- Permainan golf memiliki mekanisme perhitungan poin yang sedikit berbeda dari cabor lain sehingga cukup membingungkan kaum awam.
- Pada dasarnya, poin dalam golf dihitung dari selisih antara jumlah pukulan yang dilakukan dengan "patokan" yang ditetapkan untuk menuntaskan rentetan hole.
- Skorpedia kali ini bakal membahas sistem perhitungan poin dalam sebuah turnamen golf dengan menjadikan Indonesian Masters sebagai contoh.
SKOR.id - Bagi para awam, sistem penghitungan poin permainan golf yang diberlakukan dalam sebuah turnamen terkadang menimbulkan rasa bingung tersendiri.
Berbeda dari kebanyakan cabor di mana sang juara punya poin terbesar, pemenang turnamen golf justru ditentukan oleh siapa yang memiliki skor tersedikit bahkan sampai minus.
Akan tetapi, penghitungan skor permainan dalam sebuah turnamen golf ternyata tak serumit yang dibayangkan.
Skorpedia kali ini akan membahasnya dengan menjadikan turnamen golf Indonesian Masters 2022 yang akan bergulir di Royale Jakarta Golf Club pada 1-4 Desember nanti sebagai contoh kasus.
Secara umum, konsep permainan golf adalah pemain diminta memukul bola dengan stick dari titik awal (tee box) hingga masuk ke lubang (hole) yang berjarak ratusan meter.
Sebagai contoh, Royale Jakarta Golf Club punya 27 hole yang tersebar rata di tiga area (north, south, dan west) dengan jarak antara tee box ke hole bervariasi antara 150 sampai 563 meter.
Dengan panjang yang bervariasi, jumlah stroke yang dibutuhkan untuk mengantarkan bola dari tee box hingga masuk ke hole tentu berbeda-beda.
Maka dari itu, ada semacam "patokan" terkait jumlah stroke yang diperlukan seorang pemain untuk menuntaskan satu hole yang dikenal dengan istilah par.
Jumlah par untuk menuntaskan satu hole pun beragam. Kebanyakan berjumlah empat tetapi ada juga yang cukup tiga atau sampai lima, tergantung dengan jaraknya.
Nah, selisih antara pukulan yang dilakukan pemain untuk memasukkan bola ke dalam hole dengan par yang ditetapkan inilah yang menjadi dasar perhitungan poin dalam permainan golf.
Sebagai contoh, lapangan 9 South di Royale Jakarta Golf Club yang memiliki jarak tee box ke hole sepanjang 563 meter bisa dituntaskan dalam lima stroke (Par 5).
Ketika pegolf mampu memasukkan bola ke dalam hole sesuai dengan par yang ditetapkan, maka mereka tercatat mendapat skor 0.
Sedangkan jika mampu menuntaskan hole dengan lebih efektif maka yang bersangkutan bakal tercatat mendapat nilai -1, -2, dan seterusnya, tergantung selisih jumlah stroke dengan par.
Sebaliknya, saat pemain memasukkan bola ke dalam hole dengan jumlah stroke yang melebihi par maka mereka tercatat mendapat nilai +1, +2, dan seterusnya.
Ada beberapa istilah umum yang dipakai untuk menyebut selisih antara jumlah stroke dan par yang didapatkan pemain untuk menuntaskan satu hole.
Jumlah stroke kurang satu dari par disebut birdie, kurang dua disebut eagle, sedangkan istilah albatros digunakan saat pemain memasukkan bola lebih cepat tiga pukulan dari par.
Sebaliknya, saat pegolf memasukkan bola dengan jumlah satu pukulan lebih banyak dari par disebut boogey. Sedangkan double boogey adalah istilah saat "kelebihan) dua stroke.
Nantinya, selisih antara stroke dengan par di setiap hole akan diakumulasikan. Pegolf dengan nilai paling sedikit bakal jadi pemenang turnamen.
Jika setelah melalui 72 holes ada lebih dari satu pegolf memiliki nilai sama di puncak klasemen, maka playoff bakal digelar dengan memainkan hole "tambahan".
Sepanjang sejarah Indonesian Masters, tercatat baru sekali pemenang ditentukan via playoff. Momen itu terjadi saat Lee Westwood jadi juara edisi 2015 usai mengalahkan Chapchai Nirat.
Sedangkan juara Indonesia Masters dengan nilai terbaik tercatat atas nama Justin Rose pada edisi 2017.
Kala itu, Justin Rose menuntaskan 72 holes dengan total 259 stroke atau 29 pukulan lebih sedikit dari par yang ditetapkan.
Perhatikan Penalti
Layaknya olahraga lain, golf juga mengenal sistem penalti yang bisa menentukan raihan poin akhir pemainnya.
Misalnya, saat pemain memukul bola hingga masuk ke area air maka permainan dilanjutkan dengan bola baru diletakkan di lokasi yang ditunjuk.
Pemain yang melakukan pelanggaran pun dapat penalti berupa tambahan satu pukulan yang tercatat dalam kartu skor.
Contoh pelanggaran lainnya yang kerap dilakukan adalah pemain memukul bola hingga keluar bidang permainan yang ditentukan.
Untuk pelanggaran ini, pemain bakal dapat hukuman penalti dua pukulan tambahan yang tercatat dalam kartu skor.
Penalti dua pukulan tambahan juga bakal diberikan kepada seorang pemain karena alasan tertentu sampai kehilangan bola yang dipukul.
Bedanya pelanggaran ini juga bakal membuat sang pemain harus melakukan stroke dari lokasi awal sebelum bola hilang sehingga bakal makin merugikannya dalam akumulasi jumlah stroke.
Berita Golf Lainnya:
Skor 5: Momen Kemenangan Bersejarah di Turnamen Golf The Open
4 Tips Bermain Golf agar Tak Mudah Cedera, Cocok untuk Pemula