- Sepak bola Malang dan nasional kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya, mantan gelandang serang timnas Indonesia era 1965-1978, Slamet Pramono.
- Slamet Pramono adalah mantan asisten pelatih Arema Malang Galatama pada 1987-1992 tersebut.
- Ia mengembuskan napas terakhir pada usia 75 tahun di Malang, Jawa Timur.
SKOR.id - Innalillahi wa innailaihi rojiun, publik sepak bola Malang dan nasional kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya, mantan gelandang serang timnas Indonesia era 1965-1978, Slamet Pramono.
Mantan asisten pelatih Arema Malang Galatama musim 1987-1988, 1988-1989, 1989-1990, dan 1990-1992 tersebut, mengembuskan napas terakhir, Sabtu (04/07/2020) pukul 19.30 WIB karena sakit dalam usia 75 tahun.
Pekan lalu, legenda Arseto Solo, Arema Malang, dan timnas Indonesia, Mahdi "Meok" Haris mendahului menghadap Sang Khalik.
Saat ini jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka di Perum Sukun Indah Blok J No 16 Bandungrejosari, Sukun, Kota Malang.
Rencana jenazah akan dimakamkan, Minggu (05/07/2020) pagi di TPU Kasin, Klojen, Kota Malang.
"Beliau adalah panutan kami sejak awal Arema Malang berdiri dan mulai ikut kompetisi Galatama 1987. Meski waktu itu selama empat musim 1987-1992 beliau adalah asisten pelatih, tapi untuk urusan hubungan pemain dan pelatih beliau yang berperan. Beliau sarat pengalaman di timnas Indonesia," ujar mantan pemain Arema Galatama era 1980-1990-an, Singgih Pitono.
"Saya dan semua rekan-rekan pemain merasa sangat kelehilangan, beliau sangat mewakili tipikal sepak bola khas Malang, yang keras, ngeyel, tapi tidak kasar. Innalillahi wa innailaihi rojiun, semoga Allah SWT menerima amal ibadahnya, diampuni semua dosanya, dimasukkan ke surga-Nya," ia melanjutkan.
Slamet Pramono selama karier sepak bolanya sebagai pemain, pernah membela PS Atomcy Malang (1969-1974), PS HW Malang (1962-1969), Persema Malang (1967-1974), PSBI Blitar (1974-1976), dan Persebaya Surabaya (1976-1985). Bahkan almahum lekat dengan julukan "Tendangan Geledeg" semasa menjadi pemain.
".....saat saya membela klub amatir Atomcy Malang, klub itu lebih pantas disebut timnas Indonesia, sebab di klub ini waktu itu ada saya, kiper Suharsoyo, Waskito, Trisno Broto, Sungatman, Sutono, Slamet Bindeng, Agus Salam, dan Eddy Badak," kata Slamet Pramono saat ditemui Skor.id, pada akhir 2019.
"Tahun 1972 PS Atomcy mampu mengalahkan timnas Indonesia senior dua kali, 2-1 di stadion Gajayana dan 1-0 di Stadion Senayan. Saya waktu itu cetak dua gol di Malang dan Jakarta," ucapnya.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Ada Piala Dunia U-20 2021, DPR Setujui Usulan Tambahan Anggaran Kemenporahttps://t.co/blOmC5BxUK— SKOR Indonesia (@skorindonesia) July 4, 2020
Berita Timnas Indonesia Lainnya:
Roadmap Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia U-20, Termasuk TC di Korsel
PSSI Desak Shin Tae-yong Segera Bentuk Kerangka Timnas Indonesia U-19
Bedah Kekuatan Lawan Timnas Indonesia di Piala Asia Futsal 2020