- Prestasi membanggakan diraih tiga pesenam aerobik Indonesia dalam Slovak Aerobic Open 2021.
- Mereka berhasil menyabet dua medali perunggu di nomor perseorangan pria dan trio.
- Pencapaian ini jadi modal berharga ketiga atlet DKI tersebut menyambut PON Papua.
SKOR.id - Tiga pesenam aerobik DKI Jakarta berhasil meraih dua medali perunggu saat berlaga dalam Slovak Aerobic Open 2021.
Atlet cabang olahraga gymnastic meraih prestasi membanggakan dalam Kejuaraan Dunia Slovak Aerobic Open 2021 di Bratislava.
Hasil yang diraih ini menjadi bekal positif menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua, 2 Oktober hingga 15 Oktober 2021.
Klub gymnastic Estafet Indonesia yang diwakili Gregorius Agung Iswarabawa, Ita Yuniati, dan Naura Oryza Sativa, meraih posisi ketiga untuk kategori perseorangan pria dan peringkat ketiga untuk kategori trio (1 pria dan 2 wanita).
Agung, yang meraih medali perunggu, mencatat skor terbaik di nomor perorangan sepanjang sejarah aerobik Indonesia yaitu 20.450.
Atlet aerobik Gymnastic DKI Jakarta itu menjadi pesenam aerobik Indonesia yang bisa tampil final tiga kategori yaitu perorangan pria, berpasangan, dan trio.
Pada nomor berpasangan, Agung dan Ita Yuniati mencatat skor yang lebih tinggi dari kejuaraan dunia di Baku, Azerbaijan, yaitu 19.200.
Di event ini, Agung dan Ita ada di posisi keempat dengan skor 19.500. Sedangkan di nomor trio, Agung, Ita dan Naura Oryza Sativa meraih medali perunggu.
Pelatih tim senam DKI, Fahmy Fachrezzy, mengatakan timnya mempersiapkan diri selama dua bulan untuk menghadapi kejuaraan ini.
Menurutnya secara keseluruhan, pencapaian yang diraih anak asuhnya tersebut sangat baik sehingga mampu memukau para juri.
Hal ini sesuai dengan tujuan mereka sejak awal, yakni evaluasi teknik dari para juri yang memiliki kualifikasi dunia (FIG Brevet).
Sebut saja pelatih-pelatih asal Rusia, Lithuania, Jerman, Azerbaijan, Turki, Hungaria, Swedia, Cekoslovakia dan Slovakia.
“Karena kejuaraan ini merupakan try out menuju PON Papua 2020. Kita semua berharap dapat menampilkan yang terbaik di PON nanti,” kata Fahmy.
Estafet Indonesia adalah klub aerobik dan gymnastic pertama yang berdiri tahun 1990 dan tertua di Indonesia.
Estafet Indonesia turut berkontribusi untuk perkembangan aerobik gymnastic Tanah Air dengan mengangkat nama Indonesia di event aerobik gymnastic internasional.
Mereka, misalnya, sempat mewakili Indonesia di kejuaraan dunia di Baku dan berturut-turut dua event internasional lainnya di Slovakia dan Bulgaria.
Saat ini kebanyakan atlet gymnastic kelas juara dunia berasal dari negara-negara Eropa Timur seperti Rusia, Rumania, Hungaria, dan Bulgaria.
Sedangkan di Eropa, dari Italia, Azerbaijan dan Turki yang jadi lawan serius. Untuk di Asia, gymnastic asal China, Jepang, Korea dan Vietnam, mampu konsisten.
Fahmy berkeyakinan tak ada kata terlambat untuk sukses. Saat ini insan olahraga aerobik dan gymnastic tanah air mulai berbenah dan sudah dalam pola benar.
“Sudah saatnya Indonesia berada di level top dunia, namun itu butuh proses perjuangan yang tidak mudah,” ujar Fahmy.
Lebih lanjut, Fahmy menambahkan, pihaknya membutuhkan dukungan sponsor yang bisa mendukung rencana program klub untuk mengejar Grand Prix dunia.
“Nah, itu kami kesulitan di situ (sponsor). Kalau program latihan dan perkembangan teknik, kami kurang lebih sama dengan klub-klub juara dunia,” kata Fahmy.
“Jadi semoga saja ada yang mau mendukung kami," ujarnya memungkasi.
Berita olahraga lainnya:
Sembarang Tayangkan Cuplikan Pertandingan, Pengelola Akun Instagram Diseret ke Pengadilan
Diikuti 1.015 Peserta, Senam SAH Virtual Kemenpora Catat Rekor MURI