- Menpora Zainudin Amali mengatakan 10 cabor yang sebelumnya sempat dicoret berpotensi tetap dipertandingkan di PON 2020.
- Selain harus ada tuan rumah pendamping, revisi PP terkait tuan rumah PON pun harus dilakukan.
- Provinsi Jawa Timur sejauh ini disebut-sebut sebagai provinsi yang siap mendampingi Papua untuk PON 2020.
SKOR.id - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, mengatakan 10 cabang olahraga yang sempat dicoret pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020 berpotensi tetap dipertandingkan.
Hal ini diungkapkan Zainudin Amali setelah bertemu dengan Gubernur Papua, Lukas Enembe, dan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Marciano Norman, di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (21/1/2020).
Sebelumnya, PON 2020 sempat mencoret 10 cabor dari daftar karena Papua selaku tuan rumah tidak bisa memfasilitasi.
Akhirnya keluar Surat Keputusan (SK) Penyempuraan Penetapan Cabang olahraga PON Papua 2020 yang ditandatangani Ketua KONI Pusat, 11 Oktober 2019 lalu.
Baca Juga: Papua Jadikan PON 2020 Simbol Persaudaraan
Dalam SK tersebut, PON 2020 bakal mempertandingkan 37 cabor dari 47 yang direncanakan.
Dengan kata lain, ada 10 cabor yang terkena rasionalisasi, yakni balap sepeda, bridge, dansa, gate ball, golf, petanque, ski air, soft tenis, tenis meja, dan woodball.
Setelah melakukan pembahasan mendalam, Zainudin Amali mengatakan 10 cabor yang telah dicoret berpotensi tetap bisa dipertandingan.
Syaratnya, harus ada provinsi lain yang bersedia menjadi penyelenggara pendamping PON Papua 2020.
Namun sebelum keputusan itu dieksekusi, mesti ada revisi dari Peraturan Pemerintah (PP) No.17 tahun 2007 pasal 12 ayat 3.
Bunyi dari pasal tersebut, yakni menteri menetapkan 1 (satu) pemerintah provinsi sebagai tuan rumah pelaksana pekan olahraga nasional dengan memperhatikan hasil penilaian musyawarah olahraga nasional.
Perubahaan PP tersebut dilakukan agar menteri dapat menetapkan lebih dari satu pemerintah provinsi sebagai tuan rumah pelaksana PON.
“Saat ini, kami tengah menunggu perubahan PP. Jika PP sudah ada, hal tersebut (tuan rumah pendamping) kemungkinan bisa terjadi,” kata Zainudin Amali.
“Gubernur Papua juga tidak masalah. Nantinya, 10 cabor tersebut juga akan menjadi bagian dari PON 2020,” Zainudin Amali menuturkan.
“Sampai saat ini, kami masih belum menentukan tuan rumah untuk 10 cabor tersebut. Kami harus mempertimbangkan berbagai hal dengan KONI dan PB PON,” katanya.
Baca Juga: Jokowi Terbitkan Inpres tentang Percepatan Dukungan Penyelenggaraan PON dan Peparnas 2020
Sementara iru, Marciano Norman mengungkapkan tuan rumah untuk 10 cabor yang sempat dicoret juga harus memenuhui syarat.
“Tuan rumah yang dipilih adalah yang memiliki venue siap pakai, sehingga tak perlu membangun lagi,” kata Marciano Norman.
“Kemudian juga ada ketersedian anggaran dari pemerintah daerah untuk menyelenggarakan 10 cabor yang semula akan turut digelar di Papua,” Marciano menambahkan.
Sejauh ini Provinsi Jawa Timur(Jatim) disebut-sebut siap menjadi tuan rumah pendamping PON Papua 2020.