- Skor Indonesia membahas salah satu wingman legendaris di sejarah F1, Rubens Barichello.
- Status legenda ini layak disematkan pada sang pembalap, meski belum pernah meraih gelar juara dunia.
- Catatan 11 kemenangan, 68 podium, dan 658 poin sepanjang 18 musim balapan menjadi bukti kapabilitas sang pembalap.
SKOR.id - Berbicara tentang sosok wingman terbaik di Formula 1, nama Rubens Barichello tak bisa diabaikan.
Bagi pecinta Formula 1, nama Rubens Barichello jelaslah tak asing. Barichello dikenal luas ketika membela Ferrari, menjadi pendamping Michael Schumacher dalam enam musim.
Ya, sejak F1 2000-2005, Barchello layaknya angin di bawah sayap Schumacher. Peran Barichello besar dalam lima gelar yang disabet Schumi sepanjang periode tersebut.
Namun, karier balap sang legenda sebenarnya tak hanya di Ferrari. Barrichello sebenarnya mulai menunjukkan tajinya sejak tahun 1993, membalap untuk dua tim papan tengah sebelum akhirnya membalap untuk tim Kuda Jingkrak.
Pembalap Hebat di Tim Medioker
Prestasi Rubens Barichello sudah tampak mentereng sebelum masuk ke lintasan F1. Ia adalah peringkat tiga F3000 musim 1992, juga juara British Formula 3 pada 1990.
Pesona ini membawa Barichello ke tim Jordan, tim pertamanya di Formula 1. Pada musim pertamanya, pembalap yang punya julukan 'Rubinho' ini tampil kurang apik dan sering gagal finis.
Namun, cerita berubah di musim keduanya. Barrcihello meraih podium pertamanya pada F1 GP Pacific di Jepang, di tangga nomor tiga. Musim ini, sang pembalap mengumpulkan 19 poin.
Jordan lalu bertandem dengan Peugeot, dan Barichello masih sering gagal finis. Performanya pun menurun pada tahun 1995-1996.
Barichello pun pindah ke tim Stewart Ford pada musim 1997. Namun, ia mengawali empat balapannya musim tersebut dengan gagal finis. Meski begitu, capaian terbaik Barichello diraih bersama tim ini, setelah menduduki podium kedua di F1 GP Monaco.
Barichello kembali dilirik sebagai pembalap yang kompetitif pada 1999. Setelah langganan gagal finis pada enam musim awalnya di F1, musim di akhir abad 20 ini menjadi musim terbaik sang pembalap meski berseragam tim papan tengah.
Barichello naik podium di tiga seri, GP San Marino, GP Prancis, dan GP Eropa. Bahkan, Barichello mengasapi pembalap sekelas Mika Hakkinen, Michael Schumacher, atau David Coulthard.
Performanya di musim ini turut membawa sang pembalap hijrah ke Ferrari pada musim F1 2000.
Bersinar Bersama Ferrari
Rubens Barichello diperkenalkan sebagai pembalap Ferrari pada awal tahun 2000. Ia bertandem dengan Michael Schumacher, sebagai pesaing duet McLaren Mercedes, Mika Hakkinen-David Coulthard.
Mendapat mobil terbaik, Barichello langsung tampil apik pada seri pertama F1 2000 di Australia. Di saat duo McLaren Mercedes gagal finis, Barichello membersamai Schumacher merebut podium pertama dan kedua.
Pada musim ini juga, Rubens Barichello mendapat kemenangan pertamanya, pada F1 GP Jerman 2000. Ia "menjaga" posisi Schumacher yang gagal finis, mengasapi Hakkinen-Coulthard yang finis di posisi kedua dan ketiga.
Barichello terus menyumbang poin bagi tim dan berperan penting dalam lima gelar juara Michael Schumacher.
Duet Barichello dan Schumacher pun menjadi duet terbaik Ferrari. Schumacher memenangkan juara dunia berturut-turut dari tahun 2000 hingga 2004, dan tim Ferrari juga memenangkan kejuaraan konstruktor pada tahun 1999 dan 2004.
Dari tahun 2000 hingga 2005, Rubens Barrichello membela tim Ferrari. Selama periode tersebut, peringkat tahunan Barrichello adalah 4, 3, 2, 4, 2, dan 8.
Masa emas Rubens Barichello sebagai wingman terjadi pada 2000-2005, setelahnya masa emas menjadi milik juniornya, Mark Webber dan Valtteri Bottas.
Baca Seri Wingman F1 dari Skor.id:
Mark Webber, Wingmen Red Bull Racing Generasi Pertama