- PB TI ubah metode latihan taekwondoin Indonesia secara mandiri di tengah pandemi virus corona.
- Kebijakan ini sudah diberlakukan PB TI sejak 14 Maret 2020.
- Para atlet tetap dapat pengawasan dari pelatih menggunakan teleconference.
SKOR.id – Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PB TI) tetap mempersiapkan atlet untuk berbagai ajang, termasuk Olimpiade XXXI Tokyo, Jepang, di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Namun berbeda dengan biasanya, Manajer Tim Nasional (timnas) Taekwondo Indonesia Pino Indra mengatakan PB TI mengambil kebijakan untuk mengubah metode pelatihan.
Para atlet kini tidak lagi berlatih bersama di GOR POPKI Cibubur, Jakarta Timur, melainkan dilakukan dengan sistem mandiri.
Meski begitu, taekwondoin Indonesia tetap mendapat pengawasan dari pelatih menggunakan teleconference training.
Baca Juga: PB TI Imbau Pengprov Rumahkan Atlet Pelatda PON 2020
Sistem ini sudah digunakan sejak 14 Maret 2020 lalu untuk menyikapi imbauan pemerintah di tengah pandemi virus corona yang terus meluas penyebarannya di Tanah Air.
Selain itu, ini juga menjadi langkah penyesuaian terkait keputusan penundaan Olimpiade XXXII Tokyo, Jepang yang ditunda hingga tahun depan, yakni pada 23 Juli-8 Agustus 2021.
Sebelumnya, Tim Taekwondo Indonesia tetap menggelar pemusatan latihan nasional (pelatnas) di GOR Popki Cibubur meski Indonesia tengah terjangkit wabah virus corona.
Namun perkembangan terkini, membuat manajemen memutuskan untuk tidak lagi menggelar latihan bersama.
“PB TI menggelar pelatnas di GOR Popki sejak Januari 2020. Pelatnas berjalan seperti biasa sampai pada 14 Maret 2020,” kata Pino Indra dalam teleconference bersama NOC Indonesia, Jumat (3/4/2020).
“Setelah itu, kami ubah jadi sistem mandiri menggunakan teleconference training diawasi pelatih dan pelatih asing,” ia menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, Pino Indra juga mengungkapkan pihaknya akan melakukan penyesuaian terkait realokasi dana bantuan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Baca Juga: Kemenpora Minta Cabor Segera Revisi Program dan Anggaran Pelatnas
“Dana pelatnas sudah cair 70 persen pada 27 Februari 2020. Kemungkinan kualifikasi Olimpiade di Yordania, 5-7 Juni 2020 bakal mundur. Kami belum mendapat laporan selanjutnya. Kami juga akan realokasikan efisiensi sesuaikan kondisi terkini,” katanya.
Seperti diketahui, PB TI secara keseluruhan mendapat bantuan dari Kemenpora sebesar Rp3.609.880.000. Jumlah tersebut lebih sedikit dari yang mereka ajukan senilai Rp3.746.790.000.
Namun di tengah pandemi Covid-19, Kemenpora kemudian meminta induk cabang olahraga (cabor) untuk melaporkan perubahan program dan anggaran pelatnasnya masing-masing.
Kemenpora pun memberikan batas waktu kepada setiap pengurus cabor untuk mengumpulkan revisi tersebut selambat-lambatnya pada 17 Mei 2020.