SKOR.id – Rasanya belum lama Aston Villa FC tampil sebagai tim yang layak dengan memiliki beberapa bintang yang menonjol. Namun, di bawah kepemimpinan pelatih Unai Emery selama dua tahun terakhir, mereka telah berkembang menjadi sebuah kolektif yang tangguh.
Bagi pendukung Aston Villa, perubahan ini mungkin terasa tidak nyata. Tetapi bagi publik yang mengamati dari kejauhan, sulit untuk menghilangkan pemikiran bahwa tim ini baru saja terpuruk di Championship pada tahun 2019. Rasanya hampir seperti mimpi buruk yang dibisikkan itu sudah memudar.
Perjalanan dari pejuang degradasi hingga kehadiran signifikan di eselon atas Liga Inggris (Liga Premier) berjalan stabil namun menakjubkan. Setelah tiga musim berada di papan bawah klasemen, nasib The Villans berubah drastis dengan kedatangan Unai Emery pada 1 November 2022, saat mereka mulai mengukuhkan tempatnya di antara elite liga.
Bahkan, para pengikut setia Villa terkadang merasa tidak percaya. Mereka sudah terbiasa dengan tim kompeten yang terdiri dari segelintir bintang sekelas Jack Grealish (2012-2021), pemain andalan yang tak terbantahkan, yang dengan percaya diri memainkan berbagai peran termasuk playmaker kunci.
Kini, para penggemar harus berhenti sejenak untuk menilai skuad mereka karena mereka menyadari hampir setiap pemain berkontribusi terhadap kebangkitan Villa.
Sebenarnya, apa kunci keberhasilan Villa yang hingga kini baru sekali menelan kekalahan (dari Arsenal FC di Liga Inggris) dari 13 pertandingan yang sudah dijalani di semua kompetisi? Seberapa besar peran Emery dalam hampir dua tahun terakhir di Stadion Villa Park?
Skor.id akan coba membahasnya dalam Skor Special edisi kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).
Kedalaman Skuad
Perdebatan seputar warisan Grealish terus berlanjut di kalangan pendukung Villa, dengan banyak yang menegaskan bahwa dia adalah salah satu talenta terbaik yang menghiasi barisan mereka dalam beberapa dekade terakhir.
Namun, menawarinya kembali ke Villa dari Manchester City kini terasa seperti risiko yang sudah diperhitungkan.
Bek senior sarat pengalaman Tyrone Mings, yang pernah tampil meyakinkan di lini belakang, telah absen selama lebih dari setahun karena cedera ACL. Hebatnya, Villa menikmati musim terbaik mereka dalam 27 tahun selama ketidakhadirannya.
Hal yang sama juga berlaku untuk gelandang kunci Emiliano Buendia. Situasi ini membuktikan kedalaman tim yang luar biasa.
Ini tidak dimaksudkan meremehkan upaya Mings atau Buendia, melainkan menekankan pada transformasi yang dicapai selama beberapa tahun terakhir.
Perekrutan yang Cerdik
Kebangkitan Villa sejatinya sudah mulai terlihat sejak akhir 2023 lalu. Salah satu faktornya adalah perekrutan pemain yang cerdik.
Seperti dikutip situs Transfermarkt, selama di Villa, Emery sudah mendatangkan 19 pemain yang 16 di antaranya memerlukan biaya transfer. Total, ia sudah menghabiskan 317.840.000 euro berkat kombinasi dari penawaran bagus dan penggunaan uang yang tepat.
Youri Tieelemens (gelandang tengah) dan Boubacar Kamara (gelandang bertahan) didatangkan dengan status bebas transfer. Sementara, kendati dibeli dengan harga yang cukup besar, kini tidak ada yang mempertanyakan kualitas dan kontribusi pemain seperti bek tengah Pau Torres (33 juta euro), sayap kanan Moussa Diaby (55 juta euro), atau Amadou Onana (59,35 juta euro) antara lain.
Kemampuan Individu Mendukung Unit yang Kohesif
Dengan pemain yang ada, Emery juga terbukti ahli menciptakan skuad yang berkembang sebagai unit yang kohesif. Meskipun, kecemerlangan individu jelas juga berperan dalam skuad yang bisa menyatu bersama ini.
Penyerang tengah Jhon Duran kini menjadi berita utama karena produktivitasnya. Rekannya sesama striker, Ollie Watkins, juga secara konsisten mencetak gol.
Kedalaman skuad juga sama mengesankannya. Morgan Rogers telah beradaptasi dengan cepat dalam kehidupan di Liga Inggris sejak bergabung dari Middlesbrough FC. Sementara, pemain berpengalaman seperti Tielemans dan Lucas Digne menyumbangkan pengalaman dan keterampilan mereka untuk misi bersama.
Di bawah mistar gawang, kiper karismatik pemenang Piala Dunia 2022 Emiliano Martinez termasuk yang terbaik dalam bisnis ini. Villa juga memiliki sederet pemain pekerja keras seperti Torres, John McGinn—kapten dan gelandang tengah dengan kaki kiri yang bekerja luar biasa, dan Matty Cash yang memastikan tidak ada kekurangan karakter di seluruh skuad.
Memang dibutuhkan banyak percobaan dan kesalahan untuk mencapai titik ini. Eksperimen masa lalu seperti penandatanganan Philippe Coutinho tidak berjalan dengan baik.
Meski begitu, Emery, yang ingin membuktikan kemampuannya setelah menjalani masa sulit di Arsenal, telah menyatukan tim yang sempat merasa terputus-putus dan mengubah mereka menjadi kekuatan yang kohesif.
Saat ini, Villa dengan bangga duduk di puncak klasemen sementara Liga Champions dengan rekor yang tak terkalahkan dalam tiga pertandingan. Mereka juga berada di urutan keempat di Liga Inggris, usai memiliki poin yang sama dengan Arsenal (ketiga) namun kalah selisih gol.
Jujur, dukungan finansial yang sangat besar telah ikut mendorong Villa untuk maju. Namun, tidak seperti Chelsea FC, Tottenham Hotspur, Manchester United, dan Newcastle United—yang semuanya tampak terjebak dalam siklus kemajuan dan kemunduran—Villa saat ini tampaknya mampu mendobrak hambatan dan menargetkan pencapaian baru.
Percaya Diri di Liga Champions
Meskipun masih berada di awal musim, mau tak mau publik harus merenungkan sejauh mana tim yang telah direvitalisasi ini bisa melangkah. Meskipun tantangan meraih gelar mungkin tampak ambisius, perjalanan panjang ke babak sistem gugur Liga Champions tampaknya semakin masuk akal.
Berbeda dengan Newcastle musim lalu, Villa sudah terbiasa mengatur komitmen Eropa dan urusan domestik, setelah mencapai semifinal Liga Konferens (UEFA Conference League) tahun lalu.
Selain itu, pengalaman Emery di Eropa, termasuk empat trofi Liga Europa bersama Sevilla FC (2013-2014, 2014-2015, 2015-2016) dan Villarreal CF (2020-2021), meningkatkan peluang Villa.
Jangan lupakan juga sejarah Aston Villa, salah satu klub tertua dan tersukses Inggris. Villa adalah juara tujuh kali Football League First Division (kompetisi tertinggi Inggris sebelum berganti menjadi Liga Primer mulai 1992-1993), tujuh Piala FA, lima Piala Liga serta masing-masing sekali Liga Champions (1981-1982) dan Piala Super Eropa (1982-1983).
Tetapi, penting bagi The Villans untuk tetap membumi. Banyak tim yang mendapati diri mereka berada di posisi yang sama, termasuk Villa selama bertahun-tahun, namun goyah dan mengalami kemunduran.
Namun demikian, ini adalah saat yang menggembirakan bagi Aston Villa, sebuah sensasi euforia yang belum pernah dialami klub asal Birmingham itu selama lebih dari satu generasi. Mereka berharap gelombang momentum ini terus berlanjut di masa mendatang.