- Pelatih Napoli, Gennaro Gattuso, memilih metode latihan Tabata untuk para pemainnya selama menjalani isolasi pandemi Covid-19.
- Tabata adalah metode latihan interval intensitas tinggi yang ditemukan oleh ilmuwan Jepang yang meneliti cara memompa daya tahan atlet.
- Tim gizi “I Partenopei” juga mengatur lagi sistem makanan agar para pemain tidak bertambah berat badan selama isolasi.
SKOR.id – Napoli akhirnya finis di posisi ketujuh klasemen akhir setelah memenangkan tujuh dari 12 pertandingan setelah dimulainya kembali Liga Italia 2019/20.
Dan meski mereka tersingkir dari Liga Champions usai laga melawan Barcelona, tak mungkin tak memperhatikan dominasi Napoli di lapangan.
“Kami melakukan tembakan dua kali lebih banyak ke gawang, lebih banyak kuasai bola, dan dengan mudah melewati pertahanan mereka,” pelatih Gennaro Gattuso menyimpulkan pertandingan tersebut.
Namun, tak bisa berlama-lama kecewa, Gattuso harus terus memikirkan secara matang soal sistem pelatihan jarak jauh bagi skuat Napoli selama masa karantina.
Maka itu, dalam kehidupan para pemain sepak bola I Partenopei selama berdiam diri di rumah, muncul metode latihan yang disebut tabata. Apakah itu?
Tabata adalah metode latihan interval intensitas tinggi yang ditemukan ilmuwan Jepang, Dr. Izumi Tabata dan tim peneliti Insitut Nasional Kebugaran dan Olahraga (NIFS) di Tokyo.
Protokol Tabata
Intinya adalah melakukan latihan dengan sekuat tenaga selama 20 detik, lalu istirahat 10 detik. Latihannya sangat singkat, tetapi beberapa repetisi latihan akan efektif.
Sebenarnya, metode pelatihan pada awalnya ditemukan oleh pelatih tim seluncur es Jepang, namun menjadi terkenal berkat penelitian Izumi Tabata.
Pada tahun 1996, Tabata sedang mencari cara efektif untuk memompa daya tahan atlet.
Dia dan tim ilmuwan dari NIFS lalu membentuk dua kelompok atlet yang berlatih sepeda statis selama enam minggu.
Kelompok pertama berlatih dengan intensitas sedang selama satu jam, 5 hari dalam seminggu.
Kelompok kedua berlatih dengan intensitas tinggi selama empat menit, empat hari dalam seminggu (dan di hari kelima, berlatih selama 30 menit dengan intensitas sedang).
Selama set intensitas tinggi, interval dihitung menggunakan rumus beban 20 detik dan istirahat 10 detik - format latihan yang dipinjam Tabata dari Koichi Irisawa, pelatih kepala tim skating cepat nasional Jepang.
Hasilnya, sungguh luar biasa.
Tim Tabata menemukan bahwa latihan intensitas sedang meningkatkan kesehatan aerobik (kardiovaskular), tetapi tidak banyak berpengaruh terhadap kapasitas anaerobik (pertumbuhan otot).
Sedangkan kelompok latihan intensitas tinggi menunjukkan peningkatan pada kedua indikator tersebut.
Setelah enam minggu pengujian, grup yang mengikuti program 16 menit latihan per minggu meningkatkan kapasitas anaerobik sebesar 28%.
VO2max, konsumsi oksigen maksimum, indikator kunci kesehatan jantung, meningkat pada kedua kelompok: sebesar 9% pada kelompok pertama dan 13% pada kelompok kedua.
“Awalnya, saya mengira jenis latihan ini hanya cocok untuk skater atau atlet motivasi tinggi lainnya, karena sangat menyakitkan dan melelahkan,” Izumi Tabata menjelaskan.
“Tapi, saya menemukan bahwa ada orang yang ingin meningkatkan massa otot, dan karena itu melakukan latihan intensitas tinggi jangka pendek yang melatih otot.”
Hanya, kata Tabata lagi, mereka tidak melakukan jenis latihan yang bertujuan meningkatkan kapasitas aerobik.
???? Report allenamento
???? https://t.co/8gvA1hgVsF#SSCNSummer20 #Abruzzo20
???? #ForzaNapoliSempre pic.twitter.com/57fi5CvnxV— Official SSC Napoli (@sscnapoli) September 3, 2020
“Dengan munculnya metode baru ini, mereka menyadari bahwa mereka dapat melatih kemampuan ini pada saat yang bersamaan,” Tabata menyimpulkan.
Setelah dipublikasikan, para pelatih mulai menggunakan metode ini secara ekstensif dan kini latihan intensitas tinggi, latihan 20 detik dan istirahat 10 detik, disebut "protokol Tabata".
Hanya, dalam penerapannya kemudian, “protokol Tabata” ini tidak hanya dilakukan dengan sepeda, seperti pada studi aslinya.
Anda tetap bisa menemukan latihan yang biasa: burpee, crunch, squat and jump, lari di tempat dengan high hip lift atau overlap dengan kaki bagian bawah, push-up, spider bar, dan latihan "rock climber", lunges and kicks.
Perbedaan utama dari latihan interval dan sirkuit intensitas tinggi lain adalah pada struktur dengan interval beban eksplosif yang ditentukan dan istirahat singkat.
Untuk Tetap Bugar
Di Napoli, tabata digunakan untuk menjaga kebugaran dan direkomendasikan oleh pelatih tim kepercayaan Gennaro Gattuso.
Pelatih kebugaran Bruno Dominici dan Dino Tenderini, yang digandeng Gattuso dari Milan, telah menyiapkan beberapa set latihan untuk para pemain.
View this post on Instagram????️♂️ Starting the week like... ???? #MondayMotivation ???? #ForzaNapoliSempre
Beberapa dari latihan-latihan itu tersedia di situs klub, dengan video dan instruksi untuk implementasi di rumah.
Apa serunya tabata? Membakar lemak, mempercepat metabolisme, dan hanya butuh sedikit waktu
Pertama, membakar lemak dengan baik. Para peneliti dari University of Wisconsin di La Crosse telah membuktikan bahwa latihan tabata membakar sekitar 15 kkal per menit.
Sebagai perbandingan: 1 menit lari tenang (8 km / jam) membakar 9 kkal.
View this post on Instagram
Kedua, tabata sangat ideal untuk orang-orang dengan jadwal sibuk. Anda bisa melakukannya di rumah, dan bahkan orang paling sibuk pun dapat meluangkan waktu beberapa menit untuk menerapkannya.
Anda dapat berolahraga sedikitnya empat menit sehari dan mendapatkan manfaat sebanyak atau lebih daripada satu jam latihan kardio.
Ketiga, saat Anda memberikan yang terbaik, metabolisme dipercepat: tubuh mulai mengeluarkan energi lebih cepat untuk mempertahankan fungsi dasar.
Ubah Pola Makan
Para pemain Napoli ternyata tidak hanya harus menderita dalam latihan, tetapi juga telah mengubah pola makan mereka.
Mereka hanya diizinkan makan pasta favoritnya sekali dalam sehari.
Penting dipahami bahwa bagi Napoli, tabata bukan sebagai ganti latihan penuh, melainkan ukuran untuk menjaga kondisi fisik pemain yang terisolasi.
Tim gizi mereka juga membangun kembali sistem makanan - para pemain beralih ke lima kali makan sehari (tiga makanan utama dan dua makanan ringan).
Makanan harus termasuk cokelat hitam, almond, daging putih, dan banyak sayuran.
Telur dan produk susu diizinkan, tapi permen dan beberapa buah sangat terlarang.
Tak ada pasta yang bisa dimakan lebih dari sekali sehari karena tingginya jumlah karbohidrat di dalamnya.
Hanya satu tujuan yang diinginkan Gennaro Gattuso, meminta pemainnya mempertahankan performa fisik mereka seserius mungkin.
Pasta gandum adalah makanan yang sempurna untuk para atlet. Jangan percaya jika mereka mengatakan itu berbahaya.
Transisi ke lima kali makan sehari berdasarkan produk di atas diperlukan agar para pemain tidak menambah berat badan.
Tabata membakar kalori dengan baik, dan dengan diet tinggi sayuran dan rendah karbohidrat, sulit untuk mendapatkan banyak kalori.
Alhasil, pemain tetap dalam kondisi optimal dan tidak kelebihan lemak, meski dalam isolasi.
Tapi kebugaran bukanlah segalanya. Napoli memiliki pertahanan yang kuat namun tidak stabil dan bermasalah dalam serangan.
Oleh karena itu saat Anda membutuhkan hasil di lapangan, tabata tidak lantas sepenuhnya menggantikan pekerjaan biasa dengan besi, latihan bola, lari dan latihan bilateral.
Sekarang tinggal menantikan hasil exercise Tabata itu dalam pertandingan pembuka musim 2020/21 antara Napoli melawan Parma dua pekan mendatang.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Entertainment Lainnya:
Putranya Difitnah, Ayah Mason Mount Geram
Menang atas Tim Wayne Rooney, Penyanyi Dermot Kennedy Pemain Terbaik dalam Pertandingan Amal UNICEF