- Sebelum Tragedi Kanjuruhan, ada lima kerusuhan di dalam stadion saat laga Liga 1 medio 2017 sampai 2022.
- Uniknya, Arema FC terlibat dalam tiga kerusuhan ini dan Persebaya ada dalam dua insiden ini.
- Stadion Kanjuruhan juga dua kali jadi "arena" kerusuhan pada 2019 dan yang terparah pada 1 Oktober 2022.
SKOR.id - Kerusuhan dalam laga Liga 1 di dalam stadion terjadi enam kali medio musim 2017 sampai 2022-2023.
Skor.id menyajikan catatan negatif ini dengan sedikit penjelasan dari insiden-insiden ini:
Stadion Mattoangin di Liga 1 2017
Akhir tak enak terjadi di Liga 1 2017. Gas air mata dilepaskan petugas keamanan di Stadion Mattoangin, Kota Makassar.
Kala itu, tuan rumah PSM Makassar kalah 0-1 dari Bali United pada Senin, 11 November 2017.
Selebrasi pemain dan ofisial Bali United dinilai berlebihan, itu memicu ofisial PSM protes. Mereka pun mendatangi bench Bali United.
Ketegangan pun terjadi dan memicu penonton mulai ricuh. Penonton mulai melakukan pelemparan ke stadion dari tribune.
Polisi bertameng pun mendekati penonton melakukan antisipasi. Polisi lalu melepaskan gas air mata. Insiden di markas PSM Makassar ini tak memakan korban jiwa
Stadion Kanjuruhan di Liga 1 2018
Gas air mata memakan korban jiwa di Liga 1 2018. Laga Arema FC vs Persib ricuh seusai pertandingan selesai di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Aparat keamanan memakai gas air mata untuk mengendalikan massa. Kala itu, 214 penonton menjadi korban.
Mereka harus menjalani perawatan dalam peristiwa pada Minggu, 15 April 2018. Semua bermula Arema FC tertinggal 1-2 dari Persib.
Skuad Singo Edan lalu menyamakan keadaan melalui gol Balza Bozovic. Sayang, keadaan tak terkendali.
Penonton menyerbu lapangan atau melompati tribune dan masuk ke arena pertandingan saat laga memasuki menit ke-90. Laga pun terpaksa dianggap selesai.
Insiden ini juga memakan korban jiwa. Satu aremania meninggal dunia atas nama Dhimas Duha Romli. Dia tewas meski sempat dirawat di rumah sakit
Stadion Maguwoharjo di Liga 1 2019
Kerusuhan pecah di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman pada Rabu (15/5/2019) malam. Ini dalam partai pembukaan Liga 1 2019.
Disiarkan secara live oleh Indosiar, laga ini antara tuan rumah PSS Sleman kontra Arema FC.
Pertandingan terpaksa diberhentikan sementara agar panitia pelaksana (panpel) dan pihak keamanan bisa mengatasi situasi tersebut..
Dua kelompok suporter PSS dan Arema FC terlibat perselisihan. Perselisihan ini terpantau pecah di pertengahan babak pertama, mereka terlibat aksi pelemparan.
Beberapa benda-benda tajam seperti pecahan keramik pun beterbangan. Melihat situasi yang mulai tidak kondusif, wasit memutuskan untuk menghentikan pertandingan pada menit ke-31.
Kala itu, kedua skor laga imbang 1-1. Kapten Arema FC saat itu, Hamka Hamzah sempat meminta para Aremania untuk menghentikan aksi pelemparan itu.
Panpel PSS Sleman juga meminta para pendukung tuan rumah untuk menghentikan aksi saling lempar tersebut.
Pertandingan kemudian dilanjutkan. Hingga babak pertama selesai, kedua tim masih bermain imbang 1-1.
Masuk menit ke-82, kerusuhan kembali terjadi. Tetapi, itu tidak membuat wasit menghentikan pertandingan dan PSS menang 3-1 dalam laga ini.
Gelora Bung Tomo di Liga 1 2019
Persebaya menelan pil pahit dalam laga Liga 1 2019. Skuad Bajul Ijo kalah tipis 2-3 dari tamu mereke, PSS Sleman di Stadion Gelora Bung Tomo pada Selasa (29/10/2019) sore.
Efek hasil negatif ini ternyata memicu kemaharan dari suporter setia Persebaya, Bonek. Fans skuad Bajul Ijo masuk ke lapangan tidak lama setelah laga selesai.
Sebagian besar Bonek yang turun ke lapangan menyuarakan ketidakpuasaannya atas penampilan buruk Persebaya saat lawan PSS.
Ada beberapa oknum dari Bonek yang membakar fasilitas di dalam Gelora Bung Tomo. Polisi telah masuk ke lapangan untuk membuat kondisi lebih kondusif.
Stadion Gelora Delta di Liga 1 2022-2023
Protes keras dilayangkan Bonek dengan cara langsung masuk ke lapangan di Stadion Gelora Delta, Kabupaten Sidoarjo setelah laga Persebaya vs Rans Nusantara FC selesai.
Persebaya dalam laga ini kalah dengan skor 1-2 pada Kamis (15/9/2022). Bonek tak hanya masuk ke lapangan, sejumlah oknum fans Persebaya merusak fasilitas dari bench pemain serta papan reklame.
Hal ini karena tim berjulukan Bajul Ijo itu menelan kekalahan enam kali dari 10 laga yang mereka lakoni.
Kalah dari Rans Nusantara FC itu merupakan kekalahan ketiga beruntun yang dirasakan Persebaya.
Hasil itu membuat suporter Persebaya marah dan langsung meluapkan kekecewaan itu tepat di stadion hingga beberapa fasilitas Stadion Gelora Delta dirusak.
Stadion Kanjuruhan di Liga 1 2022-2023
Gas air mata kembali dipakai aparat keamanan di Stadion Kanjuruhan. Ini jadi insiden terburuk sepak bola Indonesia dan terkenal sebagai Tragedi Kanjuruhan.
Terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022, saat kekalahan dirasakan Arema FC dari tamu sekaligus rival utamanya Persebaya.
Sejumlah Aremania turun ke lapangan dari tribune. Aparat keamanan lalu menyemprotkan gas air mata.
Lalu, ada semprotan gas air mata ke tribune membuat penonton panik. Mereka berhamburan dan saling injak plus kena dampak gas air mata. Korban pun berjatuhan.
Tragedi kanjuruhan pun memilukan. Ratusan orang meninggal dunia dan jadi perhatian dunia internasional. Sampai Kamis (13/10/2022), 132 orang dinyatakan meninggal dunia.
Berita Tragedi Kanjuruhan Lainnya:
Usai Libur karena Tragedi Kanjuruhan, Kondisi Fisik Pemain PSIM Yogyakarta Menurun
Korban Meninggal Dunia dalam Tragedi Kanjuruhan Bertambah per 11 Oktober 2022
Dalam Tragedi Kanjuruhan, Polri Klaim Penyebab Kematian Korban Bukan Gas Air Mata