- Impostor syndrome adalah fenomena psikologis dimana seseorang tidak mampu menerima dan menginternalisasi keberhasilan yang ia raih.
- Dengan kata lain, orang yang mengalami impostor syndrome selalu mempertanyakan dirinya sendiri atas pencapaian atau prestasi yang telah diraih.
- Sindrom ini umum dijumpai dalam kehidupan dan cukup mengganggu karena jika terus menerus terjadi dapat menimbulkan kecemasan, stres, bahkan depresi.
SKOR.id - Beberapa waktu lalu sempat viral mengenai game yang sangat menarik yaitu Among Us.
Dimana dalam permainan tersebut terdapat satu role yaitu impostor yang bertugas untuk membunuh pemain lain dan mengadu domba agar tidak ketahuan bahwa dialah pembunuhnya.
Ternyata di dunia nyata juga terdapat suatu gangguan kesehatan mental yang disebut dengan Impostor Syndrome.
Impostor syndrome adalah fenomena psikologis dimana seseorang tidak mampu menerima dan menginternalisasi keberhasilan yang ia raih.
Dengan kata lain, orang yang mengalami impostor syndrome selalu mempertanyakan dirinya sendiri atas pencapaian atau prestasi yang telah diraih.
Orang tersebut merasa kesuksesan yang berhasil diraih merupakan bentuk dari keberuntungan atau kebetulan semata, bukan karena kemampuan intelektual diri.
Para ahli menyebutkan bahwa impostor syndrome tidak masuk dalam klasifikasi gangguan jiwa
Kendati begitu, sindrom ini umum dijumpai dalam kehidupan dan cukup mengganggu karena jika terus menerus terjadi dapat menimbulkan kecemasan, stres, bahkan depresi.
Sindrom ini biasanya terbentuk karena beberapa faktor yang antara lainnya adalah pola asuh keluarga.
Anak yang tumbuh di lingkungan keluarga yang terlalu mengedepankan pencapaian intelektual, sampai akhirnya lupa bagaimana mengajarkan hal-hal untuk merespon pencapaian tersebut.
Selain itu membandingkan pencapaian antar anak, saudara, atau tetangga juga akan memicu Impostor Syndrome.
Karena anak nantinya akan merasa apa yang telah dilakukan atau diraihnya tidak pernah cukup baik.
Faktor tekanan dari mayarakat yang selalu menuntut untuk jadi pribadi yang sempurna juga bisa memicu sindrom ini.
Karena akan tertanam pola pikir seseorang akan berharga hanya jika ia berhasil dan karenanya tidak berharga ketika gagal.
5 Top Predator di FFIM 2021 Fall https://t.co/JdmSY3N18Q— SKOR.id (@skorindonesia) October 28, 2021
Berita Kesehatan Mental lainnya:
Pahami Dysania, Penyakit yang Bikin Susah Bangun Pagi yang Erat Hubungannya dengan Depresi