- Sepak bola tarkam, fun match, atau laga amal, banyak digelar selama Liga 1 dan Liga 2 2020 dihentikan.
- Klub-klub Liga 1 2020 pun berbeda pendapat, ada yang melarang tetapi ada juga yang membolehkan.
- Ada peraturan tak tertulis dalam tarkam bahwa publik diminta tak membagi gambar pemain profesional.
SKOR.id - Dulu sembunyi-sembunyi, sempat terang-terangan, dan kini ajang tarikan kampung atau tarkam, kembali menghiasi kancah sepak bola akar rumput Indonesia.
Tak hanya tarkam, banyak lagi pertandingan sejenis dengan beragam nama, seperti fun football (agar terdengar keren), hingga partai amal atau penggalangan dana.
Tarkam adalah sejenis turnamen lokal yang biasanya berlangsung di kampung-kampung. Ajang seperti ini rutin digelar pada bulan-bulan tertentu untuk kesenangan.
Saat kompetisi profesional sepak bola Indonesia tak bisa digelar, seperti saat ini, karena tak mendapat rekomendasi izin keramaian dari polisi, tarkam menjamur.
Pemain-pemain sepak bola profesional Indonesia, yang berkompetisi dalam Liga 1 dan Liga 2, pun ikut meramaikan ajang di lapangan yang kurang representatif tersebut.
Tak hanya pemain lokal, pemain asing yang masih menetap di Indonesia, seperti pemain Bali United, Brwa Nauri, terlihat ikut dalam sebauh pertandingan persahabatan di Bali.
Bahkan, pemain-pemain muda timnas U-19 Indonesia, yang baru pulang dari pemusatan latihan di Kroasia, beberapa waktu lalu ikut dalam ajang fun match di Bali.
Soal pemain tampil dalam tarkam, fun match, laga amal atau laga persahabatan, pun berbeda-beda. Ada yang mengizinkan, ada pula yang melarang.
Persib misalnya, melarang pemainnya tampil dalam tarkam, tetapi masih menolerir jika pemain ambil bagian dalam laga amal asal lapangan yang digunakan mendukung.
"Kecuali kalau untuk special event, diizinkan seperti mengikuti kegiatan amal atau yang semacamnya, jika ada manfaatnya," kata pelatih Persib, Robert Rene Alberts.
"Tapi, mereka tidak diizinkan untuk melakukan sesuatu dengan organisasi yang lainnya," pelatih asal Belanda tersebut menambahkan.
Lain halnya dengan Persita Tangerang. Manajer Persita, I Nyoman Suryanthara, mengizinkan pemain ambil bagian dalam tarkam, tetapi harus tetap berhati-hati.
"Kalau latihan virtual, efektivitas kami tinggi, tapi mereka juga butuh merasakan atmosfer pertandingan dan lapangan sepak bola," kata Suryanthara.
Sementara itu, PSIS Semarang yang diwakili Wahyu Winarto, Manajer Umum PSIS, tak permasalahkan jika ada pemainnya yang ikut tampil dalam tarkam.
"PSIS selama ini tegas. Ketika pemain masih terikat kontrak, harusnya dilarang ikut tarkam," kata Wahyu Winarto kepada jurnalis pada 5 November 2020.
"Tapi karena ini kompetisi ditunda dengan status force majeure, kami beri toleransi sedikit," Wahyu Winarto menambahkan.
Sementara itu, klub Liga 1 dan Liga 2 2020 lainnya, tak memberi sikap. Selain tak memberi keterangan resmi, beberapa tim, misalnya Persija, cukup sulit dihubungi.
Terlepas dari itu, publik seolah mengerti bahwa kondisi sepak bola kini tak ideal, sehingga cukup wajar ada pemain yang ikut tarkam, walau ada juga yang menentang.
Bahkan, ada peraturan tak tertulis dalam pertandingan tarkam yang itu disepakati, dilarang memublikasikan pemain profesional yang ikut tampil dalam tarkam itu.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Baca Juga Berita Liga Indonesia Lainnya:
Kiprah 8 Pelatih Persib Asal Eropa pada Era Liga Indonesia
Vieira: Liga Indonesia Lebih Cepat Ketimbang Thailand, Tapi Kualitas Pemain Beda
3 Eks-pilar Klub Liga Indonesia Bawa Timnya Tembus Papan Atas Liga Malta