SKOR.id – PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kopetisi kembali menghimbau untuk klub-klub yang tampil di Liga 1 agar dikelola secara profesional.
Salah satu kerja PT LIB dalam menjaga profesionalitas klub Liga 1 adalah membuat tim-tim harus bisa memenuhi aspek lisensi klub AFC (AFC Club Licensing).
Dari 18 klub peserta musim terkini, Liga 1 2024-2025, kurang dari setengahnya atau hanya delapan klub yang mendapatkan atau lolos Lisensi AFC.
Mereka adalah Bali United, Borneo FC, Madura United, Persebaya Surabaya, Persib Bandung, Persija Jakarta, PSIS Semarang, dan Persik Kediri.
Direktur Operasonal PT LIB, Asep Saputram mengungkapkan bahwa klub-klub Liga 1 yang belum memenuhi standar Lisensi AFC harus segera diselesaikan.
Dalam hal ini, pihaknya sebagai operator kompetisi juga sudah memberikan informasi terkait sanksi jika ada klub yang belum memenuhi standar tersebut.
Seperti tak mendapatkan kontribusi komersial, hingga penguragan poin bagi peserta Liga 1 yang tidak mendapatkan Lisensi AFC pada musim 2025-2026.

“Liga juga sudah memberikan penekanan sejak musim lalu, bahwa klub yang tidak dapat lisensi itu tidak akan dapat kontrobusi komersial," ujar Asep Saputra.
"Jadi ini bentuk trigger kami, stimulus kepada para klub untuk bisa mengikuti. Kalau musim 2024-2025 ini adalah sebagai ‘SIM’ (acuan) untuk mengikuti Liga 1 tahun depan."
"Klub Liga 1 yang gagal dalam kriteria (AFC Club Licensing), akan ada sanksi pengurangan poin di musim yang akan datang," ia menjelaskan.
Sebagai operator kompetisi, PT LIB juga akan terus memberikan pendampingan bagi setiap tim yang ingin menyelesaikan pemenuhan syarat lisensi klub AFC.
PT LIB juga sudah memberikan informasi terkait penerapan syarat lisensi klub AFC kepada tiga klub yang berhasil promosi dari Liga 2 ke Liga 1 2024-2025; PSIM Yogyakarta, Bhayangkara FC, dan Persijap Jepara.
“Tentu ada saatnya kami juga bantu mereka, ada saatnya kami tegas juga. Kami ingin mereka tidak berfikir timnya tidak akan lolos ke AFC, lantas tidak menyelesaikan standar," kata Asep Saputra.
"Kami juga tetap ada national club lincesing, platformya sama dengan AFC, punya sistem, hanya ada beberapa sedikit relaksasi di beberapa standar," ia memungkasi.