- Duel perebutan juara dunia MotoGP 2022 yang melibatkan Francesco Bagnaia dan Fabio Quartararo dipastikan berlanjut ke seri pamungkas.
- Sepanjang sejarah kompetisi kelas utama MotoGP, ini jadi kali kelima penentuan gelar juara dunia ditentukan pada seri pamungkas.
- Momen Nicky Hayden jadi juara dunia MotoGP 2006 setelah berjuang hingga serin terakhir disebut jadi yang paling dramatis.
SKOR.id - Perebutan gelar juara dunia kategori pembalap MotoGP 2022 dipastikan berlanjut hingga seri pamungkas. Hal itu terjadi menyusul hasil GP Malaysia akhir pekan lalu.
Francesco Bagnaia yang berpeluang mengunci gelar juara dunia MotoGP 2022 di Sirkuit Sepang terpaksa harus menunda pestanya.
Sebab, Fabio Quartararo selaku pesaing terdekat mampu menjaga asa untuk tetap memiliki peluang jadi juara dunia MotoGP 2022 meski kansnya sangat tipis.
Penentuan gelar juara dunia MotoGP 2022 pun bakal ditentukan berdasar hasil seri pamungkas yang dihelat di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol pada 4-6 November mendatang.
Sejak kompetisi kelas utama balap motor Grand Prix menyandang nama MotoGP pada 2002, ini jadi kali kelima persaingan gelar juara dunia berlangsung hingga seri pamungkas.
Berikut adalah rangkuman lima musim kompetisi MotoGP yang penentuan sosok juara dunianya harus menunggu hingga hasil seri terakhir.
1. Nicky Hayden (MotoGP 2006)
MotoGP 2006 berlangsung sengit hingga akhirnya bursa juara dunia mengerucut menyisakan dua nama jelang seri terakhir, yakni Valentino Rossi (Yamaha) dan Nicky Hayden (Honda).
Kala itu, Valentino Rossi yang mengantongi 244 poin lebih difavoritkan dibanding Nicky Hayden yang duduk di peringkat dua dengan jarak delapan angka.
Memasuki seri pamungkas di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Rossi makin difavoritkan karena berhasil meraih pole position sedangkan Hayden berada di posisi kelima.
Namun, keadaan berubah drastis saat lomba berlangsung. Rossi mendapat start buruk hingga tercecer ke posisi paling belakang.
Saat berusaha memperbaiki peringkat, The Doctor justru mengalami crash pada lap keempat. Pada sisi lain, balapan Hayden berjalan relatif lebih lancar.
After a season of high-drama, it all came down to the final round of the season between @ValeYellow46 and Nicky Hayden ????
TALES OF VALENTINO: Valencia 2006 - The Defeat ???? available now
???? https://t.co/7oBBRoYENd pic.twitter.com/D1sB2cfZo5— MotoGP™???? (@MotoGP) January 16, 2022
Pada akhirnya, Hayden berhasil finis ketiga di GP Valencia 2006 dan berhak atas tambahan 16 poin. Sementara itu, Rossi menutup balapan di posisi ke-13 dan mendapat tiga angka.
Dengan hasil tersebut, Hayden pun berhak mengambil alih posisi puncak klasemen MotoGP 2006 dengan torehan akhir 252 poin atau unggul lima angka atas Rossi.
Hingga saat ini, MotoGP 2006 dikenang sebagai salah satu musim kompetisi dengan penentuan gelar juara dunia pembalap kelas utama paling dramatis.
2. Marc Marquez (2013)
MotoGP 2013 merupakan musim debut Marc Marquez di kelas utama. Memperkuat Repsol Honda, The Baby Alien langsung unjuk gigi dengan terlibat dalam bursa perebutan gelar juara dunia.
Marc Marquez tampil begitu konsisten sepanjang musim dengan hampir selalu finis tiga besar, kecuali saat mengalami crash di GP Italia dan didiskualifikasi pada GP Australia.
Meski begitu, Marc Marquez tetap mendapat perlawanan alot terutama dari Jorge Lorenzo (Yamaha) yang tampil tak kalah konsisten sepanjang musim 2013.
Jelang seri pamungkas di Valencia, Marquez duduk di puncak klasemen dengan koleksi 318 poin sedangkan Lorenzo duduk di peringkat kedua dengan 305 poin.
Dengan keunggulan 13 poin atas pesaing terdekat, Marquez setidaknya memiliki ruang lebih untuk mengatasi tekanan yang dihadapinya pada seri pamungkas.
Tekanan itu tampaknya benar-benar dirasakan Marquez mengingat statusnya sebagai rookie. Start dari pole position, ia sempat turun beberapa peringkat pada awal lomba.
Akan tetapi, Marquez mampu segera bangkit hingga akhirnya mampu finis ketiga dan mengantongi 16 poin dari GP Valencia.
#TBT 2013, @HRC_MotoGP’s @MarcMarquez93 becomes the youngest ever @MotoGP world champion at Valencia #MotoGP pic.twitter.com/aCWf0fkBeZ— Red Bull Motorsports (@redbullmotors) March 3, 2016
Sementara itu, Lorenzo yang start kedua mampu meraih kemenangan. Namun, tambahan 25 poin yang diraih hanya mampu mempertipis jaraknya dari Marquez.
Marc Marquez pun jadi juara dunia MotoGP 2013 dengan torehan akhir 334 poin atau hanya unggul empat angka saja dari Jorge Lorenzo di posisi kedua.
3. Jorge Lorenzo (2015)
Gelar juara dunia MotoGP 2015 diraih Jorge Lorenzo secara dramatis dengan merebut posisi puncak klasemen pada seri terakhir dari rival sekaligus rekan setimnya, Valentino Rossi.
Pada musim itu, Yamaha sangat dominan dengan menempatkan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo sekaligus dalam bursa juara dunia.
Meski berada dalam satu tim, nyatanya kedua pembalap tetap bersaing alot sepanjang musim demi memperebutkan gelar juara dunia MotoGP 2015.
Jelang seri terakhir, Rossi memimpin klasemen dengan torehan 312 poin sedangkan Lorenzo menempel di peringkat dua dengan jarak tujuh poin saja.
Namun, kedua rider start dengan posisi berbeda drastis dalam seri pamungkas di Valencia. Lorenzo memulai lomba dari pole position sedangkan Rossi harus start dari posisi buncit.
The Doctor start dari paling belakang menyusul penalti yang didapat usai dinyatakan bersalah dalam insiden "senggolan" dengan Marc Marquez pada seri sebelumnya, GP Malaysia.
Do you remember this controversial incident between Valentino Rossi and Marc Marquez in ???????? Malaysia? ????
Who was at fault? ????
Share your thoughts below after reliving the @MotoGP Grand Prix of Malaysia 2015 this evening at 5:30pm HKT on FOX Sports! pic.twitter.com/6x8PuV0h7K— ESPN Asia (@ESPNAsia) April 24, 2020
Meski start dari belakang di Valencia, Rossi tetap tampil apik dan bisa melesat ke depan hingga akhirnya finis keempat sehingga berhak atas tambahan 13 poin.
Sayang bagi Rossi, Lorenzo mampu memenangi balapan dan mendapat tambahan 25 angka sehingga memengaruhi hasil klasemen akhir MotoGP 2015.
Jorge Lorenzo menutup musim 2015 sebagai pemuncak klasemen dengan torehan 330 poin sedangkan Valentino Rossi harus tergeser ke peringkat dua dengan 325 poin.
4. Marc Marquez (MotoGP 2017)
Marc Marquez menjadi juara dunia MotoGP 2017 dengan keunggulan 37 angka pada akhir musim atas pesaing terdekatnya saat itu, Andrea Dovizioso (Ducati).
Walau jarak yang ada tergolong lebar, Marquez nyatanya baru bisa memastikan gelar juara dunia hingga menuntaskan seri terakhir.
Sebelum seri terakhir MotoGP 2017 digelar di Valencia, Marquez menduduki puncak klasemen dengan torehan 282 poin atau unggul 21 angka atas Dovizioso.
Secara matematis, Dovizioso masih bisa menikung perolehan angka Marquez meski secara realistis tak akan mudah mewujudkannya.
Dovizioso yang start kesembilan pun sempat menjaga asa untuk jadi juara dunia dengan tampil apik di GP Valencia. Ia bahkan sempat menyodok dan berpeluang masuk zona podium.
Asa Dovizioso sempat menyala saat Marquez yang tengah memimpin lomba kehilangan kendali dan nyaris mengalami crash saat lomba menyisakan tujuh lap.
Momen ini membuat Marquez kehilangan beberapa posisi sehingga dimanfaatkan oleh pembalap di belakangnya, termasuk Dovizioso.
Akan tetapi, perjuangan Dovizioso justru berakhir antiklimaks setelah dirinya mengalami crash hanya satu lap pascakejadian yang dialami Marquez.
GAME OVER! @AndreaDovizioso is down! ????
The Championship is all but over! #FinalShowdown! pic.twitter.com/eBUBHQEUkU— MotoGP™???? (@MotoGP) November 12, 2017
Setelah terjatuh, Dovizioso masih bisa bangkit tetapi akhirnya memutuskan untuk kembali ke garasi dan tidak melanjutkan lomba.
Alhasil, Dovizioso harus puas menutup musim tetap dengan torehan 261 poin sedangkan Marquez yang akhirnya finis ketiga di GP Valencia menutup musim dengan perolehan 298 poin.
5. Francesco Bagnaia atau Fabio Quartararo (MotoGP 2022)
Pada musim 2022, penentuan gelar juara dunia MotoGP kembali harus ditentukan via balapan terakhir yang berlangsung di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol.
Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) berada di "pole position" dengan torehan 258 poin dari 19 lomba yang sudah digelar sebelumnya.
Sementara itu, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) jadi pesaing terdekat dengan jarak 23 poin dari sang pemuncak klasemen.
Bagnaia sejatinya punya kans untuk mengunci gelar juara dunia MotoGP 2022 lebih cepat di Sirkuit Sepang, Malaysia pada akhir pekan lalu.
Sebelumnya, pembalap Italia itu datang ke GP Malaysia 2022 dengan modal keunggulan 14 angka atas Quartararo sebagai pesaing terdekat.
Secara matematis, Bagnaia bisa mengunci gelar juara dunia di Negeri Jiran jika mampu mencetak 11 angka lebih banyak ketimbang Quartararo.
Namun, duel perebutan gelar juara dunia MotoGP 2022 akhirnya harus berlanjut hingga seri terakhir menyusul hasil yang didapat oleh kedua pembalap.
Bagnaia yang memenangi GP Malaysia 2022 berhak mendapat tambahan 25 poin sedangkan Quartararo yang finis ketiga mengantongi 16 poin.
Dengan demikian, peluang Quartararo untuk jadi juara dunia MotoGP 2022 masih terjaga meski dirinya kini sudah terpaut 23 angka dari Bagnaia di puncak klasemen.
Walaupun terpaut jauh, Quartararo secara matematis masih memungkinkan untuk jadi juara dunia musim ini dengan satu syarat.
Syarat yang dimaksud adalah Quartararo wajib menang di Valencia sehingga dapat tambahan 25 poin sedangkan Bagnaia tak boleh finis lebih baik dari peringkat 15 atau dapat satu poin.
Sebenarnya, kedua pembalap bisa menutup musim dengan sama-sama menorehkan 260 poin dengan syarat Quartararo menang di Valencia sedangkan Bagnaia finis ke-14.
Namun, jika skenario itu terjadi, Bagnaia yang berhak jadi juara dunia MotoGP 2022 karena memiliki catatan kemenangan lebih banyak dibanding Quartarao sepanjang musim ini.
Berita MotoGP Lainnya:
Mission Impossible Fabio Quartararo untuk Gagalkan Pesta Juara Dunia Francesco Bagnaia di Valencia
Jack Miller Yakin Momentum Francesco Bagnaia Juara Dunia MotoGP 2022 Ada di Depan Mata