Spesial Hari Sumpah Pemuda: Saat Remaja Man United Menangi Segalanya

Thoriq Az Zuhri

Editor: Thoriq Az Zuhri

Para pemain muda Manchester United juara Liga Inggris dan Piala FA 1995-1996. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)
Para pemain muda Manchester United juara Liga Inggris dan Piala FA 1995-1996. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

SKOR.id - Di hari Sumpah Pemuda ini, mari mengingat saat para remaja Manchester United memenangi segalanya kala mereka diremehkan.

Hari Sumpah Pemuda diperingati setiap tanggal 28 Oktober setiap tahunnya, untuk mengenang ikrar yang diucapkan oleh pemuda-pemudi Indonesia pada 28 Oktober 1928.

Ini menjadi salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Di sepak bola, ada juga tonggak bersejarah yang dilakukan oleh para pemuda dari Manchester, yang membuat para pemain muda kini jadi lebih dihargai dan tak lagi dilirik sebelah mata.

Semua berawal dari sebuah ucapan yang diungkapkan oleh pengamat sepak bola Inggris, Alan Hansen, kepada tim Manchester United yang saat itu diisi oleh para pemain muda.

"Anda tak akan memenangi apapun dengan anak-anak," ujar Alan Hansen saat itu.

Tak hanya membuktikan bahwa mereka mampu, para pemain muda Manchester United kemudian bisa membuktikan hal sebaliknya dan memenangi segalanya.

Mari kita simak kisahnya lebih dalam lewat artikel Skor Special berikut ini.

(Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).

Latar Belakang

Alan Hansen adalah legenda Liverpool dan sepak bola Inggris. Selama 14 musim di Anfield, ia memenangi delapan Liga Inggris dan tiga Liga Champions dengan total meraih 23 trofi bersama Liverpool.

Setelah pensiun pada 1991, Hansen beralih profesi menjadi pengamat sepak bola dan jadi pandit di BBC, termasuk di acara utama mereka yang membahas Liga Inggris, Match of the Day.

Di sisi lain, Manchester United asuhan Sir Alex Ferguson sedang dalam masa peralihan usai jadi juara Liga Inggris pada 1993 dan 1994, tetapi gagal juara pada 1995.

Awal musim itu, Setan Merah kehilangan Eric Cantona yang masih dalam masa hukuman delapan bulan, dan juga baru saja melepas pemain-pemain veteran seperti Paul Ince, Mark Hughes, dan Andrei Kanchelskis.

Ferguson tak mengganti mereka dengan pemain berpengalaman, tetapi justru mempromosikan para pemain dari tim muda seperti Phil dan Gary Neville, Nicky Butt, David Beckham, hingga Paul Scholes.

Laga pertama musim di kandang Aston Villa, semua seperti menjadi mimpi buruk bagi Man United.

Ian Taylor, Mark Draper, dan Dwight Yorke mencetak gol sebelum turun minum untuk Aston Villa, sedangkan Setan Merah hanya membalas sekali enam menit jelang bubaran lewat Beckham, dan harus kalah 1-3 di pekan pertama musim.

Memang, rata-rata usia pemain Man United musim itu hanya 26 tahun 137 hari, terbilang sangat muda.

Scholes, Beckham, Gary Neville, dan Nicky Butt sama-sama masih berusia 20 tahun saat itu, ditambah Ryan Giggs (21 tahun), hingga Andy Cole (23 tahun), dan Lee Sharpe (24 tahun).

Hal ini yang menurut Alan Hansen jadi masalah utama Manchester United saat itu, yang ia sampaikan di acara BBC Match of the Day.

"Saya rasa mereka punya masalah, bukan masalah yang besar. Sudah jelas, tiga pemain hengkang. Triknya adalah selalu beli pemain saat Anda punya tim yang kuat, jadi Ferguson perlu membeli pemain," ujar Hansen.

"Anda tak akan bisa memenangi apapun dengan anak-anak. Anda melihat line-up Man United dan Aston Villa, saat lawan melihat line-up ini akan memberi mereka semangat dan itu akan terjadi setiap Ferguson menurunkan para pemain muda. Dia perlu membeli pemain baru, sesimpel itu."

Hansen mengatakan bahwa Manchester United perlu pemain baru agar memiliki kedalaman skuad yang dibutuhkan untuk jadi juara.

Akan tetapi, ternyata Hansen salah besar, dan kesalahan ini salah satunya juga karena komentarnya tersebut yang menjadi pelecut semangat untuk para pemain muda Setan Merah.

Menangi Segalanya

Phil Neville yang saat itu berusia 19 tahun menceritakan apa yang terjadi dengan skuad Manchester United usai Hansen mengatakan hal tersebut.

"Hansen saat itu adalah pengamat sepak bola terbaik di TV. Dia adalah bintang utama di TV yang semua orang dengarkan perkataannya. Saat itu, Match of the Day adalah satu-satunya acara sepak bola dan dia adalah pengamat sepak bola terbaik di TV," ujar Neville.

"Kata-kata itu, saya bisa bilang selain menjadi motivasi bagi kami, hal itu juga membuatnya semakin terkenal!"

Usai keok di pekan pertama, Man United kemudian tak kalah sampai November saat mereka kalah 0-1 di kandang Arsenal.

Setan Merah lalu hanya kalah dua kali setelah Natal dan jadi juara Liga Inggris 1995-1996 dengan koleksi 82 poin, unggul empat angka dari Newcastle United.

Tak hanya itu, mereka juga tampil luar biasa di Piala FA, mencapai final sebelum menang 1-0 lawan tim kesayangan Hansen, Liverpool, dan jadi juara.

Tiga tahun kemudian, para pemain muda ini juga jadi tulang punggung utama saat Setan Merah meraih treble winners bersejarah yang melegenda.

Hansen, Kemudian

Kata-kata ini kemudian menjadi ciri khas Hansen sebagai pengamat sepak bola, ia bahkan kerap mengulangi kata-kata ini sebagai candaan.

"Kata-kata itu sedikit banyak membentuk diri saya sebagai pengamat sepak bola, hanya karena kata-kata ini ternyata salah besar," ujar Hansen.

"Toko suvenir Man United mencetak kata-kata ini di t-shirt dan mereka mengirimkan beberapa t-shirt itu kepada saya."

Meski begitu, Hansen tetap pada pendiriannya bahwa kata-kata ini tak sepenuhnya salah.

Hal ini karena di skuad Man United saat itu, tulang punggung utama tim tetap adalah para pemain berpengalaman.

Sebut saja Peter Schmeichel (31 tahun), Denis Irwin (29), Eric Cantona (29), Gary Pallister (30), hingga Steve Bruce (34).

"Jika United tak meraih dua gelar musim itu, Anda masih bisa mengatakan kata-kata tersebut sekarang. Meski musim itu Ferguson mempromosikan lima atau enam pemain muda, ia tetap memilih para pemain berpengalaman," kata Hansen.

"Jangan lupa tulang punggung utama tim itu di antaranya Peter Schmeichel, Steve Bruce, Gary Pallister, dan Eric Cantona. Tim itu menjadi contoh fantastis bagaimana membangun tulang punggung yang bagus dan baru melengkapi sisanya."

Source: WikipediaMirrorGoalGive Me SportTransfermarkt

RELATED STORIES

6 Klub yang Selalu Ikut di Setiap Musim Premier League: Data dan Fakta

6 Klub yang Selalu Ikut di Setiap Musim Premier League: Data dan Fakta

Sepanjang gelaran Premier League sejak 1992, ada enam klub yang selalu ikut dalam setiap musim gelaran kasta tertinggi Liga Inggris ini.

Siapa Tim dan Pemain Tercepat di Premier League Musim Ini?

Siapa Tim dan Pemain Tercepat di Premier League Musim Ini?

Di gelaran Premier League musim ini, siapa saja tim-tim dan pemain-pemain tercepat yang merumput di Liga Inggris? Berikut jawabannya!

Bagaimana Unai Emery Ubah Aston Villa Jadi Kekuatan yang Kohesif

Di bawah pelatih Unai Emery, Aston Villa bertransformasi secara luar biasa.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Roster RRQ untuk MPL ID Season 16. (RRQ)

Esports

Kata Khezcute Soal Krisis RRQ Hoshi di MPL ID Season 16

RRQ Hoshi kini terancam gagal ke playoff karena kini tengah menempati peringkat ketujuh atau zona merah.

Gangga Basudewa | 09 Oct, 14:40

Bek Timnas Indonesia, Justin Hubner. (Grafis: Yusuf/Skor.id)

Timnas Indonesia

Justin Hubner Sampaikan Permohonan Maaf, Ajak Fokus ke Laga Kontra Irak

Sebelumnya, Justin sempat mengunggah ulang postingan kekasihnya, Jennifer Coppen.

Gangga Basudewa | 09 Oct, 13:29

rafael struick cover

Timnas Indonesia

Rafael Struick Tak Kunjung Gabung Timnas U-23 Indonesia, Indra Sjafri Beri Penjelasan

Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Indra Sjafri, juga menyinggung Marselino Ferdinan dan bicara soal Tim Geypens.

Taufani Rahmanda | 09 Oct, 12:30

Kompetisi usia muda Elite Pro Academy atau EPA kasta tertinggi untuk usia 20 musim baru, EPA Super League U-20 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

National

EPA Super League U-20 2025-2026: Jadwal, Hasil dan Klasemen

Jadwal, hasil, dan klasemen EPA Super League U-20 2025-2026 yang terus diperbarui seiring bergulirnya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 09 Oct, 12:30

Timnas U-23 Indonesia vs Timnas U-23 India atau Indonesia vs India pada laga uji coba internasional di Stadion Madya, Jakarta, pada 10 dan 13 Oktober 2025. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Timnas Indonesia

Prediksi dan Link Live Streaming Timnas U-23 Indonesia vs India U-23 di Uji Coba Pertama

Laga pertama Timnas U-23 Indonesia dalam persiapan menuju SEA Games 2025 pada Jumat (10/10/2025) malam.

Taufani Rahmanda | 09 Oct, 12:07

Honor of Kings (Jovi Arnanda/Skor.id)

Esports

Honor of Kings Rilis Face Skin Eksklusif Pertama dari Indonesia

Konten kreator, Ibot, menjadi orang Indonesia pertama yang mendapatkan face skin eksklusif dari Honor of Kings.

Gangga Basudewa | 09 Oct, 11:13

Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Bola Internasional

Shin Tae-yong Resmi Dipecat Ulsan HD

Shin Tae-yong hanya bertahan selama dua bulan saja dan memimpin tim selama 10 pertandingan.

Gangga Basudewa | 09 Oct, 11:04

Liga 1

Suntikan Energi Baru, Persija Resmi Berkolaborasi dengan Hyundai

Persija berharap kerja sama dengan Hyundai bisa berlangsung dengan kurun waktu yang lama.

Sumargo Pangestu | 09 Oct, 09:57

Malaysia Diumumkan Jadi Tuan Rumah IESF WEC 2025 game Mobile Legends. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

Timnas MLBB Indonesia Siapkan yang Terbaik untuk IESF WEC 2025

Kejuaraan Esports Dunia IESF 2025 akan berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 1-7 Desember 2025 mendatang.

Gangga Basudewa | 09 Oct, 09:57

Kompetisi futsal kasta tertinggi di Indonesia, Pro Futsal League 2025-2026. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Futsal

Pro Futsal League 2025-2026: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Pro Futsal League 2025-2026 yang terus diperbaharui seiring berjalannya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 09 Oct, 08:13

Load More Articles