- Delapan pebulu tangkis dijatuhi hukuman oleh BWF atas kasus pengaturan hasil laga alias match fixing.
- Agripinna Prima Rahmanto Putra pun mengakui sebagai sosok berinisial AP yang menjadi terdakwa dalam skandal tersebut.
- Agripinna Prima lantas memberikan klarifikasi atas kejadian yang membuatnya terseret dalam skandal match fixing.
SKOR.id - Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) menjatuhkan sanksi kepada delapan pemain asal Indonesia yang diduga terlibat dalam kasus pengaturan hasil laga alias match fixing.
Dari delapan nama yang dijatuhi sanksi tersebut, salah satunya berinisial AP yang kemudian diidentifikasi sebagai Agripinna Prima Rahmanto Putra.
Pada hari yang sama dengan pengumuman yang dibuat oleh BWF, Jumat (8/1/2021), Agripinna Prima pun menyampaikan klarifikasinya.
Melalui video yang diunggah dalam akun Youtube AGRIPINNA and Friends, ia dengan gamblang menjelaskan kronologi dirinya sampai tersangkut dalam skandal tersebut.
Semuanya bermula saat Agripinna Putera bertemu dengan Hendra Tandjaya (HT) dalam sebuah turnamen bulu tangkis di Vietnam pada tahun 2017.
"Pertama kali gue ketemu HT di Vietnam 2017. Gue pertama kali ketemu langsung di tempat pertandingan," Agripinna menjelaskan.
"Gue enggak kenal dia. Tiba-tiba pas selesai babak pertama, dia langsung mendatangi dan minta nomor telepon dan gue kasih."
"Malamnya dia nge-chat gue dan menawarkan 'Gri, besok lu lawan si ini, lu mau enggak ngalah?'. Si HT nawarin tetapi gue tolak," ujarnya.
Agripinna menolak tawaran itu karena bulu tangkis adalah ladang pekerjaannya sehingga ia enggan melanggar aturan yang berisiko terhadap kariernya.
Selang beberapa waktu setelah kejadian tersebut, HT ditangkap oleh BWF atas dugaan match fixing. Dalam proses penangkapan, sebuah telepon genggam diamankan.
Dari telepon genggam itulah BWF mendapatkan bukti adanya pengaturan skor. Nama Agripinna pun terseret karena terbukti menjalin komunikasi dengan HT.
Dalam sebuah pertemuan, Agripinna sejatinya sudah menjelaskan kepada pihak BWF bahwa dirinya dengan tegas menolak tawaran untuk melakukan match fixing tersebut.
Jauh setelah pertemuan terjadi, BWF pada akhirnya membuat pengumuman terkait skandal itu dan menetapkan Agripinna Prima bersalah.
Menurut Agripinna, ia dinyatakan bersalah oleh BWF bukan karena terlibat langsung dalam match fixing melainkan dinilai lalai lantaran tak melaporkan pelanggaran yang terjadi.
Pengakuan itu diperkuat dengan tidak adanya inisial AP dalam 10 pertandingan yang diidentifikasi telah diatur hasilnya.
Selanjutnya, Agripinna telah menjalin komunikasi dengan pihak PBSI untuk meminta arahan sebelum mengajukan banding ke BWF.
"Gue bakal buktikan kalau tak terlibat match fixing. Sekarang kan gue sudah dijatuhi sanksi (skors enam tahun dan denda 7.000 dolar AS atau sekitar Rp98 juta), saya mau mengajukan banding."
"Semoga semuanya baik-baik saja. Mohon doanya. Ini juga jadi pelajaran buat saya kalau ada orang baru jangan open-open saja. Harus lebih peka lagi," Agripinna memungkasi.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Bulu Tangkis Lainnya:
BWF: 8 Pebulu Tangkis Indonesia Terlibat Match Fixing hingga Perjudian
Tanggapan PBSI Terkait 8 Pebulu Tangkis Indonesia yang Tersandung Match Fixing