- Cina pernah menjadi tuan rumah MotoGP selama empat musim.
- Valentino Rossi berhasil mencatatkan dua kemenangan di Sirkuit Internasional Shanghai tersebut.
- Namun sayang, seri ini tak berlanjut karena tidak mendatangkan cuan.
SKOR.id - Seri MotoGP Cina pernah berlangsung pada 2005 hingga 2008, namun ditinggalkan karena tak membuahkan keuntungan.
MotoGP pernah melirik Cina sebagai salah satu tuan rumah balapan. Rumor ini memanas usai gelaran F1 GP Cina sukses digelar pada 2004.
Dorna Sport lalu menyusun jadwal untuk memasukkan negeri tirai bambu. Seperti tahun-tahun sebelumnya, masalah penjadwalan ini menimbulkan polemik.
MotoGP mempersiapkan 17 susunan balapan yang akan dimulai di Eropa, dengan Grand Prix Spanyol di Sirkuit Jerez sebagai pembuka dan akan diikuti oleh balapan di Brasil atau Afrika Selatan.
Namun, kalender yang ditetapkan pun berubah dengan kedua opsi dikeluarkan dari kalender. Namun seri MotoGP Cina dan MotoGP Turki masuk sebagai seri baru.
MotoGP lalu mampir ke Sirkuit Internasional Shanghai yang menjadi tuan rumah seri ketiga kejuaraan balap motor tersebut.
Menjual Keunikan Sirkuit Internasional Shanghai
Salah satu alasan mengapa MotoGP Cina digelar oleh Dorna Sport adalah keunikan Sirkuit Internasional Shanghai.
Formula 1 terbilang sukses menggelar balapan di sirkuit yang sama pada tahun 2004, dan uang sponsor yang menyertainya.
Daya tarik sirkuit ini adalah desainnya. Sirkuit Internasional Shanghai memiliki dua jalur lurus yang sangat panjang, hampir sejauh tiga perempat mil.
Saat itu, mesin MotoGP disebut memungkinkan mencapai kecepatan tertinggi lebih dari 200mph.
Sudut dalam sirkuitnya juga menarik, dengan beberapa belokan yang sangat sempit serta dua tikungan panjang yang membuat sepeda berputar hampir 360 derajat. Secara total, sirkuit ini memiliki 14 putaran, terbagi rata antara kiri dan kanan.
Gagal Jual Keunikan
Namun pada seri pertama, aroma kerugian justru berembus usai gelaran.
Yu Zhifei, manajer umum grup Manajemen dan Pengembangan Sirkuit Internasional Shanghai mengakui bahwa biaya penyelenggaraan MotoGP China membuat perusahaannya mengalami defisit yang sangat besar.
Ya, dalam wawancaranya kepada Shanghai Daily, Sirkuit Internasional Shanghai mengakui bahwa MotoGP Cina tidak seperti seri Formula 1 yang terbukti jauh lebih sukses.
Zhifei menyebut, sektor bisnis Cina tidak tertarik dengan MotoGP terutama dari 100 pabrikan sepeda motor nasional.
Ternyata, hanya dua pabrikan sepeda motor yang hadir di seri pertama MotoGP Cina untuk promosi.
"Kami memiliki begitu banyak merek sepeda motor buatan dalam negeri, tetapi tampaknya kebanyakan dari mereka sama sekali tidak ingin terlibat di MotoGP. Kami tidak berhasil membawa satu pun sponsor utama," kata Yu Zhifei.
"Semua nama yang muncul di sisi lintasan adalah mitra global Dorna Sports. Saya tidak dapat berbicara tentang angka, tetapi kami bahkan belum mencapai titik impas pada acara ini. Tanpa sponsor, kami sangat bergantung pada tiket, yang juga tidak memberi semangat untuk optimis."
Pada MotoGP Cina 2006, jumlah penonton terbanyak dicatatkan. Namun, yang datang hanyalah 32.402 penonton dari kapasitas 150.000 penonton yang dipersiapkan.
Salah satu alumni Haaga Helia University of Applied Sciences, Ye Yengshi, mempublikasikan penelitiannya pada 2020 terkait kerugian MotoGP Cina dari berbagai literatur.
Hasil utama dari studi ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan MotoGP di Cina berlangsung di tengah perubahan budaya finansial dan pasar olahraga motor di CIna.
Yengshi menyoroti pemasaran MotoGP Cina yang tak berkembang dengan kondisi pasar. Dalam penelitiannya, salah satu yang berpotensi menggenjot minat pasar Cina menuju seri MotoGP secara jangka panjang adalah munculnya motor dari Cina yang kompetitif dan ikut dalam kompetisi.
MotoGP Cina Tinggalkan Kenangan
2005: Kemenangan Pertama VR46 di Lintasan Basah
Pada MotoGP Cina 2005, Valentino Rossi menjadi pemenang balapan yang diadakan di tengah hujan lebat. Tempat kedua secara mengejutkan ditempati pembalap non-unggulan Olivier Jacque, sebagai pengganti Alex Hofmann yang mengalami patah pergelangan tangan pada seri MotoGP Portugal.
Jacque memulai balapan dengan di posisi ke-15 di grid dan terus berusaha melewati lapangan untuk finis hanya 1,7 detik di belakang Rossi, untuk memberi Kawasaki hasil MotoGP terbaik mereka. Marco Melandri membulatkan podium ketiga dengan jarak 15 detik di belakang Jacque.
Seri balapan ini turut menjadi seri spesial yang diingat oleh Valentino Rossi, mengingat podium tertinggi di Cina adalah kemenangan pertama sang pembalap di lintasan basah menggunakan motor Yamaha.
2006: Rekor Dani Pedrosa di MotoGP
Tahun 2006, Dani Pedrosa meraih kemenangan MotoGP pertamanya pada perlombaan keempat di kelas utama. Juara dua kali kelas 250cc itu akhirnya finis pertama dengan keunggulan 1,5 detik di depan rekan setimnya, Nicky Hayden.
Menyusul berturut-turut di belakang Hayden adalah Colin Edwards, John Hopkins dan Casey Stoner.
Kemenangan Pedrosa di Sirkuit Internasional Shanghai membawa rekor pembalap termuda yang memenangkan balapan di tiga kelas berbeda.
Pada seri 2007 juga, Sosok Makoto Tamada bahkan sempat mencatatkan kecepatan 343,7 km/jam. Capaian tersebut merupakan "mantan" rekor kecepatan tertinggi yang pernah tercatat di MotoGP, sebelum dipecahkan Dani Pedrosa di Sirkuit Mugello pada 2009.
2007: Pertarungan Stoner vs Rossi
Bergeser ke MotoGP Cina 2007, Casey Stoner memberi Ducati kemenangan pertama mereka di sirkuit Shanghai. Ia melewati Valentino Rossi yang start dari posisi terdepan, diikuti John Hopkins yang naik podium untuk pertama kalinya pada perlombaan ke-82 sepanjang kariernya.
Perlombaan di Sirkuit Internasional Shanghai pada tahun tersebut menjadi bagian dari panasnya rivalitas Rossi vs Stoner. Bagaimana tidak, VR46 membuntuti Casey Stoner sejak dari balapan pembuka di Qatar hingga ke Shanghai.
Namun, performa Rossi lalu menurun usai MotoGP Cina dan finis ketiga di klasemen pembalap pada akhir musim, "membiarkan" Casey Stoner juara dengan selisih 121 poin.
2008: Bagian dari Musim Terbaik Rossi
Musim terakhir MotoGP Cina, pada tahun 2008, menjadi milik Valentino Rossi. Dengan Colin Edward yang tak dinyana meraih pole position, balapan memperebutkan tujuh posisi terdepan berlangsung seru.
Rossi berhasil menjadi yang terdepan mengasapi dua juara Shanghai sebelumnya, Dani Pedrosa dan Casey Stoner.
Kejutan muncul dari Jorge Lorenzo. Pembalap Fiat Yamaha ini engalami retak tulang akibat kecelakaan pada sesi free practice, namun memaksa ikut balapan dan berhasil finis di posisi keempat.
Kemenangan Rossi kali ini juga menjadi hattrick podium pertama Rossi pada musim MotoGP 2008. VR46 menutup akhir musim ini dengan gelar juara dunia bersama Fiat Yamaha.