- Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan hukuman denda kepada Persib Bandung karena ulah oknum suporter mereka.
- Bobotoh akan berikan edukasi kepada suporter Persib Bandung untuk mendukung tim dengan cara yang positif.
- Pelatih Robert Rene Alberts juga sempat mengeluhkan cara bobotoh mendukung tim kesayangannya.
SKOR.id - Persib Bandung mendapat hukuman denda sebesar 30 juta dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI karena oknum suporter mereka nyalakan suar saat lawan PSS Sleman.
Meski memahami bahwa tujuannya untuk menghidupkan atmosfer pertandingan, hal itu pun disayangkan oleh Ketua Umum Viking Persib Club, Heru Joko.
Karenanya, pihaknya bakal melakukan edukasi kepada bobotoh agar tindakan serupa tidak terulang lagi.
Baca Juga: Imbauan Presiden Borneo FC untuk Pemain Selama Wabah Virus Corona
Pasalnya, Persib Bandung jadi tim yang kerap dihukum Komdis PSSI karena ulah oknum suporternya dalam beberapa musim terakhir.
Heru pun berharap bobotoh dapat memberikan dukungan lewat cara-cara yang lebih kreatif dan positif.
"Bersama-sama, kami akan ubah cara dukungan kami dengan kreasi karya yang lebih positif," ujar Heru Joko.
"Kalau semua elemen bersatu kan bisa lebih kreatif, kami semua ingin mengalirkan energi buat penyemangat tim," ia menambahkan.
Baca Juga: 5 Pemain dengan Gol Terbanyak di Tim Nasional
Oleh karena itu, pihaknya bakal berkoordinasi dengan para pentolan bobotoh untuk membahas cara paling efektif dan positif untuk memberi semangat kepada Febri Hariyadi dan kawan-kawan.
Pasalnya, uang denda yang harus dibayar oleh Persib Bandung akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk membenahi infrastruktur atau memberi bonus yang dapat meningkatkan performa pemain, alih-alih untuk membayar denda.
Hal itu pun sempat dikeluhkan oleh pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts, yang menyebut tindakan oknum bobotoh tersebut tidak menambah semangat pemain tetapi justru merusaknya.
Heru pun menyebut suporter Persib masih berproses untuk menjadi lebih baik karena mereka juga sedang menyesuaikan dengan kultur sepak bola yang baru.
Baca Juga: Tak Ada Latihan Khusus untuk Kiper Arema FC meski Gawangnya Koyak Empat Kali
Pasalnya, pelarangan flare di sepak bola baru digalakkan dalam beberapa tahun terakhir, padahal sebelumnya hal itu diizinkan.
"Kami sedang berproses untuk menjadi lebih baik, semua suporter harus mendukung tim tetapi dengan cara yang tidak menyalahi aturan," kata Heru.