- Bersepeda saat ini menjadi salah satu olahraga favorit pada masa pandemi Covid-19.
- Melihat animo masyarakat yang tinggi, Skor Indonesia menggelar Skor Virtual Ride berkolaborasi dengan Kemenpora.
- Ada edukasi juga yang dihadirkan dalam event tersebut terkait apa saja yang menjadi fakta atau hoaks dalam bersepeda.
SKOR.id - Bersepeda saat ini menjadi salah satu olahraga favorit di masa pandemi Covid-19.
Melihat tingginya animo masyarakat dalam bersepeda, Skor Indonesia berkolaborasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar Skor Virtual Ride.
Ada beberapa kategori yang dilombakan dan telah menghasilkan pemenang dalam Skor Virtual Ride kali ini.
Selain lomba yang dilaksanakan secara virtual, ada juga program edukasi yang disampaikan terkait bersepeda.
Mengingat, di kalangan masyarakat saat ini terdapat berbagai hoaks mengenai bersepeda.
Skor.id pun telah meminta penjelasan dari dr. Andhika Raspati, SpKO yang kini praktik di KONI DKI, SPPOI Eminence Jakarta, dan Rumah Sakit Bethsaida Tangerang, mengenai apa saja yang menjadi fakta dan hoaks dalam bersepeda. Berikut ulasannya:
1. Bersepeda di malam hari merusak diet
Dikatakan dr. Andhika Raspati, hal tersebut merupakan hoaks. Menurutnya, diet rusak itu tergantung dari asupan kalori yang didapatkan tubuh manusia. Maka itu, dia menyarankan untuk menjaga asupan kalori harian.
Menurut nutrisionis, Friska Ariyani, kebutuhan kalori manusia per hari dengan aktivitas sedang untuk lelaki adalah 2.100-2.300 kalori. Sedangkan untuk perempuan dibutuhkan 1.500-1.700 kalori.
Bicara kebutuhan kalori saat diet, biasanya dikurangi 500 kalori dari kebutuhan per hari. Jumlah yang dikurangi juga mengikuti kondisi kesehatan pelaku.
Untuk mengurangi jumlah kalori saat diet, pastikan berkonsultasi dengan pakar seperti nutrisionis atau dokter.
Selain itu, bersepeda juga bukan alasan untuk makan berlebihan.
2. Bersepeda membuat betis besar
Andhika Raspati mengatakan bersepeda bisa membuat betis besar adalah hoaks. Ia menjelaskan, betis bukan membesar, tetapi ototnya lebih terlihat kencang.
"Jika memang awalnya betisnya kecil, lemaknya tipis, ototnya kecil, jadi bisa bikin kelihatan membesar. Apalagi kalau pesepedanya banyak bersepeda di rute tanjakan," ujar Andhika.
3. Bersepeda membuat bungkuk
Bersepeda membuat bungkuk adalah hoaks. Andhika pun menyarankan untuk bersepeda dengan posisi yang benar.
Rutin melakukan peregangan serta penguatan otot-otot batang tubuh juga dianjurkan dalam bersepeda.
4. Bersepeda membuat mandul
Menurut Andhika, hal itu adalah hoaks. Ia mengatakan, bersepeda tidak membuat mandul. Tetapi bisa menimbulkan keluhan di area genital seperti kesemutan atau mati rasa.
Hal itu dapat diminimalisir dengan penggunaan sadel yang lebar serta celana ber-padding.
5. Bersepeda tak bisa bikin kurus
Bersepeda tak bisa membuat kurus itu hoaks. Andhika Raspati menuturkan bersepeda bisa membuat kurus.
Bahkan, masih menurut Andhika, bersepeda merupakan cara yang menyenangkan untuk meningkatkan pengeluaran kalori harian.
"Maka itu, jangan sampai kalori harian yang masuk terlalu banyak," ucapnya.
6. Bersepeda lebih baik daripada berlari untuk orang obesitas
Hal itu merupakan fakta. Itu lantaran bersepeda adalah olahraga yang bersifat low impact, sehingga lebih nyaman apabila dilakukan seseorang dengan obesitas yang kerap mengalami masalah di kaki saat berlari.
7. Menggunakan masker saat bersepeda dapat membuat orang meninggal
Hal ini dinyatakan Andhika sebagai hoaks. Ia mengungkapkan, kejadian meninggal saat bersepeda sudah banyak sejak sebelum adanya Covid-19.
"Jadi penyebab sejatinya bukan masker, melainkan penyakit jantung yang memang tidak disadari atau diabaikan oleh penderitanya," kata Andhika Raspati.
Baca Juga Berita Olahraga Lainnya:
Rionny Mainaky Ungkap Perbedaan Karakter Pebulu Tangkis Jepang dan Indonesia
Stefer Rahardian Optimis Bangkit dari Cedera dan Kejar Gelar Juara