SKOR.id - Presiden UEFA Aleksander Ceferin kembali menyerang Liga Super Eropa dengan membandingkan para penggagasnya sebagai Serigala dalam dongeng anak Gadis Berkerudung Merah.
Ceferin terpilih kembali sebagai presiden UEFA tanpa perlawanan dalam Kongres Biasa badan pengatur sepak bola Eropa di Lisbon pada Rabu (5/4/2023).
Pria berkebangsaan Slovenia terpilih kembali untuk masa jabatan empat tahun atau hingga 2027. Periode pertama Ceferin sebagai Presiden UEFA dimulai pada 2016 saat menggantikan Michel Platini.
Pria berusia 55 tahun itu menghadapi tantangan terbesarnya pada April 2021 ketika beberapa klub elite Eropa berusaha membentuk Liga Super Eropa.
Turnamen itu dianggap ancaman langsung terhadap kompetisi bentukan UEFA, Liga Champions, dan Ceferin terus menentang digelarnya ajang tersebut.
Saat ini, Real Madrid, Barcelona, dan Juventus masih terus mendorong diselenggarakannya Liga Super, yang awalnya terdiri dari 12 klub.
A22, perusahaan di belakang Liga Super, telah menyatakan bahwa sepak bola Eropa berada dalam bahaya ketika menguraikan format 80 tim yang direvisi pada bulan Februari.
Mereka juga mengklaim bahwa ketidakseimbangan telah terjadi di Eropa dan digelarnya Liga Super akan menyelamatkan klub-klub secara finansial.
Ceferin mengecam penilaian tersebut dalam pidatonya di Kongres UEFA dan menilai mereka yang berada di belakang Liga Super sebagai sekelompok orang rakus dan egois.
"Mereka yang mempromosikan proyek ini mengklaim bahwa mereka ingin menyelamatkan sepak bola," kata Ceferin kepada Marca.
"Dalam beberapa bulan, Liga Super telah menjadi karakter dari Little Red Hood: serigala yang menyamar sebagai nenek, siap melahapmu. Tapi tidak ada yang tertipu.
"Karena di sini kita memiliki dua pandangan dunia yang berlawanan. Kami memiliki sinisme tentang moralitas. Keegoisan di atas solidaritas. Keserakahan atas kebajikan.
"Penyerapan diri tentang keterbukaan terhadap orang lain. Kepentingan pribadi atas altruisme. Kebohongan yang memalukan tentang kebenaran.
"Ahli waris atas pembangun. Kartel tentang meritokrasi dan demokrasi. Harga saham prestasi olahraga. Mengejar keuntungan daripada mengejar trofi," tegasnya.
Presiden Liga Spanyol Javier Tebas sebelumnya pernah membuat perbandingan antara Liga Super dan serigala pada Februari lalu.
Tebas mengisyaratkan dukungannya atas komentar Aleksander Ceferin dengan video yang menggambarkan Little Red Riding Hood.
Pada Desember tahun lalu, UEFA dan FIFA sepakat bahwa Liga Super tidak sejalan dengan undang-undang kompetisi Uni Eropa (UE).
Dua badan sepak bola tertinggi di Eropa dan Dunia itu juga mengancam klub dan pemain yang mengambil bagian dalam liga dengan sanksi.
Perusahaan Liga Super telah meluncurkan tindakan hukum terhadap UEFA, mengklaim telah melanggar hukum UE.