- Tulisan Ini adalah jurnal perjalanan wartawan Skor.id yang berada di Kota Wuhan.
- Rangkaian tema "Pulang karena Corona" akan menceritakan proses evakuasi, observasi, dan kepulangan WNI.
- Evakuasi WNI dari Provinsi Hubei karena wabah Corona dekat dengan masa debut pemain anyar Manchester United, Bruno Fernandes.
SKOR.id - Minggu, 2 Februari 2020 dini hari, lepas dari konter pengecekan barang kabin di Bandara Internasional Tianhe, Wuhan, sekelompok laki-laki menghadap pada satu layar ponsel yang sama.
“Aduh, mainnya masih kurang ini.”
Begitu kata Phillip Hartono, salah satu Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Provinsi Hubei pada hari itu.
Laga Manchester United kontra Wolverhampton Wanderers menjadi laga yang spesial bagi beberapa WNI yang saat itu menunggu proses evakuasi. Dan Phillip menjadi pemrakarsa acara nonton bareng ini lewat layar ponsel pintar miliknya.
Ya, laga debut Bruno Fernandes ini menjadi salah satu laga yang menemani proses kepulangan WNI, kurang lebih selama delapan jam menunggu hingga pesawat Batik Air yang menjemput bisa lepas landas dari Bandara Internasional Tianhe, Wuhan, China.
Mirip dengan rumor Fernandes-MU
Proses evakuasi ini memang mirip dengan bagaimana media memberitakan kepindahan Bruno Fernandes ke Manchester United.
Sebelum kota Wuhan resmi dibatasi aksesnya pada 23 Januari 2020, rumor transfer Bruno Fernandes juga sudah simpang siur.
Hal yang sama dengan apa pengalaman para WNI yang saat itu berada di Provinsi Hubei dan Kota Wuhan.
Rencana untuk memulangkan WNI di Kota Wuhan sebenarnya telah muncul sejak kontak pertama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing.
Namun, di sisi yang sama, beberapa media di Indonesia juga membingkai “pesimisme” soal kemungkinan WNI dipulangkan.
Pesimisme ini dibalut dengan masifnya informasi soal prediksi, analisis, serta video-video yang tersebar menjadi berita.
Bahkan, mungkin kita masih ingat bahwa proses evakuasi ini sempat penjadi pro-kontra, dengan adanya penolakan di ekosistem media maya.
Baca Juga: Saran untuk Man United, Jangan Jadikan Bruno Fernandes Nomor 10
Stalking dari Media
Pada minggu pertama “dikuncinya” Kota Wuhan, beberapa WNI terutama mahasiswa menjadi "target" para wartawan untuk dimintai keterangan.
Mungkin, sudah ratusan pernyataan dan berita mengudara di jagad maya, surat kabar, frekuensi di udara dan layar kaca mengenai kondisi WNI di sana.
Informasi ini saling beradu dengan bombastisnya sudut pandang yang berbeda tentang wabah Covid-19, nama resmi virus Corona.
Tak hanya dari program berita, program variety show di televisi juga mengangkat topik ini sebagai sajian utama.
Rumah-rumah keluarga WNI juga banyak yang disatroni, untuk ditanyai kabar sekalian menguras emosi.
Ya, media handling menjadi salah satu tugas berat para mahasiswa dan warga Indonesia lainnya pada masa-masa tersebut.
Sempat down, tapi kami berhasil
Masalah paling pelik muncul pada tanggal 29 Januari 2019, saat para media memberitakan beberapa rapat kementerian terkait dan juga rapat koordinasi mengenai proses evakuasi.
Perwakilan Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi obyek pemberitaan yang di-blow-up.
Pernyataan mengenai “santai saja”, “keadaan aman”, dan “masih belum tentu kapan proses pemulangan” menjadi narasi yang diulang-ulang oleh media papan atas Indonesia.
Apakah kami merasa down? Banyak yang merasakan. Mengingat, narasi kepulangan sempat digaungkan secara masif, termasuk dari mulut Istana Negara.
Di tengah proses pendataan yang memakan waktu banyak, frekuensi ponsel berdering dari keluarga yang cemas juga banyak berdatangan.
Namun, pada saat itu kami terus menenangkan keluarga lewat personal dan juga pernyataan media.
Hingga tanggal 30 Januari, Presiden Joko Widodo resmi memerintahkan proses evakuasi segera dilakukan.
Baca Juga: Khawatir Virus Corona, Kemenpora Instruksikan Perbasi Tunda Kualifikasi FIBA Asia Cup 2021
Ayo mulih, rek!
Sebanyak 12 titik penjemputan tersebar di Provinsi Hubei untuk memulangkan 241 WNI menuju Tanah Air.
Proses mobilisasi terjauh menempuh waktu hampir lima jam, ditambah dengan sekitar delapan jam menunggu di bandara hingga pesawat dengan nomor penerbangan BTK-8619 lepas landas.
Berada di koridor garbarata, kami melihat secuil pesan dari kokpit pilot, bertuliskan “Ayo Mulih, Rek!” yang berarti sebagai ajakan untuk mari pulang dalam bahasa Jawa (Timur).
Ini video tanggal 01.02.2020 saat kami berjalan menuju badan pesawat. Kami yang di belakang barisan hanya bisa menduga-duga kalimat apa yang tertulis dari sang pilot pic.twitter.com/VfCKyfJUF4— Yuliannova Chaniago (@ylchaniago) February 11, 2020
Disambut dengan “astronot”, begitu kami menyebut petugas dengan alat pelindung diri lengkap yang menyambut kami di dalam Si Burung Besi.
Proses persiapan berlangsung kurang dari 45 menit hingga pesawat terbang menuju Bandara Hang Nadim, Batam.
Tanggal 2 Februari 2020, Lima jam usai hasil seri Manchester United kontra Wolverhampton Wanderers, 241 WNI tiba di Tanah Air Tercinta.