SKOR.id - Rionny Mainaky sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI mengevaluasi hasil Badminton Asia Championships (BAC) atau Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2023 yang meleset dari target.
PBSI awalnya menarget tiga medali emas dari sektor tunggal putra, ganda putra, dan ganda campuran pada kejuaraan yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab tersebut.
Sayangnya, hanya tunggal putra melalui Anthony Sinisuka Ginting yang sukses menuntaskan target medali emas dari PBSI.
Rionny Mainaky pun memuji penampilan Anthony Sinisuka Ginting yang menurutnya memiliki daya juang tinggi.
"Dia yang bersusah payah harusnya kalah saat melawan China, tapi dia berusaha," kata Rionny dilansir dari Antara.
"Itu dari daya juangnya luar biasa dan ini harus ditiru oleh sektor lain," lanjutnya.
Rionny sangat menyayangkan kegagalan ganda putra meraih medali BAC 2023 meskipun mengirim pemain nomor satu dunia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Sementara itu, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati yang ditargetkan juara Asia tahun ini justru mengalami cedera di tengah laga dan mundur dari turnamen.
"Rehan yang sayang, dia sedikit kendala. Itu sebenarnya sudah terjadi di sini (Pelatnas), saat jumping sudah tidak enak," ucap Rionny menambahkan.
"Tiga hari ke sana (Dubai) kami kira bisa, tidak tahunya masih belum sembuh total. Target tadinya mungkin dia bisa ambil di emas.
Rionny pun menyoroti mentalitas para pemain yang cenderung labil terutama dari sektor ganda putri.
PBSI bertekad membenahi mentalitas Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan kolega sebelum kualifikasi Olimpiade Paris 2024 resmi dimulai bulan Mei ini.
Eks pelatih Jepang tersebut juga menyoroti adaptasi pemain yang terkadang menjadi alasan kegagalan meraih hasil maksimal di pertandingan.
"Kalau bicara lapangan itu memang penting sekali. Itu bukan alasan, harus kami pelajari," tegasnya.
"Di sini juga mengalami. Kalau anak-anak ini harus lebih siap dari segala situasi. Lapangan, bola, itu bukan alasan."
Sebagai eks pelatih tunggal putri, Rionny juga menyoroti penampilan Gregoria Mariska Tunjung yang masih memiliki celah dalam kontrol bola ketika berhadapan dengan pemain elite dunia.
"Kendalanya kalau kata Grego karena kondisi angin, banyak buat salah. Berarti kontrolnya kurang bagus," kata Rionny menjelaskan.