- Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menyurati dan meminta Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia memblokir PUBG Mobile dan beberapa game judi online.
- Dirjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Semuel Abrijani Pangerapan, memberikan tanggapannya.
- Pria yang sering disapa dengan Pak Sem tersebut juga menyoroti bahwa masalahnya bukan pada gamenya, melainkan pada orang yang memanfaatkannya.
SKOR.id - Beberapa waktu lalu sempat viral mengenai pemberitaan mengenai permintaan blokir untuk game-game tertentu.
Tepatnya pada 19 Oktober 2021 lalu Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menyurati dan meminta Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia memblokir PUBG Mobile dan beberapa game judi online.
Permintaan itu dilatarbelakangi semakin maraknya penggunaan permainan PUBG dan permainan judi online di kalangan masyarakat Aceh beberapa tahun terakhir ini yang membuat pemerintah, ulama, dan masyarakat resah.
Menanggapi hal tersebut Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika), Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Semuel Abrijani Pangerapan, memberikan tanggapannya.
Semuel Abrijani Pangerapan memberikan tanggapannya dalam diskusi online antara pemerintah dengan beberapa pihak-pihak yang terkait langsung khususnya pengembang game dan media.
"Ini adalah fenomena baru yang digandrungi banyak orang, jadi kita sih tetap mendukung. Untuk itu perlu namanya sosialisasi, dari industri harus membantu menjelaskan," ujar sang Dirjen Aptika.
"Untuk itu perlu namanya sosialisasi, dari industri harus membantu menjelaskan. Karena orang menyebutnya esports itu game, game itu konotasi orang-orang "lama" itu wah ini menghabiskan waktu dan lain-lain," imbuhnya.
Terlihat sekali jika pihak Kemenkominfo sangat menekankan mengenai adanya sosialisasi terhadap perkembangan game-game esport yang potensial ini, khususnya PUBG Mobile.
Karena terlihat pasar industri game bisa ikut berkontribusi pada perkembangan ekonomi digital di Indonesia.
Selain itu, pria yang sering disapa dengan Pak Sem tersebut juga menyoroti bahwa masalahnya bukan pada gamenya, melainkan pada orang yang memanfaatkannya.
"Kalau segala sesuatunya disalahgunakan ya jadinya negatif, mau apa saja bisa jadi judi," ujar Pak Sem.
"Saya rasa kalau ada yang menyuarakan esports adalah judi, saya rasa tidak ada judinya. Kalau tiap permainan apapun bisa dijudikan, tapi itukan individualnya," pungkasnya.
Pak Sem juga memberikan contoh bahwa dalam gelaran PON XX Papua 2021 lalu esport, termasuk PUBG Mobile di dalamnya bisa menjadi ajang untuk berprestasi jika dikelola dengan baik.
Alasan RRQ Xinnn Tak Ikuti MPLI 2021 https://t.co/HamtaFAane— SKOR.id (@skorindonesia) October 31, 2021
Berita PUBG Mobile lainnya:
Tanpa NFT Esports, Inilah 16 Tim yang Berhasil Lolos Menuju PMPL SEA Finals Season 4