- Viktor Axelsen ingin All England mengadopsi peraturan turnamen tenis Wimbledon yang mewajibkan pemain berpakaian serba putih.
- Tren itu coba dimulai Viktor Axelsen kala tampil dalam ajang All England 2020, 11-15 Maret lalu.
- Namun, penampilan serba putih Viktor Axelsen itu justru dianggap bisa melanggar peraturan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
SKOR.id - Viktor Axelsen menyarankan agar All England mengadopsi peraturan turnamen tenis grand slam Wimbledon yang mewajibkan pemain berpakaian serba putih.
Tunggal putra Denmark itu sudah mempraktikkan penampilan serba putih saat berlaga pada All England 2020, 11-15 Maret lalu.
Pada turnamen tersebut, Viktor Axelsen menggunakan seragam tanding serba putih, dengan sentuhan biru dan hijau, buatan Yonex.
"Saya rasa seluruh pemain bisa mengenakan warna putih seperti di Wimbledon. Itu terlihat bagus dan keren," ujar Viktor Axelsen dilansir dari thestar.com.my.
Baca Juga: Jadi Sorotan, Viktor Axelsen Jelaskan Fungsi Menempel Plester di Area Sensitif
Akan tetapi, penampilan serba putih Viktor Axelsen tersebut justru menimbulkan polemik karena dianggap melanggar peraturan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
BWF dengan tegas melarang pemain yang saling berhadapan mengenakan pakaian dengan warna senada. Ini dilakukan untuk memudahkan identifikasi pemain selama berlaga.
Masalahnya, pada All England 2020 lalu, Yonex mengeluarkan seragam khusus berwarna putih dan digunakan oleh hampir semua atletnya.
Alhasil, pertandingan dengan dua pihak mengenakan warna yang senada sulit dihindari. Termasuk laga final tunggal putra antara Chou Tien Chen (Taiwan) dan Viktor Axelsen.
Chou Tien Chen yang menjadi unggulan pertama All England 2020 mendapat hak istimewa untuk memilih warna seragam terlebih dahulu, yaitu putih buatan Yonex.
Axelsen yang menduduki unggulan lebih rendah seharusnya memilih warna yang bertolak belakang. Namun, ia tak melakukannya dan tetap mengenakan seragam putih Yonex.
Karena dianggap sudah melanggar aturan, Axelsen mendapat denda 250 dolar Amerika Serikat (sekitar Rp4 juta).
"Saya pikir peraturan tersebut tidak masuk akal. Saya rasa tidak ada alasan saya harus didenda," ujar pebulu tangkis 26 tahun tersebut.
Baca Juga: Thomas dan Uber Cup 2020 Ditunda
Tunggal putra juara dunia 2017 tersebut mengatakan ada alasan tersendiri mengapa ia berpakaian serba putih di final All England 2020.
"Saya melakukannya karena warna putih sudah digunakan sepanjang turnamen. Saya juga tahu seberapa pentingnya seragam tersebut untuk para sponsor," Axelsen menjelaskan.
Meskipun diselingi polemik soal warna kaus, Axelsen berhasil menutup All England 2020 dengan gelar juara.
Kemenangan 21-13, 21-14 atas Chou Tien Chen membuat Viktor Axelsen berhak membawa pulang gelar juara sektor tunggal putra All England 2020.
Setelah All England 2020 usai, BWF memutuskan untuk menghentikan sementara seluruh turnamen internasional hingga 12 April.
Masa rehat tersebut bahkan akan diperpanjang hingga waktu yang belum ditentukan, minimal hingga akhir Mei nanti.