- Mick Schumacher kemungkinan tak dapat kursi F1 2023 karena Haas lebih suka dengan Nico Hulkenberg.
- Ralf Schumacher menilai keputusan prinsipal Haas, Gunther Steiner, karena alasan pribadi.
- Menurut mantan pembalap Williams, Mick Schumacher sulit menorehkan prestasi karena tekanan berlebihan.
SKOR.id - Grand Prix Abu Dhabi jadi balapan pamungkas Mick Schumacher di Formula 1. Pembalap Jerman itu kehilangan kursinya di Haas dari Nico Hulkenberg.
Setelah menjuarai Formula 2 pada 2020, Schumacher yang kala itu jadi bagian Akademi Ferrari dipromosikan ke Haas. Alih-alih mendulang poin, ia malah menguras dana tim karena sering crash.
Padahal, finansial tim terbatas dengan adanya budget cap. Putra Michael Schumacher dan Corina jadi pembalap terlemah kedua F1 2020-2021 karena tak punya poin sama sekali.
Baru musim ini, dengan VF-22 lebih kompetitif, ia mampu meraup 12 poin dan bertengger di peringkat ke-16 dalam klasemen. Perolehan itu tak cukup membuatnya bertahan di Formula 1.
Pertengahan tahun ini, Ferrari mengumumkan Schumacher tidak lagi jadi bagian akademi mereka mulai musim depan. Tentu saja, lebih mudah bagi Haas mendepaknya.
Skuad Amerika Serikat tersebut sepertinya kapok menurunkan pembalap tak berpengalaman. Mereka berencana menduetkan Kevin Magnussen dan Nico Hulkenberg musim depan.
Dengan hampir semua kursi F1 sudah terisi, tinggal Williams yang menantikan Logan Sargeant memenuhi syarat poin superlicence, praktis pintu untuk Schumacher tertutup.
#ad #theonlywayisthrough #MSC47 @UnderArmour ???? pic.twitter.com/1cD2JLI12F— Mick Schumacher (@SchumacherMick) November 7, 2022
Hal ini menimbulkan keprihatinan dari sang paman, Ralf. Komentator Sky Sports Jerman tersebut curiga ada motif pribadi di balik keputusan Haas tak memperpanjang kontrak Haas.
“Mick menunjukkan punya potensi. Tapi apapun yang dia lakukan, tim dan Gunther Steiner tidak puas dengan itu. Keseluruhan tingkah lakunya tidak bisa dijelaskan dengan standar normal,” ujarnya dilansir Speedweek.
“Pasti ada alasan personal. Saya kira Gunther Steiner tidak bisa mengatasi fakta bahwa ada orang lain jadi fokus di Haas. Dia sangat senang jika jadi orang yang ada di depan.”
Mantan pembalap Williams F1 itu mengritisi gaya kepemimpinan Steiner.
“Anda tak bisa menyebutnya manajemen personalia. Anda harus memotivasi pekerja Anda. Mick berada di bawah tekanan konstan agar tak membuat kesalahan, kalau tidak, dia tak bisa terus mengemudi dengan Haas,” tuturnya.
“Ketika Anda berada dalam tekanan besar, maka tidak bisa mengemudi dengan bebas.”
Berita Mick Schumacher Lainnya
Baca Juga: Bernie Ecclestone Sarankan Mick Schumacher Lupakan F1
Baca Juga: Bos Williams Buka Pintu untuk Datangkan Mick Schumacher