- Menembak berharap tambah wakil dalam Olimpiade 2020.
- Fathur Gustafian jadi kandidat yang diajukan PB Perbakin untuk bisa dapat wildcard.
- Sejauh ini, baru satu atlet yang lolos ke Tokyo, Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba.
SKOR.id – Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia (PB Perbakin) Joni Supriyanto berharap bisa tambah atlet ke Olimpiade 2020 via wildcard.
Fathur Gustafian jadi kandidat yang diharapkan PB Perbakin untuk berlaga dalam ajang empat tahunan itu, menyusul penampilan apiknya di SEA Games XXX/2019 Filipina.
Ketika itu, ia meraih emas pada nomor 10 M Air Rifle beregu campuran bersama Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba. Fathur Gustafian juga meraih perak pada 10 M Air Rifle putra.
"Perebutan kouta sudah habis. Sekarang menunggu wildcard. Kami berharap Fathur bisa turun pada nomor 10 M Air Rifle putra dan beregu campuran," kata Joni Supriyanto di Jakarta, belum lama ini.
Baca Juga: Rafael Nadal dan Gelar Mexican Open 2020 yang Sarat Makna
Sejauh ini, Indonesia telah meloloskan Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba yang lolos melalui kualifikasi. Ia akan turun dalam nomor 10 M Air Rifle putri.
Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba memastikan keikutsertaannya pada Olimpiade 2020 usai mengumpulkan skor minimum dalam Asian Shooting Championship 2019.
Dalam event yang berlangsung di Doha, Qatar, 5-13 November 2019 itu, dirinya mengumpulkan 625,4 atau melebihi batas minimum skor di Asia, 625.
"Selain tampil di 10 M Rifle putra dan putri, Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba dan Fathur Gustafian dapat tampil bersama di beregu campuran," kata Joni Supriyanto.
Baca Juga: IBL 2020: Kandaskan Louvre, Pelita Jaya Akui Dapat Mukjizat
Pria berpangkat Letnan Jendral TNI itu menambahkan, segala persiapan telah dilakukan PB Perbakin agar Vidya Rafika bisa maksimal di Tokyo.
"Tahun lalu, kami pelatnas di Hannover, Jerman. Di sana, kami melihat atlet dunia bermain. Pekan depan, kami akan ke New Delhi, India," ujarnya.
Selain bertekad menambah atlet pada Olimpiade 2020, pria berusia 55 tahun itu menuturkan kalau Perbakin juga fokus pembinaan jangka panjang.
"Dari senior sampai muda karena (olahraga) menembak bukan berdasarkan usia tapi skor. Memang ada kejuaraan junior tapi kalo junior skornya tinggi, boleh main di mana saja."