- Gelandang Persita Tangerang, Raphael Maitimo, berharap Liga 1 2020 bisa dilanjutkan kembali.
- Jika diadakan turnamen pengganti, Raphael Maitimo berharap ada kejelasan gaji dari Persita.
- Kisah musim 2015, saat liga dihentikan dan diganti turnamen, situasinya sangat merugikan.
SKOR.id - Gelandang Persita Tangerang, Raphael Maitimo, punya harapan besar terkait opsi kelanjutan kompetisi kaste tertinggi Indonesia, Liga 1 2020.
Sepak bola di Indonesia memang sedang berhenti berdenyut karena pandemi virus corona, setidaknya hingga 29 Mei 2020 dan berpeluang dihentikan total.
PSSI menghentikan sementara kompetisi hingga tenggat waktu tersebut karena status darurat bencana yang diterapkan pemerintah Indonesia.
Berita Persita Lainnya: Pemain Asing Persita: Indonesia Bisa Berkaca ke Dunia
Dilanjutkan atau tidaknya kompetisi musim ini bakal merujuk pada status lanjutan status darurat covid-19 yang akan diumumkan setelah 29 Mei 2020.
Maitimo pun terkena dampak mulai dari tak ada aktivitas hingga pemotongan gaji dari Persita. Sedikit banyak kondisi seperti ini menyulitkan pemain.
"Paling penting itu kesehatan kita semua. Jadi, kalau harus dihentikan, itu opsi pertama. Tapi, semoga bisa lanjut kompetisi musim ini dan semua jalan seperti biasa," katanya.
Meski baru sebatas wacana, jika kompetisi tidak bisa dilanjutkan, kemungkinan PSSI akan mengadakan turnamen atau kejuaraan sebagai penggantinya.
Menanggapi opsi tersebut, Maitimo rupanya tidak sepenuhnya setuju. Sebab, gelandang berusia 36 tahun ini merujuk pada kejadian 2015 lalu.
Kala itu yang juga tidak ada kompetisi, gaji pemain tetap terbengkalai meski sepak bola bisa terus bergulir dengan adanya turnamen.
Berita Persita Lainnya: Daftar Kiper Persita 10 Tahun Terakhir, Annas Fitranto Jadi Harapan Besar
"Kalau diganti dengan turnamen, saya tidak terlalu senang. Sebab, seperti tahun 2015, klub tetap akan bayar 10 atau 25 persen gaji, dan itu risiko buat pemain," kata Maitimo.
"Kalau tidak lolos dari fase grup, bagaimana? Pasti tidak bisa main lagi. Kalau diganti turnamen boleh, tapi gaji harus dibayar 100 persen sampai kontrak selesai," ia memungkasi.