SKOR.id – Mungkin banyak yang belum pernah mendengar apa itu Perkumpulan Olahraga Lempar Pisau dan Kapak (Porlempika). Porlempika merupakan organisasi resmi olahraga lempar pisau di Indonesia.
Ditemui di Hutan Kota Bekasi, tempat berlatih klub Flying Blade Inclusive (FBI) pada Sabtu (27/7/2024), Ramadin Wahono Subekti selaku Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB Porlempika membeberkan latar belakang berdirinya organisasi ini.
“Berawal dari teman-teman seni rupa ITB yang mendirikan D’Lempis (kependekan dari D’Lempar Pisau) pada 2010. Setelah menimbang ini bisa menjadi olahraga, maka pada 24 September 2017 di gedung KONI Jawa Barat, Bandung, mereka sepakat mendeklarasikan terbentuknya Porlempika,” ujar pria yang akrab disapa Nanno itu.
Ketika berlatih, D’Lempis berpikir ini bisa menjadi pilihan berolahraga dengan sarana pisau dan kapak. Selain itu, pisau dan kapak yang dipakai memiliki kekhususan dan persyaratan tertentu, tidak seperti senjata tajam umumnya, sehingga pisau atau kapak itu tadi tidak membahayakan untuk pelempar juga memastikan area untuk melempar aman.
“Lalu pada 2020, kami mendapat Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) melalui notaris. Sejak dari itulah kami mulai bergerak menjalankan produk program kepengurusan Porlempika untuk bisa masuk menjadi anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), karena ini sifatnya sudah olahraga yang mendorong prestasi,” kata Nanno.
Nanno menambahkan, saat ini PB Porlempika sudah berkembang di berbagai daerah dan memiliki 15 pengurus provinsi di seluruh Indonesia.
“Sejak tahun 2021 kami sudah terdaftar di KONI dan semua dokumen sudah kami serahkan. Sekarang tinggal melengkapi sejumlah persyaratan untuk menjadi anggota KONI,” tutur Nanno.
Salah satu syarat menjadi anggota KONI adalah sudah terbetuknya pengurus provinsi sebanyak 50 persen + 1. “Waktu kami daftar di Indonesia baru ada 16 provinsi. Saat ini, karena ada 34 provinsi, jadi paling tidak Porlempika harus memiliki 19 pengprov,” kata Nanno.
Selama ini, PB Porlempika sudah susah payah membentuk 15 pengprov. Kini, mereka sedang mengupayakan satu di Kalimantan dan Sumatra masih tiga yang belum terbentuk, yakni Sumatra Utara, Riau, dan Bengkulu.
“Problemnya adalah perkembangan yang lambat karena minimnya kegiatan. Karena itu PB Porlempika dituntut lagi untuk mau mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaga, agar bisa terbentuk pengprov,” kata Nanno, seraya menyebut pihaknya juga terus berusaha membentuk pengurus provinsi di Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
Tugas PB Porlempika makin berat karena untuk membentuk sebuah pengurus provinsi – mengacu aturan KONI – harus memiliki 50% + 1 pengurus cabang. Adapun pengurus cabang paling tidak mempunyai minimal tiga klub.
Terkait pembinaan, saat ini PB Porlempika sudah memiliki modul untuk pembinaan pelatih. Melalui penataran dan pelatihan, mereka akan memiliki sertifikat sehingga kompeten untuk melatih penggiat maupun atlet olahraga lempar pisau dan kapak di seluruh Indonesia.
“Pembinaan itu akan berjalan jika ada berbagai kejuaraan mulai tingkat klub, pengcab, hingga pengprov. Kejuaraan berjenjang ini terus kami lakukan,” tutur Nanno.
“Masih sesuai aturan KONI, sepanjang 2022 sampai 2023, kami menggelar kejuaraan nasional (kejurnas) dua kali dengan diikuti minimal 10 pengprov. Kami menggelarnya pada Maret 2022 di Disjasad (Dinas Jasmani TNI AD), Cimahi, lalu pada Maret 2023 di Mabes TNI Cilangkap.”
Pada Desember 2023, PB Porlempika juga menggelar open tournament Rabani Cup di Bandung. Di inilah hasil pembinaan mulai terlihat karena banyak atlet muda mulai menggeser para senior.
Pada 24 Agustus 2024 nanti, PB Porlempika bekerja sama dengan TVRI akan menggelar kejuaraan lempar pisau dan kapak. Selain untuk ikut merayakan ulang tahun stasiun televisi tertua di Indonesia itu, ajang ini juga digelar untuk memperebutkan Piala Direktur Utama LPP TVRI.
Hingga saat ini PB Porlempika belum pernah mengirim atlet ke luar negeri meskipun banyak kejuaraan lempar pisau dan kapak di Eropa dan Amerika.
“Pertama kami ingin memperkuat dulu fondasi dari organisas Porlempika, lalu memperkuat perangkat untuk mengisi organisasi pengprov dan kami masih berkonsentrasi untuk membentuk atlet-atlet muda. Semoga dua atau tiga tahun lagi kami siap mengirim atlet untuk turun ke luar negeri,” kata Nanno.