- Tak adanya turnamen menyulitkan PBSI memberikan penilaian terhadap performa atlet selama musim ini.
- PBSI masih akan membahas terkait sistem promosi dan degradasi yang selama ini berlaku setiap tahun.
- Susy Susanti menuturkan berdasarkan AD/ART organisasi, promosi dan degradasi atlet memang harus ada.
SKOR.id - Pandemi Covid-19 membuat sejumlah agenda olahraga dunia terhenti sementara, termasuk untuk kompetisi bulu tangkis.
Kondisi ini turut berdampak pada rencana yang telah ditetapkan Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI).
Seperti penentuan promosi dan degradasi yang selama ini diberlakukan setiap tahun untuk atlet penguhuni pemusatan latihan nasional (pelatnas).
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, Susy Susanti, mengatakan pihaknya belum memutuskan apakah tahun ini sistem tersebut akan diberlakukan atau tidak.
"Masih ingin dibicarakan. Ini keputusan secara keseluruhan pengurus. Situasi pandemi mengubah semuanya," ujar Susy Susanti kepada wartawan, belum lama ini.
"Sekarang kami masih dalam situasi seperti sebelumnya, mungkin (keputusan promosi dan degradasi) masih akan didiskusikan," ia menambahkan.
Ketiadaan turnamen memang menyulitkan PBSI memberikan penilaian performa atlet. Kali terakhir kejuaraan bulu tangkis internasional bergulir, yakni All England, Maret lalu.
Setelah itu, belum ada turnamen yang bergulir. Susy Susanti menambahkan berdasarkan aturan AD/ART organisasi, promosi dan degradasi atlet memang harus ada.
Bos Honda Tegaskan Timnya Harus Melakukan Perubahan Besar https://t.co/e2OrGKME4K— SKOR Indonesia (@skorindonesia) October 3, 2020
Namun, melihat kondisi yang terjadi sekarang, pengecualian bisa saja diberlakukan. "Saat ini, saya tidak bisa memberikan jawaban apa pun," ujar Susy.
"Nanti, kalau ada pertemuan dengan pengurus, setelah itu mungkin baru akan ada jawaban. Kapannya saya belum tahu," legenda bulu tangkis Indonesia itu menambahkan.
Lebih dari itu, pandemi Covid-19 juga membuat 2021 bakal menjadi musim yang "brutal" untuk federasi bulu tangkis dunia, tak terkecuali Indonesia.
Dengan demikian, ada empat turnamen mayor yang akan berlangsung pada 2021, yakni Kejuaraan Dunia BWF, Olimpiade, Thomas dan Uber Cup, serta Sudirman Cup
Padahal, selama ini, Kejuaraan Dunia BWF dan Olimpiade, tak pernah berlangsung pada tahun yang sama. Khusus untuk Olimpiade, diselenggarakan tiap tahun kabisat.
Lalu, Kejuaraan Dunia digelar di luar tahun kabisat. Thomas dan Uber Cup diselenggarakan pada tahun genap, sementara Sudirman Cup dipentaskan pada tahun ganjil.
Susy yang merupakan legenda bulu tangkis Indonesia menegaskan, PP PBSI sudah mengantisipasi padatnya kalender kejuaraan untuk 2021.
Salah satunya dengan membuat prioritas, apa saja yang menjadi target utama mereka pada 2021. Hal itu akan terlihat dari dari pengiriman pemain ke turnamen.
"Banyak turnamen yang tak memungkinkan dilaksanakan pada 2020. Kami menghargai keputusan BWF karena pertimbangan utama pasti kesehatan dan keselamatan atlet."
"Antisipasi yang dilakukan PBSI adalah pengaturan penetapan target dan pengiriman pemain. Mana saja yang harus diutamakan," Susy Susanti menjelaskan.
Salah satu yang menjadi prioritas PP PBSI adalah mereka yang masih membutuhkan poin untuk lolos ke Olimpiade 2020 Tokyo, tahun depan.
Susy Susanti juga berharap atlet mengantisipasi padatnya jadwal pertandingan, tahun depan, dengan menjaga kondisi mereka sebaik mungkin.
Juara Olimpiade 1992 Barcelona ini menambahkan, PBSI sudah menetapkan urutan prioritas. Pertama adalah Olimpiade, lalu Thomas dan Uber Cup, disusul Sudirman Cup.
Kemudian, Kejuaraan Dunia BWF dan All England. Dengan pemetaan ini, prestasi Indonesia di pentas dunia diharapkan tetap terjaga.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Bulu Tangkis Lainnya:
BWF Berencana Pakai Sistem Kluster untuk Kualifikasi Olimpiade Tokyo dan Tur 2021