- J.League adalah salah satu kompetisi sepak bola bergengsi di Asia.
- Perencanaan J.League telah dilakukan sejak akhir tahun 1980-an.
- Federasi sepak bola Jepang
SKOR.id - J.League (Liga Jepang) menempuh sejarah perjalanan panjang, hingga kini bisa menjadi salah satu kompetisi sepak bola terbaik di Asia.
Jika melihat kembali kompetisi sepak bola Jepang sebelum era 90-an, tentu tak akan disangka mereka berkembang menjadi salah satu liga terbaik di Asia.
Pada saat itu, Timnas Jepang belum pernah lolos dari Piala Dunia edisi pertama, 1930, hingga Piala Dunia 1994.
Namun, Federasi Sepak Bola Jepang (JFA), ingin membawa Samurai Biru berhasil menembus putaran final Piala Dunia.
Maka, J.League salah satu fondasi yang dibangun JFA untuk menghasilkan timnas Jepang yang makin berkualitas.
Eksistensi kompetisi di Negeri Sakura dimulai pada 1965 dengan nama Japan Soccer League, yang merupakan kompetisi semipro, sampai 1991.
Mulai 1989, JFA membentuk komite pembentukan kompetisi profesional di Negeri Sakura.
Komite ini kemudian menentukan kriteria klub-klub di Jepang yang berhak gabung dengan kompetisi profesional.
Kriteria bagi klub itu adalah kota domisili, stadion yang jadi markas mereka, sponsor, hingga syarat mengikat lainnya.
Kabarnya, JFA melalui komitenya itu terbang ke Jerman dan beberapa negara Eropa plus Indonesia untuk melakukan studi banding.
Bahkan, komite bentukan JFA itu juga pergi ke Amerika Latin melakukan hal sama. Khusus studi banding di Indonesia, sebab Tanah Air saat itu punya kompetisi semipro Galatama.
Japan Soccer League yang memiliki dua divisi, ada 15 sampai 20 klub kontestannya mendaftar ke komite bentukan JFA itu untuk ikut liga profesional yang baru.
Akhirnya mulai 1992, 10 klub memenuhi syarat tampil pada liga pro di Jepang dan musim itu pula lahirlah Japan Football League.
Japan Football League pada 1992 adalah masa transisi kompetisi dari Japan Soccer League ke J.League.
Sebab, Japan Football League dengan 10 klub peserta jadi momen pertama sebelum J.League edisi pertama bergulir pada 1993.
J.League mulai musim 1994 sampai 1996 setiap edisi tambah dua klub promosi dari Japan Football League dan akhirnya jumlah kontestan menjadi 16.
Masuk musim 1997 dan 1998, Liga Jepang hanya menambah satu klub yang mendapatkan promosi dari Japan Football League dan jumlah anggota liga jadi 18 tim.
Hanya saja pada musim 1999, dua klub dari Kota Yokohama, Yokohama Marinos dan Yokohama Flügels, bergabung menjadi Yokohama F. Marinos.
Pada musim ini juga, lahirlah kasta kedua Liga Jepang atau J2 League dengan peserta 9 klub.
Masuknya sejumlah bintang kenamaan sepak bola dunia pada awal Liga Jepang, baik untuk pemain maupun pelatih pun menaikkan gengsi serta kualitas kompetisi.
Dari jajaran pemain ada dua top scorer Piala Dunia. Gary Lineker, penyerang timnas Inggris peraih sepatu emas Piala Dunia 1986.
Lalu, Salvatore Schillaci yang merupakan penyerang timnas Italia yang merupaka top scorer sekaligus pemain terbaik Piala Dunia 1990.
Gary Lineker gabung klub J.League Nagoya Grampus Eight mulai 1993 dan main selama dua musim mulai usia 32 tahun.
Pada saat itu, Gary Lineker dikatakan sebagai pemain termahal Liga Jepang. Selain itu, Nagoya Grampus Eight juga dilatih Arsene Wenger.
Sedangkan Salvatore Schillaci, dia membela Jubilo Iwata pada 1994 sampai 1997. Ada juga Ramon Diaz dari Argentina dan juga Zico asal Brasil.
Ramon Diaz adalah pasangan Diego Maradona saat timnas Argentina junior menjuarai Piala Dunia Junior 1979 (kini Piala Dunia U-20) di Jepang.
Sementara itu, Zico adalah striker timnas Brasil pada tiga Piala Dunia dan memiliki julukan Pele Putih.
Zico gabung J.League pada 1994 untuk Kashima Antlers setelah sebelumnya pada 1991 dia membela Sumitomo Kinzoku Kogyo Shukyu Dan pada kasta kedua Japan Soccer League.
Karier Zico di Jepang sangat awet bahkan pada 2002 sempat menangani timnas Jepang. Lalu, Zico melatih timnas Jepang pada putaran final Piala Dunia 2006 di Jerman.
Untuk Ramon Diaz, dia membela Yokohama Marinos pada 1993 sampai 1995. Pada Liga Jepang edisi perdana musim 1993, Ramon Diaz jadi topskor J.League.
Berita J.League Lainnya:
Pindah ke Kawasaki Frontale, Chanathip Songkrasin Jadi Salah Satu Pemain Termahal di J.League
Karier Melejit, Mimpi Buruk Timnas Indonesia Selangkah Lagi Gabung Juara J.League