- Perbasi fokus mencari pemain peranakan seperti Derrick Michael Xzavierro untuk memperkuat Timnas Basket Indonesia.
- Dengan kata lain, Perbasi sudah merasa cukup dengan pemain naturalisasi yang ada.
- Indonesia baru-baru ini sudah memanggil pemain keturunan Filipina, Karl Patrick Gloria.
SKOR.id - Pengurus Pusat Persatuan Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) dipastikan tak lagi mencari pemain naturalisasi untuk memperkuat Timnas Basket Indonesia.
Mereka sepertinya sudah puas karena memiliki Marques Bolden dan dua pemain muda kelahiran Senegal, Serigne Madou Kane dan Dame Diagne.
Indonesia juga masih memiliki Lester Prosper. Belum lagi Jamarr Andre Johnson yang pada SEA Games 2021 lalu dipanggil untuk memperkuat Tim Basket 3x3 Indonesia.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perbasi, Nirmala Dewi, pun mengatakan fokus Perbasi saat ini adalah menemukan pemain-pemain Indonesia yang merupakan keturunan asing.
Kesuksesan Derrick Michael Xzavierro menjadi andalan Timnas Basket Indonesia sepertinya menginspirasi Perbasi menjalankan program tersebut.
Ya, Derrick Michael Xzavierro adalah pemain Indonesia keturunan Kamerun. Tinggi badannya mencapai 206 cm dan kini bermain NCAA membela Grand Canyon University.
Pemain 19 tahun itu jadi salah satu pilar penting kesuksesan Indonesia meraih medali emas SEA Games 2021 dan tampil cukup mengesankan di Piala Asia FIBA 2022.
Indonesia pun sudah menemukan suksesor Derrick Michael Xzavierro dalam diri Karl Patrick Gloria.
View this post on Instagram
Pemain berposisi shooting guard ini sudah lama tinggal di Filipina dan ayahnya pun berasal dari Filipina.
Nama Karl Patrick Gloria pun sudah dicantumkan dalam daftar pemain yang dipersiapkan untuk SEA Games 2023.
"Jadi, dia sudah main selama ini di Filipina juga. Kami cari paspornya juga Indonesia, ya sudah tarik saja," kata Nirmala Dewi.
"Ini kan dilakukan oleh negara lain juga. Dan kami juga sudah buka mata soal itu. Kami tidak lagi fokus mencari pemain naturalisasi."
Saat ini, Perbasi juga sedang memantau empat orang berdarah Indonesia yang sedang bermain di Amerika Serikat. Mereka ada yang merupakan peranakan Amerika Serikat maupun Australia.
Menurut aturan Kemenkumham, anak-anak di bawah 21 tahun boleh memilih, jadi memang akhirnya mereka memilih paspor Indonesia dan itu yang direkrut oleh Perbasi.
"Jadi kalau caranya seperti ini kan jatuhnya sudah bukan naturalisasi," Nirmala Dewi menuturkan.
Sebagai catatan, untuk ajang di bawah FIBA, setiap tim hanya boleh mendaftarkan satu pemain naturalisasi. Namun pemain peranakan bebas alias dianggap pemain lokal.
Berita Lainnya Perbasi:
Perbasi Undang 38 Pebasket Putra dan Putri untuk Seleksi Skuad SEA Games 2023
Seleksi Pemain Indonesia Patriots Berbayar, Ini Alasan Perbasi