- Konflik PSSI dengan pelatih timnas Indonesia U-19, Shin Tae-yong membuat psikologis pemain terganggu.
- Jika dibiarkan berlarut, apalagi kian parah, kondisi ini bisa menghancurkan soliditas timnas Indonesia U-19.
- Para pemain timnas Indonesia U-19 berharap konflik di internal PSSI segera disudahi dan fokus membangun.
SKOR.id - Sudah jatuh tertimpa tangga. Peribahasa ini sedang dialami anak-anak timnas Indonesia U-19 yang akan tampil dalam Piala Asia U-19 2020.
Sudah tak bisa menjalani latihan dengan efektif karena berlangsung secara virtual, muncul konflik di internal PSSI, yang naifnya membara lewat media massa.
Itu berawal dari curhat kasar Shin Tae-yong, pelatih timnas Indonesia, ke media massa Korea Selatan soal profesionalitas PSSI terkait program latihan.
Shin merasa tak didukung PSSI karena program-program yang telah dicanangkan sejak awal musim tak disetujui PSSI. Salah satunya pemusatan latihan di Korea.
Masalah memanas karena PSSI, lewat pernyataan Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, yang dimuat di kanal resmi PSSI, membalasnya dengan tak kalah kasar.
Hal ini lantas menjadi perbincangan publik di media sosial. Bahkan, nama Indra Sjafri masuk daftar trending topic selama dua hari di media sosial Twitter.
Mirisnya, media sosial pribadi Indra Sjafri (di Instagram) diserang publik. Unggahan terakhir Indra sampai dikomentari 3.247 komentar, yang dominan negatif.
Pertentangan PSSI dengan Shin Tae-yong ditambah komentar pedas publik, tanpa disadari mengganggu psikologis pemain-pemain timnas U-19.
"Ga bisa komentar bang," begitu jawaban anak-anak timnas Indonesia U-19 yang dihubungi Skor.id pada Senin (22/6/2020) dan Selasa (23/6/2020).
Sutan Diego Armando Zico salah satunya. Konflik terbuka PSSI dan pelatih mereka, Shin Tae-yong, membuat pemain bingung, pusing, sekaligus tak bisa komentar.
"Ya, gimana ya, ga ngerti deh," ucap Zico. Hal sama diucapkan bek timnas Indonesia U-19, yang pada Februari lalu mengikuti pemusatan latihan di Thailand.
Satu yang pasti, pemuda-pemuda yang juga diproyeksikan tampil dalam Piala Dunia U-20 2021 ini berharap konflik segera reda dan program timnas berjalan lancar.
Menurut Asti Laksmiari, eks-psikolog timnas Indonesia U-16 pada 2018, sejatinya setiap anak-anak di dalam timnas Indonesia telah memiliki mentalitas resilience.
Maksudnya, situasi yang mendesak juga menjatuhkan, bisa dipantulkan menjadi daya bangkit. Hal tersebut diketahui Asti selama mendampingi timnas.
"Seperti bola basket yang dibanting, kian keras dibanting kian tinggi ia memantul. Semoga mentalitas seperti itu tertanam kuat di dada pemain," kata Asti kepada Skor.id.
Walau begitu, konflik di internal PSSI, utamanya orang-orang struktural dengan profesional, tak menjadikan mentalitas resilience sebagai dalih adanya konflik.
Pasalnya, kejadian sekecil apapun bisa merusak harmonisme dan soliditas timnas, jika tak ditangani dengan baik dan penuh kehati-hatian.
"Semoga kondisinya segera normal," ucap winger timnas Indonesia U-19 yang musim ini sudah mendapat kontrak dari klub papan atas Liga 1 2020.
Berita Timnas Indonesia U-19 Lainnya:
Resmi, Jadwal Pertandingan Timnas U-19 dalam Piala Asia U-19 2020
Calon Lawan Timnas U-19 di Piala Asia: Pemain Muda Terbaik 2019
Asisten Pelatih Timnas U-19 Takut Komentari Hasil Undian Piala Asia U-19 2020
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.