Turnamen Amatir Pembuka Jalan Legenda Persib Era 1980-an

Arief Nugraha K

Editor:

  • Tim-tim amatir menjadi tonggak sejarah bagi para pemain Persib Bandung yang kini telah memasuki masa tua.
  • Banyak dari mereka yang kerap tampil di turnamen amatir sebelum masuk ke tim anggota Persib dan direkrut oleh Pangeran Biru.
  • Beberapa legenda Persib mengisahkan kenangannya saat masih bermain di level amatir bersama tim-tim yang belum profesional tersebut.

SKOR.id - Para pemain Persib yang kini sudah berstatus legenda, dulunya memulai karier dari PS pinggiran atau tim amatir di luar anggota Maung Bandung.

Semua pasti memahami, untuk menjadi bintang lapangan hijau alias pemain sepak bola tidaklah mudah. Semua harus melalui proses yang panjang dan berliku. Tentu saja tidak bisa instan, semua pasti menjalani dari bawah.

Seperti yang dirasakan oleh para pemain yang kini sudah menjadi legenda Persib. Sebelum namanya melejit, mereka merasakan berlatih dan bersaing di klub pinggiran, tim kemahasiswaan, maupun klub yang resmi sekali pun.

Berita Persib Lainnya: Bersepeda Jadi Alternatif Pemain Persib Bandung untuk Jaga Kebugaran

Klub pinggiran yang dimaksud adalah klub yang tidak resmi. Di era 70-an misalnya, Kota Bandung begitu marak dengan berdirinya klub-klub pinggiran. Kala itu pun namanya bukan klub tetapi Persatuan Sepakbola (PS).

PS-PS tersebut setingkat dibawah PS resmi anggota Persib atau yang sekarang di bawah naungan Askot PSSI Kota Bandung.

Kala itu ada beberapa klub resmi seperti UNI, Sidolig, IPI, PS AD, Diana, Kwalram, Mars ditambah yang sekarang ada Sawsco, Saint Prima, Palber dan lain-lain yang jumlahnya 36 klub.

Sedangkan, PS-PS pinggiran dulu ada yang bernama Persenal (Persatuan Sepakbola Terminal). Sesuai namanya, PS ini adalah bentukan orang-orang yang kesehariannya bertugas sebagai penjaga peron, awak bus antarkota, maupun pegawai-pegawai yang hobi sepak bola dan bekerja di Terminal Kebon Kelapa.

Namun jangan heran, Persenal cukup disegani di zamannya karena setiap kali akan bertanding pada sebuah turnamen, mereka kerap datang dengan bus-bus terbaru.

Maklum, karena PS ini dimiliki warga terminal, maka pengurusnya tinggal memilih bus yang akan digunakan.

Berita Persib Lainnya: Hasrat Terpendam Beckham Putra di Persib Akhirnya Dibeberkan

Selain Persenal PS pinggiran lainnya yakni, Putpas (Putra Pasundan) bentukan warga Jalan Pasundan, PS Vagabound, PS PORLIN klub para karyawan PLN dan KNPI, klub milik organisasi kepemudaan.

Baik Persenal, Putpas, Garuda, Vagabound, PORLIN, KNPI dan PS-PS pinggiran lain yang jumlah mencapai puluhan lebih jika dirinci, adalah tim yang cukup tersohor.

Sebab, masing-masing PS pinggiran diperkuat oleh pemain yang akhirnya menjadi legenda di Persib.

Tampilnya, PS-PS tersebut justru yang paling meramaikan atmosfer persepakbolaan di Kota Bandung kala itu.

Terlebih, berbagai turnamen sepak bola di Kota Bandung di era 70-an tidak pernah sepi seperti Piala Zipur di Dayeuh Kolot, Piala Hubdam di Jalan Mohammad Toha atau depan Lapangan Tegalega, Piala Lanud Sulaiman di Lapangan Cilokotot (sekarang Lapangan Angkasa Margahayu), dan satu lagi kejuaraan di Lapangan Brimob Sukajadi.

Meski labelnya hanya PS pinggiran, namun mereka berjasa dalam melejitkan pemain cikal bakal Persib melalui turnamen itu.

Yusuf Bachtiar misalnya, sebelum ia masuk UNI, Diklat Ragunan, lalu ke Perkesa dan Persib, ia lebih dulu mematangkan kemampuan di PS Persenal.

 

"Ketika masih amatiran, saya pernah ikut bermain bersama Persenal. Ya, memang Persenal saat itu boleh dikatakan PS yang bergengsi, karena saat akan bertanding kami diangkut bus yang ada di terminal," ujar Yusuf Bachtiar.

"Busnya pun selalu yang keluaran terbaru, bus yang kami pakai terpaksa libur dulu karena kami boyong ke turnamen," kata Yusuf.

Selain Yusuf, legenda yang lahir dari turnamen pinggiran adalah almarhum Bambang Sukowiyono yang juga pernah menjadi bagian PS Persenal.

Berbeda halnya dengan Boyke Adam, legenda Persib lainnya. Ia memulai kariernya di PS pinggiran, namun bukan di Persenal.

"Saya juga dulu pernah bermain untuk tim kemahasiswaan yaitu tim Mahasiswa Indonesia,” kata Boyke Adam menimpali.

Namun, yang paling disegani pada berbagai turnamen PS-PS pinggiran adalan KNPI dan PS PORLIN. Kedua PS ini lebih banyak diperkuat pemain-pemain Persib.

Berita Persib Lainnya: Winger Persib Bandung Lepas Masa Lajang di Kampung Halaman

"Makanya, kenapa dulu KNPI bisa juara dan selalu menjadi tim terbaik dan paling ditakuti, karena hampir 90 persen adalah pemain muda Persib ketika itu," tutur Obon Sya’ban, mantan pemain Persib dan pelatih PS KNPI 

"KNPI ketika itu bukan saja yang melejitkan, tetapi membangun dan mencetak pemain juga untuk Persib," katanya.

Lalu, ada pula PORLIN yang bukan saja melejitkan pemain, namun juga mengkaryakan pemain untuk bekerja di PLN. Almarhum Suryamin, Djadjang Nurdjaman, Boyke Adam, Yusuf Bachtiar bahkan Nandar Iskandar pun kini berstatus pensiunan PLN.

Sayangnya, PS-PS itu hanya menyisakan nama di era sekarang. Hampir seluruh klub pinggiran tersebut sudah mati total dan tak beraktivitas lagi. Padahal, merekalah cikal bakal yang mencetak pemain bagi Persib zaman dulu.

Sementara 36 PS anggota resmi pada saat itu adalah jembatan sebelum ditarik menjadi pemain Persib.

Prosesnya, para pemain yang terpantau di PS-PS pinggiran itu, akan ditampung oleh 36 klub resmi yang bernaung di bawah Persib.

Setelah resmi sebagai pemain UNI, Sidolig IPI, Diana, PS AD atau yang lainnya, maka mereka sah tampil di Kompetisi Persib.

Berita Persib Lainnya: Liga 1 2020 Bisa Lanjut September, Pelatih Persib Ingin Lebih Cepat

Di kompetisi Persib itulah, para talent scout disebar untuk menjaring pemain yang layak masuk skuad utama Persib yang dipersiapkan untuk Kompetisi Divisi Utama Perserikatan.

Intinya, para legenda Persib zaman dulu pasti mengalami perjalanan pahit.

Namun berkat keinginan yang keras dan tekun dalam berlatih, mereka hingga bisa merasakan pengalaman di level internasional.

Terutama di ajang Piala Hasanal Bolkiah yang berhasil direngkuh Persib pada 1986.

 

RELATED STORIES

Siswanto: Saya Belum Mundur dari PSKC Cimahi

Siswanto: Saya Belum Mundur dari PSKC Cimahi

Masih menunggu keputusan akhir soal gajinya yang ditangani APPI, Siswanto membantah dirinya mundur dari PSKC.

I Made Wirawan Hampir Kepala Empat dan Ini Tekadnya Bersama Persib

I Made Wirawan Hampir Kepala Empat dan Ini Tekadnya Bersama Persib

Usia kiper I Made Wirawan sudah tidak muda lagi, tetapi kiper Persib Bandung ini masih punya tekab besar.

Robert Rene Alberts Apresiasi Perkembangan Pemain U-20 dari Diklat Persib

Robert Rene Alberts Apresiasi Perkembangan Pemain U-20 dari Diklat Persib

Stok pemain U-20 yang dimiliki Persib Bandung cukup tersedia dari Diklat Persib dan itu buat Robert Rene Alberts senang.

Robert Rene Alberts Sorot Urgensi Pengelolaan Stadion GBLA oleh Persib

Pelatih Persib, Robert Rene Alberts, mendukung rencana peningkatkan infrastruktur dan pembinaan usia muda.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

livoli divisi utama 2025

Other Sports

Livoli Divisi Utama 2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Jadwal, hasil, dan klasemen Livoli Divisi Utama 2025 yang terus diperbarui seiring berjalannya kompetisi.

Teguh Kurniawan | 26 Sep, 21:10

Putri Kusuma Wardani

Badminton

Masih Penasaran, Putri Kusuma Wardani Bertekad Mencari Kemenangan Pertama Versus Akane Yamaguchi

Semifinal Korea Open 2025 menjadi pertemuan ketiga beruntun Putri Kusuma Wardani dengan Akane Yamaguchi, target menang diusung.

Teguh Kurniawan | 26 Sep, 20:55

Pebulu tangkis muda Indonesia Alwi Farhan

Badminton

Kata Alwi Farhan soal Jumpa Idolanya Jonatan Christie di Semifinal Korea Open 2025

Alwi Farhan dan Jonatan Christie berebut satu tiket ke partai puncak Korea Open 2025.

Teguh Kurniawan | 26 Sep, 19:58

ali bagir ke jepang

Basketball

Ali Bagir Gabung Shinagawa City, Pemain Indonesia Ketiga yang Berkarier di Jepang

Ali Bagir mengaku sedih meninggalkan Satria Muda Pertamina, tapi tak sabar membuka lembar baru.

Teguh Kurniawan | 26 Sep, 18:25

Link live streaming Super League 2025-2026. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Liga 1

Prediksi dan Link Live Streaming Super League 2025-2026: 3 Laga Pekan 7, 27 September 2025

Tiga laga pekan ketujuh Super League 2025-2026 tersaji pada Sabtu (26/5/2025), termasuk Persita Tangerang versus Persib Bandung.

Teguh Kurniawan | 26 Sep, 16:57

Identitas baru dari kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia atau Liga 1 di musim ini, Super League 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Super League 2025-2026: Jadwal, Hasil, Klasemen dan Profil Klub Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Super League 2025-2026 yang terus diperbarui seiring bergulirnya kompetisi, plus profil tim peserta.

Taufani Rahmanda | 26 Sep, 14:57

hasil pertandingan super league 25/26

Liga 1

Bali United Permalukan Tuan Rumah Semen Padang, Persebaya Imbangi Dewa United secara Dramatis

Pekan ketujuh Super League 2025-2026 lanjut dengan memainkan dua laga pada Jumat (26/9/2025).

Teguh Kurniawan | 26 Sep, 14:13

Futsal Super Cup 2025 di Solo pada 25-28 September 2025. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Futsal

Prediksi dan Link Live Streaming Futsal Super Cup 2025: Dua Laga Semifinal, 27 September

Cosmo JNE vs Black Steel dan Fafage Banua vs Bintang Timur pada final four Futsal Super Cup 2025.

Taufani Rahmanda | 26 Sep, 12:13

korea open 25

Badminton

Tunggal Putra Indonesia Pastikan Satu Tiket Final Korea Open 2025

Lima wakil Indonesia yang tersisa di Korea Open 2025 lolos semua ke semifinal, dengan tunggal putra bakal saling berhadapan.

Teguh Kurniawan | 26 Sep, 12:02

Timeline Regional Qualifier GYC 2025. (Garena)

Esports

Garena Youth Championship 2025 Masuk Tahap Regional Stage

Garena Youth Championship 2025 Masuk Tahap Regional Stage, Hadirkan 144 Tim dan Fasilitas Esport di 10 Sekolah.

Gangga Basudewa | 26 Sep, 11:02

Load More Articles