- Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan menjadi perhatian segenap bangsa Indonesia.
- Menpora Zainudin Amali berharap Indonesia mendapat sanksi dari FIFA.
- Indonesia merupakan tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
SKOR.id - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali, berharap tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan tidak berdampak negatif pada penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023.
Pertandingan pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 yang mempertemukan Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam, berbuntut ricuh.
Aremania yang tidak puas dengan kekalahan tim kesayangan mereka di kandang sendiri. Arema FC takluk 2-3 dari Persebaya dalam laga bertajuk derbi Jawa Timur.
Sehabis peluit panjang dibunyikan tanda berakhirnya pertandingan, ratusan Aremania merangsek turun ke lapangan sebagai bentuk kekecewaan mereka.
Pihak keamanan menembakkan gas air mata sehingga menimbulkan kepanikan. Tak sedikit yang suporter jatuh pingsan hingga secara tak sengaja terinjak-injak, sementara yang lainnya sesak napas karena gas air mata dan.
Menurut laporan terkini yang diterima Skor.id, total sebanyak 127 orang meninggal dunia akibat kerusuhan di Kanjuruhan, dua di antaranya anggota polisi.
Buntut kerusuhan tersebut PT LIB memutuskan untuk menghentikan Liga 1 2022-2023 selama sepekan. Selain itu, Indonesia juga dikabarkan berada di ambang sanksi FIFA akibat insiden di Stadion Kanjuruhan.
Padahal, Indonesia sedang bersiap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, yang akan diselenggarakan di enam kota, yaitu Jakarta, Bandung, Solo, Palembang, Surabaya, dan Bali.
Menpora Zainudin Amali berharap tidak ada keputusan yang merugikan Indonesia dari FIFA buntut dari kejadian tersebut.
"Semoga kita tidak disanksi FIFA atas peristiwa ini mengingat tahun depan kita akan menyelenggarakan FIFA World Cup U-20 2023," kata Menpora.
Lebih lanjut, Menpora Zainudin Amali juga berharap agar edukasi kepada suporter dilakukan secara masif.
"Seharusnya ini tidak boleh lagi terjadi. Karena begitu sudah kita bebaskan pertandingan sepakbola dengan boleh ada penonton yang tadinya tanpa penonton, kemudian ada permintaan masyarakat supaya ada penontonnya tapi tidak bisa dijaga dengan baik," urai Menpora Amali.
"Sehingga edukasi-edukasi kepada para suporter dan penonton itu harus lebih dilakukan lebih masif lagi, disadarkan bahwa pertandingan olahraga baik sepakbola atau cabang olahraga apapun pasti ada yang memang dan ada yang kalah, sehingga apapun itu harus diterima," tegas Menpora Amali.
Berita Liga 1 Lainnya
Efek Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Persija Tunggu Surat LIB soal Laga Lawan Persib
Kerusuhan di Kanjuruhan, Menpora Minta Edukasi Suporter Dimasifkan