- Liga Malaysia 2020 mandek dan usulan potong gaji pemain memanas serta jadi pro kontra.
- Namun, ada dua klub Liga Malaysia 2020 ini lega dengan sikap semua pemain mereka yang rela dipotong gajinya.
- Dua klub Liga Malaysia ini salah satunya adalah tim pro berbasis kampus atau universitas.
SKOR.id - Beberapa pemain termasuk jajaran Asosiasi Pesepak Bola Profesional Malaysia (PFAM) telah menolak untuk membuka negosiasi pemotongan gaji setelah pecahnya wabah Covid-19.
Namun, para pemain klub Liga Premier Malaysia, UKM FC dan pejabat tim itu telah mampu menurunkan ego mereka dengan memungkinkan adanya pemotongan gaji.
Melalui diskusi dengan para pemain, manajemen UKM FC akan memotong antara 15-20 persen gaji mereka dari April hingga akhir dari wabah ini.
Baca Juga: Ini Arahan Federasi Sepak Bola Malaysia soal Potong Gaji Efek Corona
Sikap komponen klub milik Universitas Kebangsaan Malaysia ini mengikuti jejak klub kaya Liga Super Malaysia, Johor Darul Takzim (JDT) yang juga melakukan pemotongan gaji pemain dan ofisial.
Bahkan, jumlah pemotongan mencapai 33 persen dilakukan manajemen JDT kepada pemain dan ofisial mereka.
Baca Juga: Soal Potong Gaji, Federasi Sepak Bola Malaysia Intip Keputusan PSSI
Sekretaris Kehormatan UKM FC Mohd Fairus Shafie mengatakan, langkah ini dibuat jelas bagi pemain yang memahami kesulitan yang dialami manajemen setelah Liga Malaysia harus ditunda sejak 16 Maret 2020.
Periode darurat wabah ini juga menyulitkan sponsor untuk memenuhi komitmen kepada tim, termasuk UKM FC.
Situasi ini membuat manajemen UKM FC tidak punya pilihan untuk mengambil langkah-langkah seperti itu untuk memastikan kelangsungan hidup timnya.
“Gaji pemain untuk Maret 2020 telah dinaikkan dan untuk April, kami telah diberitahu bahwa langkah pengurangan harus diambil," kata Mohd Fairus Shafie.
Baca Juga: 3 Pemain Inter Milan yang Penampilannya di Nilai Buruk Musim Ini
"Rata-rata pemain menerima ini karena liga masih tertunda. Hanya maksimum 20 persen dari pemotongan gaji kami akan diterapkan dan 15 persen untuk pemain berupah rendah."
"Kebijakan ini akan berlanjut sampai periode darurat wabah secara nasional berakhir dan tunduk pada diskusi kedua belah pihak," tuturnya.
Mohd Fairus Shafie mengerti para pemain UKM FC masih terikat kontrak. Tetapi selama musim ini, sekarang merupakan periode yang sangat menantang bagi semua pihak di luar sana.
"Saya menghargai kesopanan para pemain atas keadaan yang semua rasakan ini," ujar Mohd Fairus Shafie.
Baca Juga: Dutra: Tidak Balik ke Brasil, Rumahku di Sini
"Kami mengakui bahwa sponsor tidak dapat membantu tim saat ini karena mereka juga terpengaruh wabah ini."
"Jadi, ini (pemotongan gaji) adalah formula terbaik untuk kebaikan semua," katanya mengakhiri pembicaraan.