- Nanang Hidayat tetap bersama Lalenok United pada Liga Futebol Amadora Timor Leste 2020.
- Pelatih musim 2019 Yantje Efraim Metmey pulang kampung, kini Nanang dampingi Simon Paulus Elissectche Correa asal Cile menangani Lalenok United.
- Masa keemasan Nanang hidayat diraih saat juara bersama Arema pada Galatama 1992-1993, Lalenok United pada 2019, dan Tim PON Jawa Timur 2008.
SKOR.id - Keberadaan pelatih penjaga gawang Nanang Hidayat di tim peraih treble winner pada Liga Futebol Amadora 2019 (LFA) Lalenok United Dili, Timor Leste, kembali berlanjut untuk Primeira Divisao musim 2020.
Namun pelatih penjaga gawang tersebut kali ini tak lagi bersama pelatih kepala musim 2019 asal Maluku, Yantje Efraim Metmey, yang memutuskan pulang ke Indonesia.
Yantje Metmey digantikan Simon Paulus Elissectche Correa asal Cile yang pernah membesut PSSB Bireuen, Persita Tangerang, Persikutim Kutai Timur, dan Aceh United.
Tugas besar dan berat dibebankan manajemen tim berjulukan The Lobsters kepada Nanang Hidayat bersama Simon Elissectche musim ini.
Yakni, mempertahankan treble winner yang diraih Yantje Metmey tahun 2019, juara Primeira Divisao (Divisi 1), juara Taca 12 de Novembro FFTL (Piala Timor Leste), dan juara Super Taca Liga Futebol Amadora (Piala Super).
"Alhamdulillah untuk Liga Timor Leste musim 2020 ini manajemen Lalenok United memberi kepercayaan saya tetap melatih penjaga gawang mereka. Rekan saya Yantje Metmey tidak lagi di tim dan digantikan pelatih dari Cile yang sudah saya kenal lama di Liga Indonesia sebelumnya, Simon Elissectche," kata Nanang Hidayat kepada Skor.id, Sabtu (8/8/2020) sore.
"Musim ini tantangan lebih berat karena harus mempertahankan treble winner yang diraih Yantje Metmeyy tahun 2019," ujar pelatih kelahiran Mataram, Lombok NTB, 10 April 1965, tersebut.
Tanggal 20 Agustus mendatang, Nanang bersama timnya memulai laga perdana di Taca 12 de Novembro FFTL (Federacao de Futebol de Timor-Leste) atau piala federasi sepak bola di negara yang luasnya setengah dari Provinsi Jawa Tengah tersebut.
Nanang Hidayat bukan nama asing bagi Aremania dan publik sepak bola di Malang. Dia merupakan kiper Arema selama empat musim kompetisi Galatama 1993-1994, 1992-1993, dan 1990-1992, serta Liga Indonesia 1994-1995.
Nanang mengawali kariernya selama tiga musim bersama Arseto Solo (1987-1990). Nanang sosok penting di balik gelar juara Arema pada Galatama XII 1992-1993.
Sepanjang 32 laga Arema pada musim itu, Nanang bermain dalam 25 laga dan hanya kebobolan 15 gol dari total 22 gol kebobolan timnya.
Termasuk tampilannya pada empat laga Asian Club Championship 1993-1994 (Liga Champions Asia).
Ketika itu dia juga dilapis dua kiper lainnya Andi Sukriyan dan Yanur Hermansyah.
"Sepanjang 33 tahun karier sepak bola saya, baik sebagai pemain maupun pelatih, tiga momentum terbaik saya raih yaitu juara Galatama 1992-1993 bersama Arema, treble winner Lalenok United musim 2019, dan medali emas PON Kaltim 2008 bersama Tim Jawa Timur," ucap Nanang.
"Meski kini saya jauh berada di Dili Timor-Leste, tapi saya tak pernah bisa melupakan Arema yang membesarkan karier sepak bola saya. Selamat HUT ke-33 tahun untuk Arema, selamanya menjadi tim besar dan sukses di Liga Indonesia. Suatu saat saya ingin menjadi pelatih kiper Arema," tutur pelatih yang berdomisili di BTN Montong Kedaton, Senggigi Montong Kedaton, Lombok Barat NTB, tersebut.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Arema FC Lainnya:
Kapten Persib Anggap Arema FC Tetap Berbahaya walau Diterpa Krisis
Badai Hantam Arema FC, Cedera Ligamen Paksa Kartika Ajie Absen Lama
Mundurnya Mario Gomez dari Arema FC Mengulang Kisah Miroslav Janu