SKOR.id – Hari Santri Nasional diperingati tiap tanggal 22 Oktober, sesuai Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri.
Melansir dari baznas.go.id, tujuan peringatan Hari Santri Nasional adalah untuk memperingati peran santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Hari Santri Nasional pertama kali diperingati oleh kalangan pesantren untuk mengenang jasa para kaum santri bagi kemerdekaan Negara Kesatuan RI.
Banyak ragam kegiatan yang dilakukan pesantren di Indonesia untuk memperingati Hari Santri Nasional ini.
Salah satunya adalah dengan menyelenggarakan pertandingan sepak bola api, yang merupakan salah satu budaya santri warisan kyai.
Mengenai rule of the game, dikutip dari NU Online, seperti sepak bola pada umumnya, pertandingan bola api ini dimainkan oleh santri yang dibagi menjadi dua tim.
Tiap tim memiliki sekitar lima atau enam pemain dan seorang penjaga gawang. Bola api harus menyala sepanjang pertandingan.
Ketika bola api padam, panitia pertandingan harus menggantinya dengan bola baru plus api yang menyala.
Sebelum permainan dimulai, bola batok kelapa kering direndam menggunakan minyak tanah selama beberapa hari, kemudian dibakar.
Para santri sebelum bermain juga diminta untuk berwudu karena filosofinya, seseorang harus bersuci agar mampu mengendalikan nafsu. Setelah itu, mereka melantunkan azan.
Selain Hari Santri, biasanya permainan bola api diselenggarakan oleh santri saat perayaan haflah akhirusannah mutakhorijin (perayaan akhir tahun santri atau siswa yang telah selesai menjalani pendidikan).
Selain itu, juga saat peringatan hari besar Islam seperti Maulid Nabi Muhammad, Isra Mikraj, menyambut Ramadan, Hari Kemerdekaan, dan lain-lain.
Dikutip dari situs Jadesta Kemenparekraf, sepak bola api memiliki filosofi yang menggambarkan tentang kehidupan pribadi manusia yang selalu dibayangi dua unsur saling berlawanan.
Yang pertama adalah akal, dan kedua nafsu. Nafsu diumpamakan sebagai api yang harus dikalahkan dengan akal sehat manusia agar bisa menggapai keberuntungan di dunia maupun akhirat.
Sedangkan menurut situs NU Online, permainan sepak bola api di pesantren digunakan salah satunya sebagai media dakwah.
Nilai-nilai dakwah dalam tradisi permainan bola api ini dilihat dari nilai spiritual dan nilai sosial. Nilai spiritual meliputi ketaatan, takzim, patuh, dan tawakal.
Begitu pun dengan nilai sosial yang terdiri dari taat asas (aturan), kekompakan, gotong royong, dan tertib.