- Kiper bukan posisi pemain asing favorit bagi mayoritas klub Liga Indonesia, termasuk pada musim 2020.
- Pada Liga 1 2020, tak satupun klub level atas Liga Indonesia memakai kiper asing untuk amunisi impor mereka.
- Dari zaman Galatama lalu musim pertama Liga Indonesia pada 1994-1995 sampai 2020, tercatat ada 13 penjaga gawang asing berkarier di Tanah Air.
SKOR.id - Penjaga gawang asing tak banyak masuk Liga Indonesia, bahkan sejak era awal kompetisi semi-pro Galatama akhir 1970-an, sampai yang terkini musim 2020.
Tercatat, hanya ada 14 kiper asing yang membela klub Indonesia. Namun, persebaran negara dari kiper-kiper asing ini merata karena berasal dari semua benua di dunia ini.
Dari 14 nama kiper asing yang direkrut klub-klub Indonesia ini, hanya tiga nama yang menjadi bagian juara timnya.
Baca Juga: Serbuan Pelatih Kiper Asing ke Indonesia, Persepsi Kuno Harus Dibuang
Semua penjaga gawang impor ini pernah direkrut klub Indonesia mulai dari kontestan Galatama, Liga Indonesia (Ligina) era awal 1990-an, sampai pada edisi kompetisi bertitel Liga 1.
Baca Juga: Nanang Hidayat, Bintang Arema saat Juara Galatama yang Kini Melatih di Timor Leste
Skor.id merangkum secara singkat para kiper asing yang pernah membela klub-klub Indonesia, ini rinciannya:
DAVID LEE
Bersama legenda timnas Singapura, Fandi Ahmad, David Lee membela klub legendaris asal Surabaya, New International Amusement Center (Niac) Mitra.
Niac Mitra mendatangkan David Lee dan Fandi pada Galatama musim 1982-1983. David Lee adalah kiper kenamaan timnas Singapura kala itu.
Ternyata, Niac Mitra tak rugi mendatangkan duo pemain asal Negeri Singa itu. Klub milik pengusaha bioskop, Alexander Wenas, menjadi juara Galatama musim itu.
Baca Juga: Fenomena Pelatih Kiper Asing pada Liga 1 2020, PSSI Telat Bergerak
DARRYL SINERINE
Kiper asing asal Trididad & Tobago ini merupakan satu dari banyak rombongan pemain impor pada Liga Indonesia musim pertama, 1994-1995.
Dia menjadi pemain asing yang disalurkan ke Petrokimia Putra, klub Ligina asal Gresik.
Bersama skuad Kebo Giras, Darry Sinerine mampu menembus final Ligina edisi pertama sebelum dikalahkan Persib Bandung.
Selepas itu, Darryl gabung Persema Malang selama semusim, lalu meninggalkan Indonesia.
STOYAN NAKEV
Lelaki asal Bulgaria bernama lengkap Stoyan Assenov Nakev ini adalah kiper Mitra (identitas anyar Niac Mitra pada era Ligina).
Penjaga gawang impor asal Bulgaria ini bergabung dengan klub asal Kota Pahlawan pada Ligina edisi pertama.
Sayang, dia tak maksimal dan dipulangkan setelah hanya sekitar lima bulan dikontrak klub itu.
Baca Juga: Fredyan Wahyu Sugiantoro, Sinarnya Bersama PSIS Semarang Diganggu Virus Corona
MBENG JEAN MAMBALOU
Merantau ke Indonesia pada usia di bawah 20 tahun, Mbeng Jean membela Persija Jakarta sejak 1997. Kiper asal Kamerun ini puncaknya merasakan juara bersama Persija pada 2001.
Sejak itu, Mbeng Jean seolah identik dengan skuad Macan Kemayoran. Walau, dia sekitar dua musim setelah juara bareng Persija memutuskan pindah.
Mbeng Jean bergabung dengan PSPS Riau, lalu membela PSMS Medan sebelum akhirnya meninggalkan Indonesia.
MARIUSZ MUSCHARSKI
Persib musim 2003 melakukan perombakan, khususnya sektor pemain asing. Maung Bandung juga menunjuk pelatih impor pada musim itu.
Pelatih Marek Andrez Sledzianowsk asal Polandia menjadi pilihan Persib pada musim itu.
Sang pelatih pun datang dengan tria pemain asal negaranya dan salah satunya kiper Mariusz Muscharski.
Sayang, koneksi Polandia ala Persib musim 2003 gagal maksimal. Nasib Marek dan Mariusz pun tak bagus, mereka didepak Persib sebelum musim itu selesai.
Baca Juga: Ini Arahan Federasi Sepak Bola Malaysia soal Potong Gaji Efek Corona
SERGIO VARGAS
PSM Makassar pernah memakai jasa kiper kenamaan asal Cile, Sergio Vargas, pada Liga Indonesia musim 2004.
Namun, Sergio Vargas jadi bagian skuad Juku Eja saat usianya mencapai 39 tahun. Dia pun hanya semusim membela panji PSM Makassar.
Sergio Vargas adalah kiper timnas Cile yang pernah main empat laga pada Copa America 2001.
Masa keemasan Sergio Vargas pada awal 1980-an tepatnya 1984 atau 20 tahun sebelum memutuskan berkarier di Indonesia.
Kala itu dia membela klub elite Argentina, Independiente. Bersama klub ini, Vargas menjuarai Copa Libertadores dan Piala Toyota (kini Piala Dunia Klub).
Saat memenangi Piala Toyota 1984, Vargas bersama Independiente menumbangkan Liverpool dengan skor 1-0 di Tokyo, Jepang.
Baca Juga: Selepas Bela Persija pada 2003, Pemain Asing Ini Jadi Penyanyi di Brasil
ZENG CHENG
Persebaya setelah menjuarai Liga Indonesia 2004 kehilangan banyak bintang termasuk kiper Hendro Kartiko yang bergabung dengan Persija.
Akhirnya, Zeng Cheng asal Cina pun didatangkan oleh Persebaya dan saat itu usia kiper yang dipinjam dari Wuhan FC baru 18 tahun.
Sayang, Persebaya membuat insiden dan mundur dari fase 8 besar Ligina musim itu sehingga Zeng Cheng tak melanjutkan kariernya di Indonesia.
Namun selepas itu, Zeng Cheng jadi kiper hebat dan langganan membela timnas Cina. Dia dua kali jadi bagian Guangzhou Evergrade menjuarai Liga Champions Asia pada 2013 dan 2015.
Baca Juga: Efek Corona di Brasil, Dua Bisnis Eks-bintang Persija Terpaksa Tutup
SINTHAWEECHAI HARHAIRATTANAKOL
Persib merekrut kipet asal Thailand Sinthaweechai Hathairattanakool atau yang saat itu bernama Kosin Hathairattanakool
Meski gagal membawa Maung Bandung jadi juara, Sinthaweechai Hathairattanakool menjadi tembok akhir yang tangguh bagi pertahanan Persib.
Sinthaweechai Hathairattanakool pun menjadi idola bobotoh dan namanya cukup dikenal sampai sekarang, walau dia membela Persib pada 2006.
EVGENY KHMARUK
Kiper dengan tinggi lebih dari 2 meter itu adalah idola Persija dan membela skuad Macan Kemayoran pada musim 2008.
Sayang, penjaga gawang asli Moldova ini gagal membawa Persija juara dan meninggalkan Indonesia dengan catatan kurang bagus karena insiden di lapangan.
Baca Juga: Ada Opsi Liga Vietnam 2020 Diselesaikan Dalam Sebuah Turnamen Terpusat
YOO JAE-HOON
Datang sebagai pemain asing, Yoo Jae-hoon kini telah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) melalui jalur naturalisasi.
Pada 2010, Yoo Jae-hoon bergabung dengan Persipura Jayapura. Lahir di Ulsan, Korea Selatan, pada 7 Juli 1984, Yoo nyaris menghabiskan 70 persen kariernya untuk klub Indonesia.
Tiga trofi juara dia persembahkan untuk Persipura pada Indonesia Super League (ISL) 2011 dan 2013 plus turnamen pra-musim Inter Island Cup (IIC) 2011.
Yoo Jae-hoon jadi kiper terbaik ISL 2013. Selain membela Persipura, Yoo pernah berseragam Bali United, Mitra Kukar, dan Barito Putera.
Saat ini, Yoo tinggal di Bali bersama keluarganya dan telah pensiun dari pemain aktif. Dia juga jadi staf Shin Tae-yong, pelatih timnas Indonesia asal Korea.
Baca Juga: Tertahan di Malaysia karena Corona, Pemain Asing Ini Hanya Bisa Pasrah
HISANORI TAKADA
Musim 2010, Persitara Jakarta Utara masih berkompetisi pada ISL. Saat itu, skuad dengan julukan Si Pitung memiliki Hisanori Takada.
Hisanori Takada adalah penjaga gawang asal Jepang dan hanya setengah musim membela Persitara.
ALEKS VRTESKI
Pada akhir 2010, ada breakaway league di Indonesia dengan nama Liga Premier Indonesia (LPI) arahan penguasaha Arifin Panigoro.
Ada klub asal Surakarta dengan nama Ksatria XI Solo FC dan tim ini memiliki pemain asing pada posisi kiper. Penjaga gawang impor itu adalah Alexander Vrteski.
Kiper dengan sapaan Aleks ini berasal dari Australia dan memiliki darah Makedonia. Semusim membela Solo FC, Aleks pindah ke Persija IPL atau Persija 1928 yang berkompetisi pada Indonesia Premier League (IPL).
Baca Juga: Ini Tanggapan Manajer Borneo FC Terkait Surat PSSI
DENISS ROMANOVS
Sama dengan Aleks Vrteski, Deniss Romanovs datang pada era LPI hidup per akhir 2010. Kala itu, lelaki asal Latvia ini membela Cendrawasih FC dari Papua.
Semusim bersama klub pertamanya di Indonesia, Romanovs gabung Arema Indonesia dan Pro Duta, lalu membela Pelita Bandung Raya (PBR) pada ISL 2014.
Bersama PBR, Romanovs berjuang membawa klub itu mencapai semifinal ISL 2014. Sayang, Persib Bandung menggagalkan klub ini ke final.
Baca Juga: Penundaan French Open 2020 Bentrok dengan Laver Cup
SRDAN OSTOJIC
Kiper asal Serbia ini menjadi pemain asing berposisi penjaga gawang Arema FC pada Liga 1 2018.
Namun, pesepak bola yang kini berusia 37 tahun itu minim dimainkan. Dia pun hanya main empat kali dan gabung Arema FC karena 'bawaan' Milan Petrovic.
Petrovic adalah pelatih asing skuad Singo Edan asal Slovenia yang juga hanya semusim menangani Dendi Santoso dan Kolega.
Baca Juga: Corona Sekelas Perang Dunia, ''Hancurkan'' Turnamen Berusia 99 Tahun di Malaysia