- Evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan penyelenggaraan sepak bola Indonesia diselenggarakan oleh Kemenpora pada Kamis (6/10/2022).
- Dalam agenda tersebut, terdapat beberapa catatan penting yang wajib dilakukan pihak-pihak terkait.
- PSSI akan kembali merumuskan peraturan keamanan pertandingan yang baru bersama Polri.
SKOR.id - Kemenpora menggelar rapat evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan penyelenggaraan sepak bola Indonesia di Auditorium Kemenpora, Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Agenda tersebut dilakukan sebagai upaya tindak lanjut atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kab. Malang, 1 Oktober 2022, yang telah menyebabkan 131 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka.
Kemenpora mengundang beberapa pihak mulai dari PSSI, Polri, Kemenkes, BNPB, Kemendagri, klub, hingga suporter untuk turun dalam evaluasi tersebut.
Dari hasil rapat yang dilakukan selama kurang lebih dua jam, PSSI disebutkan banyak mendapat tugas salah satunya adalah keterlibatan federasi dalam peraturan yang akan dibuat Polri terkait keamanan pertandingan tingkat tinggi.
Peraturan baru yang sedang dirumuskan tersebut nantinya tentu akan berpedoman terhadap peraturan yang ditetapkan FIFA sebagai induk sepak bola dunia.
Wakil Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto, menyebut bahwa Tragedi Kanjuruhan telah membuka ruang untuk makin menyelaraskan peraturan FIFA dengan peraturan sepak bola di negara ini.
"Kami bersyukur pemerintah memfasilitasi kami. PSSI adalah organisasi yg menginduk kepada FIFA dan kami terikat aturan FIFA," kata Iwan Budianto.
"Sebelum ada kejadian ini, adalah hal mustahil menyamakan aturan FIFA dengan aturan negara ini," ia menambahkan.
Iwan Budianto menambahkan, selama ini peraturan FIFA memang sulit diterapkan secara 100 persen di negara ini.
Utamanya karena keterbatasan klub dalam memiliki fasilitas pertandingan dan personel keamanan.
Iwan membandingkan kondisi Indonesia dengan contoh ideal yang ada di klub-klub Eropa.
"Apa yang diatur oleh FIFA, itu kan susah kita laksanakan 100 persen di sini. Seperti contoh paling simpel stadion. Di Eropa itu, semua klub mempunyai stadionnya masing-masing. Sementara klub di sini meminjam (stadion)," ucap Iwan.
"Sementara di Eropa, keamanan di sana itu pegawai dari klub tersebut, yang digaji setiap bulan yang tugasnya memang untuk mengamankan sebuah pertandingan."
"Tetapi di Indonesia karena keterbatasan kepemilikan tadi, sekaligus keterbatasan personelnya, maka panitia pelaksana pertandingan di 18 klub Liga 1 itu meminta kekuatan dan keamanan dari kepolisian. Itu yang membedakan, sehingga masing-masing mempunyai peraturannya sendiri-sendiri," mantan Ketua Badan Liga Amatir Indonesia itu menjelaskan.
Iwan berharap, peraturan keamanan pertandingan yang kini tengah didiskusikan bersama pihak Polri dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan event sepak bola di Indonesia.
"Insyaallah ini jadi perbaikan sepak bola Indonesia ke depan karena ada banyak yang dibuat sekarang yang diakomodir dari FIFA," Iwan Budianto menuturkan.
Baca Juga Berita Tragedi Kanjuruhan Lainnya:
PSSI Sebut Delegasi FIFA dan AFC Bakal ke Indonesia, tapi Bukan untuk Investigasi
Tragedi Kanjuruhan: Tanggapi Desakan Publik, Ketua Umum PSSI Tolak Mengundurkan Diri