- Liga Topskor memiliki program baru bertajuk "Chit-Chat Football" yang baru saja diluncurkan.
- Program ini mengajak bintang sepak bola Indonesia untuk berbincang via Live Instagram.
- Pada episode perdana, ada Azra Zifa Kayla, yang merupakan pemain timnas Indonesia putri U-16.
SKOR.id – Sepak bola wanita berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Karenanya di Indonesia pun mulai mendapat perhatian.
Salah satunya dengan berlangsungnya Liga 1 Putri 2019, setelah pada tahun-tahun sebelumnya hanya ada turnamen yang rampung dalam sebulan.
Sayang, perkembangan pesat sepak bola wanita tak diimbangi dengan kedewasaan suporter di Indonesia. Para pesepak bola putri masih banyak yang menerima ejekan.
Baca Juga: Gelandang Persib Putri Optimistis Liga 1 Putri 2020 Bakal Digelar
Hal tersebut disampaikan oleh pemain timnas putri Indonesia U-16, Azra Zifa Kayla. Azra yang membela Persija dalam Liga 1 Putri sempat mendapat cemoohan dari suporter.
“Kalau merasa down, alhamdulillah aku gak pernah merasa seperti itu. Paling merasa down kalau mendapatkan hujatan dari netizen-netizen gitu,” ujar Azra.
Hal tersebut diucapkan Azra saat menjadi bintang tamu dalam program terbaru Liga Topskor, Chit-Chat Football, di media sosial Instagram, Minggu (17/5/2020).
“Kadang netizen ngomongnya itu nyeleneh, kalau pas kalah tiba-tiba dihujat, itu sering banget. Apalagi pas waktu kalah saat lawan rival-rivalnya Persija," katanya.
"Itu hujatan pasti datang. Hujatan itu kemudian akan lari ke body shaming. Anehnya lagi, yang menghujat itu ya suporter sendiri,” ia menambahkan.
Pemain jebolan Liga Topskor ini mengatakan, hujatan datang dari berbagai arah. Mulai dari menghujat ke media sosial Persija sampai menghujat secara langsung.
“Hujatan itu datang dari mana saja. Kadang ada yang DM (direct message) ke akun Persija, kadang ada yang DM langsung,” tutur Azra.
Agar tak terlarut-larut dalam perasaan down, Azra sering berdiskusi dengan sang ibunda. Nasehat sang ibu selalu membuatnya bangkit.
“Kalau soal hujatan aku lebih sering diskusi sama Mama. Mama sering suport. Mama suka bilang di pertandingan selanjutnya harus main bagus,” ujarnya.
Untuk mengembangkan sepak bola wanita bukan pekerjaan mudah. Ini bukan pekerjaan yang hanya dibebankan ke para pemain dan federasi.
Baca Juga: PON Diundur Setahun, Diah Tri Berharap Liga 1 Putri Digulirkan Kembali
Akan tetapi, melihat tingkah laku para pendukung yang belum dewasa, wajar jika Azra mengatakan bahwa sepak bola wanita di Indonesia masih tertinggal.
“Sepak bola putri kalau dibandingkan dengan di negara tetangga itu masih jauh banget. Sama Australia sama Thailand, Indonesia masih jauh,” Azra mengakhiri.