- Fernando Alonso tinggal selangkah lagi dalam menyandang status Triple Crown of Motorsport.
- Triple Crown of Motorsport bukan sebuah ajang resmi yang dibuat oleh FIA atau lembaga ajang balap roda empat lainnya.
- Sejarah panjang dan tantangan membuat GP Monako, Indy 500, dan Le Mans 24 Jam pantas menjadi kategori dalam meraih Triple Crown of Motorsport bagi pembalap.
SKOR.id – Fernando Alonso telah resmi berseragam Renault dan akan kembali ke Formula 1 (F1) pada tahun depan. Sebelum itu, dia memiliki target ambisius yang telah lama diidamkannya.
Fernando Alonso ingin mencatatkan namanya dalam daftar peraih Triple Crown of Motorsport, yang merupakan pencapaian tertinggi seorang pembalap.
Triple Crown of Motorsport merupakan sebuah pencapaian prestisius tidak resmi dalam dunia balap roda empat.
Itu bukan sebuah ajang atau kejuaraan yang dibuat secara resmi oleh Federasi Automobil Internasional (FIA) dan semua pembalap bisa melakukannya.
Memang hanya pembalap-pembalap yang beruntung bisa meraih pencapaian itu karena mereka mendapat dukungan penuh dari tim, sponsor dan orang-orang di sekitar mereka.
Jika salah satu pihak tidak memberi dukungan maka pembalap tersebut hanya bisa bermimpi untuk merasakan indahnya Triple Crown of Motorsport.
Sebagian besar yang tak memberikan dukungan adalah tim-tim di Formula 1 (F1) yang pembalapnya ingin mencoba meraih gelar bergengsi tersebut.
Jelas, dari namanya saja sudah triple, itu berarti ada tiga ajang balap berbeda yang harus dimenangi oleh seorang pembalap untuk menyandang status Triple Crown of Motorsport.
Tiga seri balap tersebut adalah, Grand Prix (GP) Monako di F1, Le Mans 24 Jam di Kejuaraan Daya Tahan Dunia (WEC), dan Indianapolis 500 (Indy 500) yang merupakan bagian dari IndyCar Series.
Ada pengecualian bagi seorang pembalap F1 yang tak bisa memenangkan GP Monako tapi ingin meraih gelar Triple Crown of Motorsport.
Mereka tetap harus memenangkan Le Mans 24 Jam dan Indy 500, tetapi jika tak menang pada GP Monako, setidaknya mereka bisa menjadi juara dunia F1.
Berbeda dengan pencapaian Trebble Winners di sepak bola yang mana setiap tim yang ingin mendapatkannya harus memenangkan tiga gelar berbeda dalam satu musim.
Masing-masing kemenangan yang diharuskan dalam Triple Crown of Motorsport bisa didapatkan kapan saja.
Satu-satunya pembalap yang berhasil menyandang status Triple Crown of Motorsport adalah Graham Hill.
Bahkan, Graham Hill tak hanya memenangkan tiga seri balap berbeda tapi juga menjadi juara dunia F1.
Pembalap asal Inggris itu berhasil memenangkan lima GP Monako pada 1963, 1964, 1965, 1968 dan 1969.
Graham Hill menjadi juara dunia ajang balap jet darat itu pada 1962 dan 1968.
Kemenangan Indy 500 ia dapatkan pada 1966 dan menempati podium tertinggi Le Mans 24 Hours pada 1972.
Hingga saat ini, belum ada yang bisa bersanding dengan Graham Hill sebagai pembalap dengan pencapaian paling prestisius.
Fernando Alonso saat ini menjadi satu-satunya yang memiliki peluang untuk menyamai pencapaian Graham Hill karena ia hanya membutuhkan kemenangan di Indy 500.
Pada tahun ini, pria asal Spanyol itu bakal berupaya keras untuk untuk meraih pencapaian tersebut bersama Arrow McLaren SP.
Tetapi, muncul pertanyaan besar mengapa tiga seri tersebut yang terpilih untuk menjadi bagian dari Triple Crown of Motorsport.
Semua itu tidak terlepas dari sejarah dan tantangan besar dari masing-masing ajang balap tersebut.
Grand Prix Monako
GP Monako misalnya yang sudah digelar sejak 1929. Ajang balap tersebut bahkan sudah diselenggarakan sebelum F1 dimulai, yaitu pada 1950.
Untuk itu, GP Monako adalah salah satu gelaran tertua dalam sejarah balap roda empat yang menggunakan konsep sirkuit jalan raya, yang mana hingga kini desainnya tak mengalami perubahan.
Balapan yang digelar di kota Monte Karlo itu juga memberikan tantangan tersendiri, mengingat trek yang sempit membuat setiap pembalap harus pandai ketika menyalip.
Bahkan, karena rumitnya medan di GP Monako, legenda F1 Nelson Piquet menggambarkan balapan di Monte Karlo sama seperti mengendarai sepeda di ruang tamu.
Itu yang membuat GP Monako bisa hanya ditebus dengan juara dunia F1 jika seorang pembalap ingin meraih gelar Triple Crown of Motorsport.
Indy 500
Indinanapolis 500 atau Indy 500 merupakan salah satu ajang balap tertua di Amerika Serikat yang diadakan di Indianapolis Motor Speedway sejak 1911.
Itu merupakan sirkuit yang paling ikonik pada zamannya karena permukaan trek terbuat dari batu bata sehingga mendapat julukan The Brickyard pada 1909.
Bagi masyarakat Amerika Serikat, Indy 500 terasa spesial karena ajang balap tersebut digelar pada Mei atau di bulan yang sama dengan peringatan Memorial Day.
Itu adalah hari untuk mengingat orang-orang yang meninggal saat bertugas di angkatan bersenjata negara dalam perang dunia pertama dan kedua.
Indy 500 sebenarnya masuk dalam kalender balap F1 pada 1950, tapi harus berakhir pada 1960 atas dasar keselamatan.
Sejak 1966 hingga sekarang, Indy 500 berada di bawah naungan IndyCar Series dan menjadi salah satu seri paling bergengsi.
Indy 500 juga diklaim menjadi ajang balap paling cepat di Amerika Serikat karena seorang pembalap bisa mencapai kecepatan lebih dari 382 km/jam.
Butuh keberanian besar untuk berlomba di IndyCar, mengingat tak banyak celah untuk menghindar ketika terjadi insiden.
Le Mans 24 Hours
Le Mans 24 Jam ataua Le Mans 24 Hours adalah ajang balap ketahanan tertua yang masih eksis hingga saat ini yang pada awalnya menggunakan mobil jenis sports.
Ajang balap tersebut juga menggunakan sebagian trek yang digunakan oleh MotoGP ketika menggelar lomba di GP Prancis.
Tetapi, itu hanya seperlima saja dari trek yang digunakan oleh Le Mans 24 Jam. Pasalnya, trek yang digunakan bernama Circuit de la Sarthe dengan panjang 13,626 km.
Pada 2018 dan 2019, Fernando Alonso berhasil memenangkan ajang balap yang menguras stamina itu bersama Sebastien Buemi dan Kazuki Nakajima di bawah bendera Toyota Gazoo Racing dengan mengendarai Toyota TS050 Hybrid.
Keunikan dan sekaligus yang membuat Le Mans 24 Jam menjadi ajang balap berbahaya adalah seluruh kelas start dan finis dalam waktu yang berbarengan.
Maka dari itu mobil yang berbeda-beda, dengan klasifikasi LMP1, LMP2, LMGTE Pro dan LMGTE Am.
Pemenang akan ditentukan dari siapa yang pertama menyentuh garis finis setelah waktu balap dinyatakan selesai tak peduli dari kelas mana. Jadi bisa ada tiga kelas berbeda dalam satu podium.
Tetapi, itu juga membuat setiap pembalap harus memiliki fokus penuh karena Le Mans 24 Hours sudah banyak memakan korban jiwa sejak gelaran itu berlangsung.
Memang tidak ada klasifikasi khusus yang dikeluarkan oleh FIA atau lembaga ajang balap roda empat lainnya untuk kategori Triple Crown of Motorsport.
Namun, jika melihat dari sejarah ketika seri tersebut bisa dikatakan itu memang layak untuk dijadikan kategori dalam upaya seorang pembalap dalam meraih Triple Crown of Motorsport.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Copenhagen Half Marathon 2020 Batal Digelar karena Covid-19https://t.co/A8qA4LTw1L— SKOR Indonesia (@skorindonesia) July 9, 2020
Berita Balap lainnya:
Fernando Alonso: Usia Tak Akan Menghalangi Saya
Monako Berniat Gelar Tiga Balapan Bergengsi dalam Sebulan pada 2021