala.
Gaethje lalu melakukan tipuan dengan pukulan dan Poirier bergerak untuk melakukan kombinasi lemparan sebagai balasannya.
Selanjutnya, Gaethje melepaskan tendangan ke arah kepala yang langsung membuat Poirier tersungkur di atas kanvas. Tendangan keras Gaethje menandakan kekalahan knock out Poirier yang pertama sejak 2016.
Adapun bagi Gaethje, ia meraih kemenangan kedelapannya secara keseluruhan di UFC dengan skor 3-1 dalam empat pertarungan terakhirnya.