- Sebuah klub bisa punya pendukung di luar wilayah domisilinya, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
- Persija pun punya pendukung dari luar Jakarta, seperti perempuan dari Surabaya ini.
- Perempuan ini menjadi Jakangel dan mendukung Persija sebagai pilihan bebasnya.
SKOR.id - Tidak banyak yang tahu bahwa pendukung Persija belum tentu kelahiran Jakarta atau tinggal di sekitarnya. Saya sebagai orang asli Surabaya pun mendukung Macan Kemayoran.
Persija adalah salah satu klub besar di Indonesia. Persija pun menjadi satu dari empat klub dengan pendukung terbanyak.
Nama The Jakmania sama besarnya dengan Bobotoh (Persib), Bonek (Persebaya), dan Aremania (Arema FC).
Persija yang lahir di Jakarta tentu membawa semangat etnis Betawi yang pantang menyerah. The Jakmania pun menjadi garda terdepan untuk mendukung Persija.
Tidak heran, bicara soal The Jakmania, publik tentu menganggapnya kumpulan warga Jakarta dan sekitarnya atau masyarakat Betawi. Padahal ada beberapa anggota The Jakmania yang tidak berasal dari Jakarta.
Saya, misalnya,kelahiran dan besar di Surabaya. Saya belum pernah tinggal di Jakarta dan juga bukan orang Betawi.
Namun, saya menyukai Persija sejak masih SMP. Dan menjadi Jakangel, sebutan bagi perempuan suporter Persija, tidak mudah --apalagi di Surabaya.
Seringkali "nasionalisme" saya sebagai arek Suroboyo dipertanyakan kala menonton pertandingan yang mempertemukan Persebaya dan Persija.
Padahal saya selalu berdalih bahwa sepak bola adalah sebuah kebebasan memilih. Layaknya memiliki pandangan politik, mendukung klub sepak bola juga merupakan hak bebas yang tidak terikat kedekatan geografis.
Tidak jarang saya menerima cibiran yang berujung "diskriminasi ringan". Teman-teman lelaki tidak jarang menganggap saya bukan arek Suroboyo. Bahkan pendapat saya dalam pekerjaan seringkali diabaikan hanya karena embel-embel The Jakmania.
Seperti halnya pendukung Persija lainnya, saya pun bergabung dalam sebuah komunitas The Jakmania di Surabaya. Menjadi anggota SurabaJak, jaringan pertemanan saya mulai terbuka.
Jika sebelumnya saya merasa sendiri mendukung Persija, kini saya punya beberapa teman yang bisa diajak bertukar informasi dan pengalaman.
Saya juga mulai memahami dunia suporter di Indonesia. Bagaimana menyikapi sebuah konflik antarkelompok suporter atau bagaimanna bersikap sebagai anggota The Jakmania di daerah dengan basis klub berbeda.
Saya terus berpikir, memilih klub mana bukan suatu masalah. Perdebatan seputar warna apa yang menjadi "darah" dalam mendukung klub sepak bola tidaklah berujung.
Bukankah yang terpenting dari semuanya adalah bagaimana bersaing secara fair dalam kompetisi. Membawa bendera masing- masing klub untuk bersatu bisa membuat sepak bola Indonesia lebih bermartabat dan memiliki level yang lebih tinggi di tingkat internasional.
Catatan Redaksi: Ini adalah artikel penutup rangkaian The Jakmania Series hasil kelas menulis Skor.id dengan The Jakmania. Penulis adalah Vivi Sulviana, pendukung Persija dari Surabaya yang anggota SurabaJak.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
Cerita di Balik Nama Pemain Persija yang Serupa dengan Pesepak Bola Luar Negerihttps://t.co/MNGPkv3yhJ— SKOR Indonesia (@skorindonesia) September 19, 2020
Berita Persija Lainnya:
Tambah Satu, Persija Kirim Tiga Pemain untuk Timnas U-16 Indonesia