- Denny Sumargo akan mengisi kursi Presiden klub Louvre di ABL.
- Sebelumnya, sudah ada beberapa pemain yang masuk manajemen klub setelah memutuskan pensiun.
- Salah satunya Rony Gunawan yang kini menjabat Vice President of Basketball Operations Satria Muda.
SKOR.id - Senin (1/11/2021), mantan pemain Aspac Jakarta dan Satria Muda Jakarta, Denny Sumargo, diumumkan sebagai Presiden Klub Louvre.
Tak main-main, sebab Denny Sumargo bertugas mengatur klub yang bermain di kompetisi basket tingkat regional, ASEAN Baskertball League (ABL).
Keterlibatan mantan pemain dalam sebuah manajemen klub sejatinya bukan barang baru dalam olahraga basket.
Beberapa mantan pemain, baik di level NBA maupun basket Indonesia, kini berperan mengatur organisasi klub.
Sebelum Denny Sumargo, ada Rony Gunawan yang kini menjabat Vice President of Basketball Operations Satria Muda.
Mantan pelatih Denny Sumargo di Satria Muda, Fictor Roring, bertindak sebagai General Manager Pelita Jaya Bakrie Jakarta.
Berikut deretan legenda basket Indonesia yang masuk manajemen klub:
1. Denny Sumargo
Dalam akun Instagramnya, ASEAN Basketball League (ABL) membuat sebuah pengumuman mengejutkan.
Louvre akan jadi kontestan ABL pada musim baru nanti. Lebih menarik lagi, Denny Sumargo akan menjabat sebagai Presiden Klub Louvre.
Selama menjadi pemain, Denny Sumargo adalah pebasket sukses. Lima gelar juara didapatnya, tiga bersama Aspac Jakarta dan dua dengan Satria Muda.
Ia juga menyabet gelar Rookie of The Year di KOBATAMA 2001. Usai pensiun dari basket, Denny Sumargo menggeluti dunia seni peran dan content creator.
2. Rony Gunawan
Direkrut dari CLS Knights Surabaya pada 2006, Rony Gunawan sukses memberikan tujuh gelar juara bagi Satria Muda Jakarta.
Sebelum IBL 2017, Rony Gunawan memutuskan pensiun. Namun, dia tak lantas meninggalkan klub yang telah membesarkannya itu.
Sosok yang akrab disapa Rogun atau Acong tersebut menjabat sebagai Vice President of Basketball Operations.
Rony Gunawan terbukti memiliki kemampuan negosiasi yang baik. Inilah yang membuat Satria Muda memiliki materi pemain kompetitif.
Selama dirinya menjabat VP Basketball Operations, Satria Muda dua kali meraih gelar juara, IBL 2017-2018 dan IBL 2021.
3. Gagan Rachmat
Selama bermain, Gagan Rachmat dua kali membawa Satria Muda juara IBL. Namun, pascakariernya, ia justru jadi manajer rival klasik Satria Muda, Aspac.
Ia masuk Aspac setelah tim lamanya, Stadium Jakarta, mundur dari kompetisi dan memilih bergabung dengan Aspac.
Petualangannya di manajemen klub dimulai sejak 2011. Pensiun sebagai pemain di Garuda Bandung, dia menjabat manajer di klub yang kini bernama Prawira Bandung.
Setelah tiga tahun jadi manajer Garuda, Gagan pindah ke Stadium pada 2015. Jabatan itu diembannya sampai 2017.
Petualangannya di Stadium berakhir karena klub ini mundur dari IBL dan memilih bergabung dengan Aspac.
Pada musim 2017-2018, Gagan jadi manajer Aspac yang sudah mengganti nama ke Stapac. Gagan hanya semusim bertahan di tim milik Irawan Haryono ini.
4. Fictor Roring
Sukses sebagai pemain maupun pelatih, Fictor Roring ditunjuk sebagai General Manager Pelita Jaya pada pertengahan 2017.
Di musim pertamanya sebagai GM, Ito, sapaan akrab Fictor Roring, langsung membawa Pelita Jaya juara IBL 2017.
Fictor Roring sempat turun gunung menjadi pelatih pada IBL 2018-2019. Namun, karena gagal membawa Pelita Jaya ke semifinal, ia mundur.
5. Wijaya Saputra
Wijaya Saputra turut berjasa membawa Stadium masuk semifinal NBL Indonesia, dua kali. Sosok yang akrab disapa Wijin ini kemudian pensiun usai IBL 2016.
Pada IBL 2022, Wijin kembali ke IBL, bergabung dengan Dewa United Surabaya. Tapi bukan untuk bermain, melainkan direktur olahraga.
Berita Basket Lainnya:
Tuan Rumah Fase Reguler Digodok, IBL Pilih 6 Kota
Kembali ke IBL Setelah Sempat Pensiun, Ini Misi Xaverius Prawiro