SKOR.id – Sven-Goran Eriksson mengunjungi Stadion Olimpico untuk pertandingan Liga Italia antara mantan klub asuhannya, SS Lazio, melawan US Sassuolo Calcio pada Minggu (26/5/2024). Ia pun disambut penggemar menyusul pengumuman terbarunya mengenai penyakit kanker stadium akhir.
Kepada La Repubblica, pria asal Swedia berusia 76 tahun yang mengantar I Biancocelesti – julukan Lazio – memenangi 2 Piala Italia, 2 Piala Super Italia, 1 Liga Italia, 1 Piala Winners, dan 1 Piala Super Eropa itu berbicara soal mengapa dirinya kembali ke Italia.
“Saya tetap orang Swedia tetapi sekarang ada jiwa Latin dalam diri saya, karena saya sudah lama tinggal di negara-negara Eropa selatan,” tutur pria yang juga pernah melatih klub Italia lainnya: AS Roma, ACF Fiorentina, dan UC Sampdoria, itu.
“Salah satu dari banyak rumah saya, tempat saya menghabiskan 13 tahun yang tak terlupakan. Di sini kami hidup dengan sangat baik. Tidak ada tempat yang begitu indah, orang-orangnya ramah, makanannya luar biasa. Sepak bola juga sangatlah penting di sini.”
Eriksson juga berbicara tentang perubahan dalam lanskap sepak bola sejak berada di Italia. Menurutnya, Liga Inggris saat ini yang berada di puncak, bukan Liga Italia seperti di era tahun 1980-an dan 1990-an.
“Tapi liga Anda (Italia) sedang bangkit kembali, seperti yang ditunjukkan oleh hasil klub-klub Italia di piala Eropa, mereka tidak pernah berbohong,” ucap Eriksson, mengacu keberhasilan Atalanta BC merebut trofi Liga Europa usai di final meredam Bayer Leverkusen yang sebelumnya tak terkalahkan.
“Tentu saja, saya sangat menyukai pertandingan itu, skor 3-0 yang sangat jelas. Selamat untuk Atalanta, mereka bertahan dengan sangat baik, jauh dari gawangnya, dengan agresi yang hebat.
“Anda bisa melihat kerja mendalam (pelatih) Gian Piero Gasperini terhadap para pemainnya yang semuanya mengalami peningkatan. Tidak ada yang mengira Atalanta termasuk favorit ajang ini. Namun final menunjukkan bahwa mereka adalah tim terbaik.”
Di sisi lain, Tim Nasional Italia asuhan Luciano Spalletti bersiap untuk Euro 2024 di Jerman, yang dimulai pada 14 Juni. Gli Azzurri berada di Grup B bersama Kroasia, Spanyol, dan Albania.
Melewati juara Eropa tiga kali (1964, 2008, 2012) sekelas Spanyol maupun Kroasia yang selalu membuat kejutan di turnamen besar jelas bukan pekerjaan mudah bagi Italia yang turun dengan status juara bertahan pada Euro 2024 ini.
Pernah melatih Timnas Inggris antara 2002 sampai 2006, Eriksson jelas paham benar beratnya turun di turnamen sekelas Euro (ia memimpin The Three Lions di Euro 2004). Ia pun mengungkapkan siapa saja tim yang layak menjadi favorit di Euro 2024.
“Mereka (Inggris, Red.) adalah favorit saya bersama Prancis, yang menurut saya juga sangat kuat. Saya juga menyukai Spanyol dan Jerman, yang memiliki keuntungan bermain di kandang sendiri,” tutur Eriksson.
Menariknya, kendati memiliki banyak kenangan indah di Italia, Eriksson justru tidak menempatkan Gli Azzurri sebagai salah satu favorit juara pada Euro edisi ke-17 nanti.
“Saya berharap mereka (Italia) melangkah lebih jauh, saya akan mendukung Anda. Tapi, sejujurnya saya tidak berpikir mereka bisa menang (juara Euro 2024),” kata Eriksson.