- Kemenpora RI mengadakan konferensi pers virtual dengan para wartawan pada Senin (13/12/2021).
- Dalam pertemuan tersebut, Menpora Zainudin Amali memberikan jawaban terkait kejelasan sanksi WADA dan nasib angkat besi di Olimpiade Los Angeles 2028.
- Terkait dua hal tersebut, Menpora belum bisa memberi jawaban pasti karena masih dalam tahap pendiskusian.
SKOR.id - Kementrian Pemuda dan Olahraga RI mengundang wartawan dalam konferensi pers virtual untuk mengonfirmasi beberapa isu terkait olahraga pada Senin (13/12/2021).
Dalam acara ini, turut hadir pula Ketua Umum NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, Wakil Ketua Umum PB PABSI, Djoko Pramono, serta Wakil Ketua LADI, dr. Rheza Maulana Syahputra.
Dua poin besar menjadi topik konferensi pers kali ini, yakni soal kejelasan sanksi WADA dan nasib cabor angkat besi di Olimpiade Los Angeles 2028.
Seperti diketahui, LADI mendapat sanksi dari WADA pada 7 Oktober silam akibat ketidakpatuhan pada regulasi.
Akibatnya, Indonesia dilarang mengibarkan bendera putih dalam kejuaraan-kejuaraan yang diikuti serta tidak dapat mencalonkan menjadi tuan rumah kejuaraan olahraga apa pun.
Sebagai tindak lanjut, Menpora pun membentuk Gugus Tugas Percepatan Penyelesaian Sanksi WADA yang dipimpin Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari.
Lewat komunikasi Okto --sapaan Raja Sapta Oktohari-- yang intensif dengan WADA, titik terang pun mulai tampak.
"Saya dengar dari Pak Okto, upaya kita sudah mulai mengalami kemajuan," kata Menpora soal percepatan penyelesaian sanksi WADA.
"Intinya, NOC dan NPC berusaha bisa secepat mungkin untuk itu (pencabutan sanksi WADA). Tapi semua keputusan ada di WADA," ujarnya.
Melengkapi pernyataan Menpora, Okto pun memberikan penjelasan lebih terperinci.
"Komunikasi, administrasi, dan teknis, sudah diatasi. WADA mengapresiasi kepada semua pihak yang telah melakukan percepatan," ucap Okto.
"Sejauh ini, ada dua hal yang akan dilakukan WADA, yaitu meninjau ulang sanksi Indonesia dan berkomunikasi dengan federasi-federasi agar mendapat pemahaman yang sama," tuturnya.
Selain soal sanksi WADA, topik lain yang juga menyita banyak perhatian adalah nasib cabor angkat besi di Olimpiade Los Angeles 2028.
Beberapa waktu lalu, IOC menyampaikan pengumuman bahwa angkat besi, tinju, dan modern pentathlon masuk dalam daftar cabor opsional di Olimpiade Los Angeles 2028.
Keputusan ini diambil IOC karena cabor-cabor tersebut terjerat beberapa skandal. Mereka diwajibkan memperbaiki jika ingin masuk Olimpiade 2028.
"Soal tidak akan dipertandingkannya angkat besi di Olimpiade Los Angeles 2028, belum ada kabar yang pasti," kata Menpora.
"Angkat besi sendiri masuk DBON sebagai cabor unggulan. Jadi, diharapkan tidak ada perubahan (tetap dipertandingkan)."
"PABSI tidak akan berjuang sendiri ke IWF, namun pemerintah dan NOC akan tetap membantu, karena menjadi cabor unggulan DBON," ujarnya.
Sementara itu, Okto menjelaskan bahwa pihaknya siap membantu PB PABSI dalam upaya diplomasi dengan IWF dan IOC.
“NOC Indonesia akan berkoordinasi dengan Ketua PB PABSI (Rosan P Roeslani). Tentu PABSI jadi garda terdepan tetapi NOC akan membuka kanal diplomasi ke IWF dan AWF," katanya.
"NOC segera berkomunikasi ke IOC dan kami akan gencar di semua lini. Apalagi NOC Indonesia memiliki hubungan baik dengan Presiden AWF, Mohamed Yousef Al Mana," pungkas Okto.
Lihat postingan ini di Instagram
Berita Menpora lainnya:
144 Pegolf Ramaikan Turnamen Piala Menpora Edisi Perdana
Menpora Pastikan Tim Thomas Cup Terima Bonus dari Pemerintah Indonesia
Buka Rakernas PRSI, Menpora Harapkan Cabang Akuatik Bersinergi dengan DBON