- PGS atau kepanjangan dari PTPN 5 Goalkeeper School adalah SSB khusus penjaga gawang.
- Tiga mantan kiper PSPS Riau menjadi pembina, pelatih, sekaligus pengelola PTPN 5 Goalkeeper School.
- Eksis sejak November 2020, PGS telah mengirim satu siswanya ikut seleksi timnas U-16 Indonesia.
SKOR.id - Keresahan Tharjaki Lubis akan minimnya siswa sekolah sepak bola (SSB) dengan posisi kiper dapat pelatihan khusus membuatnya mendirikan PGS bersama dua eks-kiper PSPS Riau.
PGS yang kepanjangan dari PTPN 5 Goalkeeper School pun didirikan mantan kiper andalan PSPS Pekanbaru (nama lama PSPS Riau) era awal 2000-an.
Tak sendiri, lelaki ramah kelahiran Natuna ini mengajak dua koleganya, Lutfi Yasin dan Fance Hariyanto.
Hi Skorer, jangan lupa untuk segera download app Skor.id biar enggak ketinggalan update dan bisa meraih banyak hadiah menarik.
Lutfi Yasin dan Fance Hariyanto juga merupakan kiper yang pernah jadi bagian PSPS Riau saat aktif main.
Jika Tharjaki Lubis lebih senior dari mereka di PSPS Riau, Fance Hariyanto salah satu penjaga gawang sukses dari Pekanbaru.
Fance Hariyanto pernah jadi bagian sukses Persik Kediri pada Liga Indonesia 2006.
Tak hanya itu, Fance Hariyanto juga pernah dipanggil timnas Indonesia.
"Awalnya, PGS ini idenya dari saya. Saya juga memberikan nama Pekanbaru Goalkeeper School," ujar Tharjaki Lubis kepada Skor.id.
"Kemudian, saya mengajak Lutfi dan Fance. Kebetulan, saya dan Lutfi sama-sama karyatan di PTPN 5," katanya pada Jumat (6/8/2021).
"PGS juga berubah nama jadi PTPN 5 Goalkeeper School setelah mendapat support dari PTPN. Kami sangat terbantu walau belum setahun SSB ini jalan."
Menurut Tharjaki Lubis, PGS lahir dari keresahannya terhadap perkembangan pembinaan pemain muda di SSB khususnya yang memilih posisi kiper.
Diakui mantan penjaga gawang Persegi Gianyar dan PSBL Langsa itu, tak semua SBB punya pelatih khusus kiper.
Hal ini dikatakan Tharjaki Lubis tak bagus bagi perkembangan pemain, utamanya yang memilih atau terpaksa bermain sebagai penjaga gawang.
"Saya bersama Lutfi dan Fance pun sering diskusi sejauh ini. Kami menyadari, banyak hal secara teknik bermain yang salah," kata Tharjaki.
"Kami ingin kesalahan yang kami lakukan dulu tak terulang dan kiper-kiper masa depan ini punya teknik yang baik sejak dini."
PGS dikatakan Tharjaki Lubis bukan hanya melatih teknik pemain, tetapi juga memerhatikan perkembangan sekaligus peningkatan postur kiper binaan mereka.
Setiap sepakan, PGS menjalani tiga kali latihan. Khusus latihan edisi Rabu, kiper binaan PGS berenang.
Renang adalah bagian penting dari kurikulum PGS khususnya untuk memperbaiki postur kiper binaan mereka.
"Pengalaman kami soal postur pemain, khusus kiper, memang menjadi prioritas. Renang salah satu program wajib kami untuk mereka," ujarnya.
"Kami juga mengirim satu pemain ke seleksi timnas U-16 Indonesia pada 2021 atas nama Alif Danial. Tetapi, dia gagal masuk."
"Saya pun belajar dari kegagalan Alif Danial, termasuk soal postur tinggi pemain kami yang khusus kiper jelas memiliki standar beda," kata Tharjaki Lubis.
Saat ini, PGS yang ditangani tiga mantan kiper PSPS Riau memiliki sekitar 25 siswa dari usia sembilan sampai 16 tahun.
Follow dan subscribe akun media sosial Skor.id di Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, LinkedIn, TikTok, dan Helo.
View this post on Instagram
Berita Kiprah Lainnya:
Kiprah: Berti Tutuarima, Penyumbang Perak SEA Games 1979 yang Suka Membina Pemain U-10
Kiprah: Imam Rohmawan, Membina Pemain Usia Dini Lebih Kompleks
Kiprah: Tharjaki Lubis, Siap Balas Dendam demi Lahirkan Kiper Modern dari Riau